Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuhh
Alhamdulillah, aku bisa publish cerita lagi.
Cerita ini aku ikut sertakan dalam event NuNoBe bersama Noia selama 30 hari.
Aku harap cerita ini bisa membawa manfaat untuk kalian para pembaca.
Happy reading🌻🌻🌻🌻
*****************************************
.
.
.
.
.~Jika bunuh diri diperbolehkan, mungkin aku sudah melakukannya sejak awal~
*Nazra Pelangi Hilya*
.
.
.
.
.
.
________________________________________"Yahh, bolanya terbang jauh." Gumam gadis kecil berusia 8 tahun yang kini tengah bermain dengan kakak laki-laki dan ayahnya.
"Ambil Pelangi, kan kamu yang harusnya nangkap bola itu." Teriak kakak laki-lakinya sambil menunjuk tempat dimana bola itu berhenti, ada di tengah jalan di samping taman.
"Iya." Gadis kecil yang dipanggil Pelangi itu pun menyetujui permintaan kakaknya, ia berlari mengambil bola tanpa melihat kendaraan yang mungkin saja lewat di jalan itu.
Dan benar saja, sebuah mobil MPV melaju kencang dari arah selatan.
"Pelangi, awas." Teriak ibunya yang melihat sebuah mobil yang siap menabrak tubuh anaknya, dengan sekuat tenaga ia berlari berusaha menyelamatkan gadis kecilnya.
Brakk
Pelangi jatuh tersungkur ke sebuah rerumputan taman, ibunya berhasil menyelamatkannya. Ia menolehkan kepalanya ke belakang, ke arah jalan dimana ia akan tertabrak tadi. Matanya membola sempurna, "IBU" Teriaknya. Kelopak mata Pelangi tak sanggup lagi menahan airmata yang menggenang, ia menangis melihat kondisi ibu di depannya. Terkulai lemas dengan tubuh yang berlumuran darah. Tubuh itu kini sudah dikerumuni banyak orang termasuk ayah dan kakak laki-lakinya. Pelangi tak mampu lagi melihat bagaimana kondisi ibunya, tubuhnya ikut lemas juga penglihatan yang semakin lama semakin kabur. Gadis kecil itu pingsan di rerumputan pinggir jalan.
"Hahh"
Seorang gadis mengerjapkan kedua matanya, nafasnya kini terengah-engah seperti telah lari berkilo-kilo meter jauhnya. Namun ia tidak berada di jalan ataupun lapangan melainkan di kamarnya sendiri. Ia baru saja bangun dari mimpi buruknya, mimpi yang seringkali muncul mengganggu tidur nyenyaknya.
Mimpi itu mengingatkannya pada kejadian 12 tahun yang lalu, kejadian yang merenggut nyawa ibunya. Kejadian yang menyebabkan ia dibenci seluruh anggota keluarga, mulai dari ayah hingga paman dan bibinya. Kejadian itu merubah 360 derajat kehidupannya, sebelum itu ia merasa menjadi seorang anak yang paling beruntung tapi tidak dengan sekarang. Bukan lagi pujian yang ia dapatkan, melainkan cacian dan hinaan yang tanpa henti.
"Ibu, anak yang dulu Ibu selamatkan kini telah dewasa. Anak itu sudah berumur 20 tahun, Bu. Apa Ibu tak ingin melihatnya, apa Ibu tak ingin memeluknya." Gadis itu bergumam, tetesan air mata tiba saja luruh dari kelopak mata cantiknya. Ia menangis, tak sanggup lagi menahan rasa rindunya kepada sang ibu, wanita hebat yang rela mati untuknya.
"Pukul 3 pagi, lebih baik aku sholat." Gadis itu menghapus airmatanya dan bergerak menuruni ranjang menuju kamar mandi untuk membasuh muka dan berwudhu.
Nazra Pelangi Hilya, nama gadis cantik yang kini sedang berdiri di atas sajadah hendak melakukan sholat tahajjud. Keluarganya sering memanggilnya, Pelangi. Ibunya bilang, pelangi itu sangat indah dengan 7 warna yang menjadi kombinasinya. Saat itu, panggilan Pelangi adalah yang terindah untuknya. Namun tidak untuk sekarang, bukan membenci ia hanya tak ingin lagi di panggil dengan sebutan itu. Pelangi yang katanya ada banyak warna kini sudah beralih menjadi hitam pekat tak ada warna. Pelangi itu kini sudah tak lagi menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK RAINBOW
General Fiction"Ra, kata orang pelangi itu indah, berwarna warni. Apa benar? kalau iya, tolong ceritakan sedikit tentang pelangi padaku." Nazra tersenyum sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sahabatnya ini. "Sekarang ada pelangi, apa yang kamu lihat?" Nazra menata...