7. Al-Qur'an untuk Aiza

0 0 0
                                    

"Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan." - (Q.S Huud: 115)
.
.
.
.

"Maaf Nazra, saya tidak bisa meminjami kamu uang sebanyak itu. Ini cuma ada 10 juta."

Nazra menundukkan kepalanya menerima uluran uang itu, saat ini ia berada di ruangan pemilik butik tempatnya bekerja. Ia mencoba untuk meminjam uang kepada bosnya itu, jujur sebenarnya ia malu. Tapi tidak ada cara lain, ia harus mencoba. Dan ya, benar saja Bu Atika-bosnya- tidak mampu meminjamkan uang 90 juta kepadanya. Jumlah uang itu tidak sedikit, siapapun tidak mungkin meminjamkannya.

"Terimakasih Bu, saya minta maaf sebesar-besarnya." Kata Nazra, kemudian berpamitan keluar ruangan dengan lesu. Bu Atika hanya mampu meminjaminya uang 10 juta maksimal, itu tandanya masih kurang 80 juta agar ia bisa melunasi hutang ayahnya.

"Kemana lagi aku harus mencari uang?" Batin Nazra, tidak mungkin jika harus meminjam uang terhadap orang lain lagi. Dengan apa ia harus membayarnya nanti? Sedangkan gajinya saja pasti akan terpotong hutangnya pada Bu Atika.

"Mbak?" Seorang wanita paruh baya menghampiri Nazra, ia sentuh bahu gadis itu karena tidak mendengar panggilannya.

"Eh iya, Bu." Nazra melonjak kaget, "ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya kemudian dengan menampilkan senyuman terbaiknya. Berbeda dengan ekspresi lesunya beberapa detik yang lalu.

"Saya mau mencari baju pengantin, dimana ya?"jawab wanita paruh baya itu.

"Mari saya antar, Bu." Nazra berjalan menuju tempat dimana baju pengantin di pajang.

"Ini ada beberapa baju pengantin, atau Ibu bisa memesan jika Ibu kurang cocok dengan yang ini." Tutur Nazra, ia mengulurkan sebuah album kepada wanita di depannya. "Ini contohnya yang lain." Sambungnya.

"Nama kamu siapa?" Tanya wanita itu membuat Nazra mengernyitkan alisnya bingung.

"Nazra Bu," meski bingung mengapa wanita itu menanyakan namanya, Nazra tetap menjawab. Hanya nama, apa salahnya orang lain tahu?.

"Nama yang indah, cocok dengan wajah kamu yang cantik." Puji wanita itu, "saya Hazna." Sambungnya memperkenalkan diri. Ia kembali memilah-milah gaun yang ada, dan sesekali menatap Nazra.

"Menurut kamu, gaun mana yang bagus untuk pernikahan anak saya?" Tanyanya.

"Selera setiap orang berbeda-beda Bu, kenapa calon pengantinnya tidak ikut saja?" Nazra tak berani menjawab, pilihannya belum tentu sama dengan selera calon pengantin.

Hazna nampak menghela nafasnya, "anak saya terlalu sibuk, sampai tidak ada waktu untuk sekedar datang ke butik." Jawabnya.  Ia menunjuk sebuah gaun putih panjang di depannya, "tolong ambilkan itu Nazra." Katanya.

Menurut, Nazra mengambil sebuah gaun putih yang di desain indah dengan beberapa mutia dibagian dadanya. Gaun panjang yang memang di desain untuk wanita muslimah. Jika bisa, ia juga menginginkan gaun ini untuk ia pakai saat pernikahannya nanti.

Nazra segera menggelengkan kepalanya, "mikir apa kamu, Nazra." Batinnya bersuara. Gaun ini adalah gaun terindah diantara yang lain menurutnya, juga gaun termahal. Mana mungkin ia mampu membelinya?.

"Kamu coba ya?" Kata Hazna membuat Nazra kembali mengernyitkan alisnya. "Maaf Bu, karyawan disini tidak diperkenankan mencoba baju. Kecuali dia datang sebagai pembeli." Kata Nazra memberitahu.

Hazna kembali menghela nafasnya, kenapa ia bisa lupa jika wanita yang disampingnya ini adalah karyawan. Ia terlalu terobsesi dengan Nazra, entah kenapa meski baru pertama kali bertemu ia merasa sangat klop dengan Nazra. "Andai saja kamu yang menjadi calon mantu saya, Naz." Batinnya.

BLACK RAINBOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang