Feng Yijue melupakan satu hal penting, tentang kelahiran Cub yang istimewa. Dia masih berada di perusahaan ketika Zhang Zhifei menelponnya tiba-tiba mengeluh tentang rasa sakit di perutnya.Dia terkejut, lalu dengan cepat kembali untuk melihat pria yang sudah berbaring di kamar dengan bantuan kepala pelayan, ia memiliki genangan darah di antara kakinya. "Lao gong, ini sakit. Huh.. " Dia menghembuskan nafas teratur guna mengurangi rasa sakit yang sama sekali tak berkurang. Langit di luar yang tadinya cerah berubah menjadi gelap seketika diikuti gemuruh berulang kali. Feng Yijue menekankan kegelisahan di hatinya, meminta semua orang pergi meninggalkan mereka berdua.
Dia naik untuk membantu Zhang Zhifei mengatur nafas, mengelus perutnya menenangkan Cub yang hendak lahir, bibirnya telah mengucapakan berbagai mantra untuk mempercepat kelahiran.
Zhang Zhifei tidak dapat membantu dirinya untuk tidak berteriak setiap kali rasa sakit menghantam, ini seperti bagian bawahnya terkoyak paksa. Dia mencengkram lengan Feng Yijue yang memang di tujukan guna melampiaskan rasa sakitnya hingga berdarah. "Ahh!!! Jika.. aku tahu.. akan sesakit ini, hgghhh.. aku tidak akan... mmhhh.. menerimanya.. Feng Tua, ini terakhir kalinya aku... melahirkan bayi untukmu.. oke?" Erangnya putus-putus oleh rasa sakit.
Petir besar datang, menggelegar dengan gemuruh panjang, Zhang Zhifei merasa jiwanya tersedot keluar, anak ini, sama sekali tak berperasaan, menyiksanya sampai mati. Sejujurnya ini separuh benar.
Rasa sakit yang amat hebat menyiksanya, bibirnya telah lama di gigit hingga berdarah, keringat dingin membanjiri wajahnya yang tampan, Zhang Zhifei menutup matanya, hendak menyerah. Tiba-tiba, penglihatannya menjadi gelap, dia tidak ingat apa yang terjadi pada saat berikutnya.
Setelah ia bangun, Feng Yijue sedang menyeka keringat di wajahnya, murid keemasan muncul, menakuti Zhang Zhifei, tetapi lama-kelamaan setetes air mata jatuh, kemudian semakin deras, pria itu menangis dengan kejam di dadanya. "Maaf, maafkan aku. Aku berjanji tidak akan pernah membuatmu mengalami rasa sakit ini kedua kalinya, aku bersungguh-sungguh. Maafkan aku, Fei'er."
Isak tangis memenuhi telinga Zhang Zhifei, membuatnya luluh tanpa sadar. Dia mengusap surai hitam Feng Yijue dengan sayang, "Baik. Jangan menangis lagi, oke. Kamu menjadi lebih tua ketika menangis, pria tua yang jelek." Hiburnya dengan suara rendah. Situasinya sendiri yang masih kurang sehat membuat Feng Yijue ragu, dia menyimpan kepalanya di lekukan leher Zhang Zhifei lama, menata suasana hatinya yang berantakan.
"Dimana bayinya?" Dia menyentuh perutnya yang sudah kembali normal, bahkan abs-nya masih ada. Zhang Zhifei tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Mengandung Cub, benar-benar keajaiban.
Feng Yijue membeku, dia dengan cepat pulih, memasang wajah memelas lalu membawa sesuatu dalam gulungan selimut kecil berbulu, itu telur Cub. "Ini Cub, dia.. saat ini.."
"Haaa.." Zhang Zhifei pingsan setelah melihat bayinya berubah menjadi sebutir telur emas yang mengkilap, ba.
Seminggu kemudian, di ruang parkir bawah tanah.
"Fei'er, jangan lakukan ini, oke? Cub sangat merindukanmu, bagaimana mungkin kamu tega mengabaikannya?" Rengek Feng Yijue, menyedihkan.
Tiap kali mendengar tentang Cub, Zhang Zhifei hanya merasakan kerutan di dahinya semakin dalam, bagaimana bisa dia melahirkan sebutir telur? Sudah bagus dia membawanya selama sembilan bulan penuh, dan sekarang, yang lahir adalah sebuah telur?
Cub-telur emas yang lucu-menyedihkan, menangis, "Wuwuwu, Mama tidak menginginkanku lagi, mama membenci ku, wuwuwuwu."
Seminggu setelah kelahiran Cub, Zhang Zhifei shock ketika pertama kali melihatnya. Dia marah, kecewa, lucu, marah dan bingung saat itu, segera setelah kondisi tubuhnya pulih, dia mengubur diri dalam pekerjaan. Feng Yijue satu-satunya yang bisa mendengar telurnya menangis tiap hari juga merasa sangat bersalah, salahkan dia yang lupa memberitahu istrinya. Dia telah berulang kali membujuk agar Zhang Zhifei melihat Cub, namun selalu di tolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] My Wife is A Heartless Beauty
FanficPresiden Zhang merupakan pemain sejati, bukan hanya mulutnya penuh dengan madu, matanya penuh dengan kesombongan dan arogansi. Namun itulah yang membuatnya tampak cantik. Di sisi lain, Feng Yijue, seorang Roh Spritual Phoenix yang baru saja terbangu...