chapter 3

54 7 0
                                    

"kau tidak melanjutkan sketsa mu Ella?" Tanya Albedo kepada Izella berada di belakang nya.

"Hah..aku tidak berminat. Tiba-tiba saja ide ku buntu~" ucap Izella melanjutkan bermain game online di handphone nya sembari menyenderkan punggungnya ke punggung Albedo.

"Itu sebabnya kita disini Ella, untuk mencari inspirasi. Kau dengan lukisan mu dan aku dengan tulisan ku."

"Aku sudah lelah~ lebih baik aku melihat mu menulis saja hehe." cengir Izella yang hanya di balas helaan nafas kesal Albedo.

Keheningan menyelimuti kedua insan ini beberapa saat, bukan keheningan yang canggung, ini cukup nyaman- ah tidak sangat nyaman malah.

Langit biru yang cerah dan bersih tanpa adanya awan disambut dengan semilir angin yang lembut, suasana yang sangat tenang, serta duduk di atas padang rumput yang luas, tak lupa pula dengan hamparan ladang bunga di dekat mereka.

Rasanya sangat nostalgia. Hari dimana mereka pertama kali bertemu, tak lupa pula dengan Klee —adik Albedo— yang langsung menyukai kehadiran Izella yang saat itu hanyalah orang asing.

Mengobrol bersama, bercanda ria diakhiri dengan pemberian mahkota bunga yang telah dibuat khusus oleh Klee untuk Izella.

"Kakak! Klee buat mahkota bunga ini untuk kakak!"

"Hehe kakak sangat cantik dengan mahkota bunga itu, seperti tuan putri!!"

"Ella, kenapa kau melamun? Apa ada sesuatu yang menggangu mu?" Tanya Albedo yang menyadarkan Izella dari lamunannya.

"E-eh ya? Oh tidak, hanya saja rasanya nostalgia saat kita pertamakali bertemu." ujar Izella.

"Oh saat itu ya? Hahaha, aku masih ingat saat pertamakali melihat mu. Wajah mu penuh dengan cat dan coretan dimana-mana." Ucap Albedo sembari terkekeh kecil

Mendengar kekehan Albedo, Izella mencoba membela dirinya dengan rengekan kecil "Hei ayolah~~ saat itu aku benar-benar serius saat membuat sketsa, jadi secara langsung mau tak mau aku juga harus memakai beberapa cat."

Izella menghela nafas kesal lalu mendelik sebal kearah Albedo "Lagian tak ada bedanya dengan mu kan? Di sekitar mu saat itu sangat banyak gulungan kertas tak terpakai."

"Yaa saat itu aku sedang mencari ide untuk buku ku yang selanjutnya."  ucap Albedo sambil berdehem kecil menyembunyikan fakta bahwa saat pertamakali ia bertemu sang kasih juga tidak dalam kondisi yang bersih dan rapih atau malah bisa di bilang sangat berantakan.

Tertawa dengan reaksi albedo yang menurutnya lucu, Izella pun merubah posisi duduknya dari belakang Albedo menjadi ke sebelah nya lalu menyenderkan kepalanya ke bahu sang adam sambil memandang ke arah ladang bunga yang terhampar luas di depan mata mereka.

"Saat itu Klee sampai memarahi mu loh, karena menurut nya kau membuang sampah sembarangan, walau pada akhirnya kau membersihkan kertas-kertas itu dulu baru melanjutkan menulis mu."

Albedo mendengus geli saat mengingat momen itu  "aku tidak bisa menyalahkan nya karena kertas-kertas itu memang berserakan kemana-mana. Klee memang tidak suka jika banyak barang yang berserakan. Bertepuk tangan lah dengan didikan nya Tante Alice."

"Tante Alice ya? Sudah lama aku tak mengunjungi nya. Sepertinya akhir Minggu ini aku akan ke rumah Tante Alice untuk melihat kabarnya sekalian bermain bersama Klee."

"Kau mau ikut?" Tanya Izella sambil melirik ke arah Albedo.

"Hm..boleh juga. Aku ikut kalau begitu" balas Albedo sambil ikut menyenderkan kepalanya di atas kepala Izella.

Ahh sepertinya sekarang tidak hanya Izella yang berhenti menggambar sketsa, namun Albedo juga berhenti menulis sejenak dan menikmati suasana yang tenang tersebut bersama sang kasih.

Suasana yang dimana sudah lama keduanya tak merasakannya.

Suasana yang sangat tenang dan sangat cocok untuk menjernihkan pikiran sepasang seniman ini.

Jika ada mesin penghenti waktu, sangat ingin mereka berdua memberhentikan waktu saat itu juga.

Lagipula, jika bisa bolehkah mereka berharap agar momen seperti ini akan ada terus selamanya??

Fantasy || AlbedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang