chapter 1

119 16 0
                                    

Seorang gadis sedang mencoret-coret warna di atas kanvas yang berukuran 70 x 100 cm tersebut. Mencampur-padukan setiap warna, mengikuti imajinasi serta hatinya.

Mengutarakan isi pikirannya di setiap coretan warna yang ia buat.

Tak sedikit bekas cat yang berserakan membuat dirinya sedikit berantakan, namun itu tidak membuat ia hilang akan fokus.

Sang gadis sibuk dengan dunia nya sendiri.

Ia tak akan berbohong jika berkata bahwa ia tak dapat mengutarakan perasaannya di dalam kata-kata. Namun, ia akan memberitahukan perasaannya melalu coretan warna yang sangat elok rupa nya.

Coretan coretan abstrak dengan perpaduan warna yang bertabrakan, namun memiliki makna serta pola tersendiri dari masing-masing coretan yang dibentuk.

Itulah yang membuat lukisannya sangat terkenal, bahkan di pajang di berbagai museum seni ternama.

Tidak ada yang bisa membuat fokus gadis ini hancur, kecuali satu hal.

Drtt.. "♪♪~"

Suara dering handphone membuat fokus nya hilang. Seharusnya ia marah jika ada sesuatu yang membuatnya kehilangan fokus.

Namun, suara dering yang telah di setel khusus membuatnya mengurungkan niat untuk marah. Alih-alih marah, tangannya dengan cepat meraih gawai nya untuk menjawab panggilan tersebut.

Ya, suara yang di dering tersebut adalah sebuah lagu. Lagu yang sangat berarti bagi nya dan juga dia, sang kasih.

"Chalk prince"

Nama yang sang gadis berikan untuk sang pujaan. Bukan tanpa alasan ia memberikan sang puan nama tersebut. Hanya saja, baginya julukan tersebut sangat lah cocok untuk sang kekasih.

Bagaimana tidak?

Rupanya yang sangat menawan bak pangeran dalam dongeng,

Mata biru terang nan tenang bak lautan yang luas,

Rambut pirang pucat sebahu yang tampak sangat lembut,

Dan yang terakhir,
Kulit putih sepucat kapur.

Benar-benar sempurna bukan?

Terkadang sang gadis merasa ia adalah gadis yang paling beruntung di dunia karena memiliki kekasih yang amat sempurna ini.

Tak hanya rupa, sang kasih juga memiliki tutur kata yang halus serta lembut saat berbicara dengannya, juga sang kasih sangatlah pintar atau bahkan jenius. Kepintaran atau ilmu yang ia punya berada dia atas rata-rata orang normal.

Semakin dipikirkan semakin sang gadis merasa ialah orang yang paling beruntung di dunia.

Binar mata yang semulanya redup menjadi berkilauan kembali saat berbicara dengan sang kekasih walau hanya berbincang lewat telepon.

Sembari memandangi ramainya kota dari atas apartemen miliknya, dengan bersemangat gadis jelita itu berceloteh riang dengan orang diseberang telepon.

Diakhir pembicaraan mereka, sang lelaki diseberang sana mengajak bertemu dengan dalih makan siang bersama.

Mendengar kata makan siang, kepala sang gadis menoleh kearah jam dinding yang menunjukkan tepat pada tengah hari.

Karena kesibukan masing-masing, mereka jarang bertemu. Namun mereka berdua sebisa mungkin meluangkan waktu sebentar untuk bertemu dan beristirahat sejenak dari pekerjaan mereka.

Sang gadis menyetujui ajakan tersebut, yah rehat sejenak tak masalah bukan?

Lagipula,sudah lama ia tak bertemu dengan sang kekasih.














"Akhirnya kita mempunyai waktu untuk beristirahat sejenak ya, albedo."

Fantasy || AlbedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang