FM-05√

48.2K 4.7K 41
                                    

Senin pagi di kediaman wiracana terlihat begitu tenang dan damai.

ya, kecuali di salah satu ruangan yang menjadi kamar dari sang tuan muda kita, Reandra kenzie wiracana.

Sudah hampir satu jam rean berdiri di depan cermin, memperhatikan penampilannya yang sudah keren dengan pakaian sekolahnya.

Hari ini adalah hari yang sudah rean tunggu-tunggu sejak ia bertransmigrasi ke tubuh rean yang asli. Apalagi jika bukan kembali merasakan bangku sekolah yang sudah lama ia rindukan.

Dulu setelah rean keluar dari panti asuhan, rean terpaksa berhenti sekolah akibat tidak memiliki uang untuk membayar uang SPP. Jangankan membayar uang bulanan sekolahnya, untuk makan sehari-hari saja sulit.

Padahal rean sangat suka bersekolah. Karena di sekolah ia bisa belajar dan bertemu orang-orang yang mau menjadi temannya.

Itulah sebabnya rean begitu bersemangat untuk pergi ke sekolah lagi. Walaupun ia harus siap untuk menjadi siswa SMA di umurnya yang seharusnya masih duduk di bangku SMP. Tapi rean yakin dengan kemampuan otaknya yang bisa di bilang cukup pintar untuk anak seumurannya.

Di tambah rean juga mendapatkan sedikit ingatan milik rean asli yang bisa sedikit membantunya.

Cklek

"Tuan muda, apa anda sudah siap?"tanya sergio kepada rean yang masih terlihat sibuk menata rambutnya.

"Belum, bentar lagi"balas rean tanpa mengalihkan perhatiannya ke sergio yang sudah siap dengan tas sekolah milik rean.

"Tapi tuan muda, ini sudah hampir jam tujuh"sergio melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 06:57 yang menandakan jika kurang lebih lima belas menit lagi bel masuk sekolah akan berbunyi dan upacara hari senin akan di mulai.

Tapi seolah tidak peduli, rean justru masih asik bercermin dan mengabaikan sergio.

"Santai om, masih lama masuknya kok"ucap rean santai.

"Tapi tuan mud-"

"Ssstttt! Diem om, lagi fokus nih. Oh iya, ngomong-ngomong mereka udah pada pergi belum?"sergio menaikkan salah satu alisnya bingung atas pertanyaan rean.

"Mereka siapa tuan muda?"tanya sergio.

Rean berdecak
"Ck, ya keluarga gue lah. Emang siapa lagi om?!"dasar minus akhlak emang si rean ini. Mentang-mentang sekarang jadi tuan muda dia berani ngomong seperti itu kepada sergio yang umurnya lebih tua darinya. Untung majikan, kalo enggak mungkin udah di pites sama sergio. Eh, tapi mana tega sergio mites rean yang udah dia anggap adiknya sendiri.

Sergio menghela nafasnya
"Sudah tuan muda, kecuali tuan deric dan tuan destian yang masih minum kopi di meja makan"jawab sergio.

Mendengar itu rean menjadi kehilangan semangatnya. Rean fikir dengan sedikit menunda waktu berangkatnya, ia bisa menghidar dari bertemu dengan keluarganya terutama deric dan destian. Tapi sialnya mereka berdua belum pergi dan sedang minum kopi.

Gagal sudah rencananya untuk tidak bertemu mereka di hari paling bahagianya ini.

Ish, lagian gak biasanya ayah dan kakak sulungnya itu lambat pergi bekerja. Biasanya mereka yang pergi paling awal dari seluruh anggota keluarga.

"Yaudah ayok! tapi hari ini gue mau berangkat naik motor"ucap rean dan berjalan keluar dari kamarnya di ikuti oleh sergio yang masih setia membawakan tas sekolah milik rean.

"Naik motor? Tapi bukannya tuan muda tidak bisa menggunakan motor?"rean berhenti dan melihat sergio yang menatapnya dengan tatapan aneh.

Ah, rean lupa jika rean yang asli  tidak bisa menggunakan motor dan selalu pergi menggunakan mobil dengan sergio yang menjadi sopirnya. Berbeda dengan rean yang walaupun tidak pernah memiliki motor, tapi dia pernah belajar menggunakan kuda besi itu. Bahkan rean pernah ikut balapan untuk mendapatkan uang dengan menggunakan motor milik temannya.

"Siapa bilang gak bisa? Jangan ngeremehin gue ya om! Gini-gini gue ini lelaki sejati yang multitalenta. Jadi bisa melakukan apapun termasuk naik motor!"ucap rean kepada sergio sebelum ia dengan cepat berjalan meninggalkan bodyguarnya itu. Bisa gawat jika sergio sampai curiga dengan rean yang ternyata bukanlah rean yang asli melainkan jiwa lain yang telah bertransmigrasi dan memasuki tubuh tuan muda kesayangannya.

Sementara sergio yang mendengar ucapan dari tuan mudanya hanya terdiam. Ia tidak percaya jika tuan mudanya benar-benar bisa menggunakan motor karena selama sergio bersama rean, ia tidak pernah sekalipun melihat rean belajar bahkan menyentuh kuda besi itu. Jadi bagaimana rean bisa menggunakan motor?

Sergio akui jika tuan mudanya itu pintar, tapi tetap saja itu terdengar mustahil untuknya.

Jangankan menggunakan motor, rean bahkan tidak bisa menggunakan sepeda. Karena itulah kali ini sergio sedikit khawatir dengan perubahan dari tuan mudanya itu.

Ingin sergio melarangnya, tapi dia tidak memiliki hak untuk melarang rean untuk melakukan apapun yang ingin dia lakukan termasuk naik motor.

Karena, hanya deric sajalah yang berhak untuk melarang rean melakukan sesuatu.

Sayanganya, deric tidak pernah melarang rean atas apapun yang dia lakukan. Selama apa yang rean lakukan tidak merusak nama keluarga dan mengganggu urusannya.

Setidak peduli itulah deric kepada rean.

"Semoga tuan muda segera mendapatkan kebahagiaanya"

🐾Tbc.

=========
Jangan lupa
Vote+comen+follow me🐣
=========

Figuran Matre [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang