PAID

258 9 45
                                    

You should pay all of this shit, Jo...
Or
You better die for nothing...

****

Soo Hyuk mengepulkan asap rokok ke udara. Matanya memicing, menatap ke arah ranjang berukurang besar itu. Suara geraman dan erangan berbaur dengan suhu dingin ruangan yang menguar aroma nikotin. Sekali lagi bibirnya menghisap lalu meniupkan gumpalan putih itu keluar dari rongga mulut dan lubang hidung.

Pria berumur 40 tahun di depan sana mencabut penisnya dari lubang anal seorang pemuda. Menyisakan letih, peluh, dan juga isak yang berusaha diredam oleh tumpukan bantal. Dengan sedikit tergesa pria itu beringsut turun dari ranjang. Dia memakai lagi celana dalam lalu celana panjangnya dengan sambil sesekali melirik jam digital di atas nakas.

"Shit."

Soo Hyuk mendengarnya bergumam kesal. Dia buru-buru memakai kemeja yanh dikancing secara asal, melewatkan dua kancing teratas hingga dada bidang pun masih mengintip. Bahkan dengan gaya serampangan begitu dia masih terlihat seksi.

"Buru-buru sekali, apa adikku tidak memuaskanmu, Tuan? " tanya Sok Hyuk. Dijejaknya puntung rokok ke permukaan asbak.

"Aku harus menghadiri rapat satu jam lagi. Uangnya kutransfer atau bagaimana? " tanya pria itu sambil mengenakan kembali arloji mahalnya.

Soo Hyuk memicing. "Kau bawa uang cash?"

"Aku bisa menyuruh asistenku menemuimu setelah ini. "

"Transfer saja lah."

Meski Soo Hyuk sebenarnya malas antri di mesin anjungan tunai, ide menunggu uang itu diantar lebih lama lagi juga bukan hal yang bagus.

"Sudah kukirim, kau cek saja, " beritahunya setelah memencet tombol ini dan itu di ponsel.

Tanpa menunggu tanggapan Soo Hyuk, dia segera meraih jasnya dari tepi tempat tidur dan keluar dengan derap langkah terburu. Setelah bunyi debuman pintu kamar hotel itu jadi hal terakhir yang terdengar, Soo Hyuk baru bangkit dari duduknya. Dia menghampiri tubuh pemuda yang sekarang bergerak samar menahan lelah dan nyeri.

"Kau bisa berjalan? " tanya Sok Hyuk.

Dia menggeleng. Terdengar suara helaan nafas Soo Hyuk kemudian. Lalu pria itu meraih lengan adiknya dan dia sampirkan melewati pundak.

"Aku akan menggendongmu. "

"Kita mau kemana, Hyung? "

"Mandi. Aku akan membersihkanmu dari sperma si keparat itu. "

Meski enggan karena badannya masih terasa sakit dan pegal tapi sang adik ternyata tidak punya pilihan. Dia merayap naik ke atas punggung Soo Hyuk lalu membiarkan pria itu membawanya menuju kamar mandi. Dia lalu didudukkan di atas kloset sementara kakaknya mengisi bath up dengan air hangat.

"Hyung."

"Jangan mulai lagi, " sahut Soo Hyuk tanpa menatap balik karena tahu kemana arah tujuan pembicaraan mereka. Dia lebih memilih untuk sibuk menuangkan cairan sabun dan meraba suhu air.

"Bisakah kita berhenti melakukan ini? " suara pemuda itu terdengar lirih.

"Diam dan tunggu dulu sampai airnya penuh." Soo Hyuk memejam.

"Hey, Youngjo, kau masih belum bosan membahas soal ini? Lalu berapa kali harus kujelaskan padamu, hah? "

Nada suara Soo Hyuk tiba-tiba naik, menggema di seentaro kamar mandi mewah itu. Dia menghampiri Youngjo dan seketika melayangkan tamparan keras. Bahkan telapak tangannya pun terasa perih tapi ia tidak mau tahu apa yang Youngjo rasakan pada pipinya.

VERSELUFT || RAVN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang