●Jeonghan's POV●
Fortune..
Keberuntungan..
Hmm, sebagian orang di dunia ini mungkin mempercayainya. Namun, di luar sana juga ada yang sangat tidak mempercayainya..
Aku dan Shua,…
Kami adalah kakak beradik yang lahir dari kandungan yang sama, berwajah mirip bak sedang bercermin di air jernih bahkan sampai orang-orang menjuluki kami anak kembar beda tahun..
Hobi kami hampir sama, selera, keahlian, jahil dan kepintaran kami pun memiliki banyak kesamaan sampai orang tua, kerabat, saudara dan suami kami sering berkata aku dan Shua itu sharing braincell..
Tapi tanpa mereka semua ketahui, ada satu hal yang aku dan Shua sangat bertolak belakang..
Aku mempercayai peruntungan dan Shua tidak…
Aku mengenal kata ‘peramal’ tepat di usiaku yang ke tiga belas tahun…
Saat itu aku sedang berjalan pulang dari sekolah. Di tengah jalan ada seorang nenek berkata padaku, aku dilahirkan bernasib baik.
Jika dilihat dari keadaan ekonomi orang tuaku, tanpa diberitahu pun aku sudah merasa demikian. Walau bukan terlahir di keluarga kaya raya, setidaknya orang tuaku bekerja dan menghasilkan pendapatan yang cukup besar. Ayahku seorang general manager dan ibuku menjadi pembawa berita di salah satu stasiun televisi swasta. Nasibku baik, bukan?
Tapi dasar aku si Yoon Jeonhan yang memiliki tingkat penasaran yang cukup tinggi, ku hentikan langkahku, ku dekati nenek itu dan aku bertanya apa maksudnya..
“Kau, anak laki-laki yang memiliki nasib baik. Kau terlahir dengan masa depan cerah. Kau akan mendapatkan apa yang Kau mau. Apapun itu…”
Terdengar hebat bukan??
Dan, kenyataannya ya…
Nenek itu benar…
Aku ingin mendapat peringkat tertinggi di kelas, dan ku dapatkan itu…
Aku ingin menjadi seorang model dan bintang iklan terkenal, aku dapatkan itu…
Aku ingin memiliki pasangan hidup yang berkecukupan dan tampan, haha.. Aku mendapatkanya..Shua bilang, semua itu kebetulan karena aku dan dia lahir di keluarga yang baik, bersekolah dan bersosialisasi di lingkungan yang baik juga mendukung harapan kita; Maka dari itu semua hal yang diinginkan dapat terwujud..
Tapi aku tetap bersikeras dan berkata, peramal itu benar.. Memang aku ditakdirkan bernasib baik..
“Jangan telalu percaya hal aneh seperti itu. Tuhan tidak suka dan suatu saat kamu akan kena batunya jika terlalu percaya dan menuruti hal-hal seperti itu. Kamu tau, satu langkah saja kamu tidak melakukan apa yang diperintahkan, bisa saja hal buruk beneran terjadi padamu..” – aku ingat Shua pernah bicara seperti ini
Kurasa Shua yang terlalu banyak menonton film horor dengan Seokmin. Aku tidak melakukan apapun. Aku hanya datang berkunjung sesekali jika aku butuh pencerahan dari si nenek. Aku bahkan tidak memberinya uang atau hewan-hewan untuk dijadikan tumbal seperti di film-film, apalagi tubuh manusia. Aku hanya datang berbincang-bincang dengan si nenek lalu pulang. Anggaplah aku menemani hari-hari tuanya..
Tapi kenapa nenek tua itu juga tidak kunjung tutup usia? Mungkin karena dia tau masa depan, karena itu dia menjaga dirinya agar tidak mati muda..
Ya, mungkin saja…
Seketika aku berpikir, mungkin aku harus banyak berbincang-bincang dengannya agar aku juga tidak cepat tua dan berumur panjang. Anggaplah berkonsultasi seperti aku pergi ke dokter gizi untuk mengatur pola makanku. Seorang model dan bintang iklan harus menjaga tubuhnya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby is Him
FanfictionSeorang nenek berkata, Yoon Jeonghan adalah lelaki yang dilahirkan dengan takdir dan nasib yang baik. Masa depannya cerah dan akan selalu cerah, asalkan ia tidak melakukan satu hal. Yoon Jeonghan tidak boleh membuat orang yang paling mencintainya me...