● Seungcheol's POV ●
“Seungcheol disini, sayang?”
Pemuda yang sedang duduk membaca sebuah buku di ruang keluarga kediaman orang tuanya hanya menganguk menanggapi pertanyaan heran ibunya..
“Ku pikir, aku mau datang kemarin. Tapi aku takut mengganggu istirahat Appa dan Eomma. Hyung juga memberiku banyak kerjaan kemarin..” keluhnya
“Kamu juga tidak punya kerjaan lain kan?”
Tau kemana arah ucapan kakaknya, Seungcheol hanya merotasikan kedua matanya dan mengabaikan ucapan yang lebih tua.
“ Bagaimana perjalanannya Eomma? Appa? Menyenangkan?” tanya Seungcheol pada kedua orang tuanya
“Tumben si bungsu appa kesini..” tanya ayahnya sekali lagi
“Memang aku tidak boleh kesini? Aku hanya bosan,.. Kebetulan sedang tidak ada meeting dengan orang dan tidak ada laporan yang harus ku periksa sampai larut. Jadi? Bagaimana perjalanannya? Menyenangkan?” tanya Seungcheol
“Serasa seperti pengantin baru lagi. Kamu mau adik?” tanya ayahnya yang hanya dibalas tawa kecil dari putra bungsunya
“Lekas punya anak, Cheol.. Sudah mau tiga puluh tahun. Ngapain menikah buru-buru tapi menjaga terus?” selak sang kakak
“Samchun..!!!”
Senyum manis pemuda bernama Choi Seungcheol terukir indah kala sepasang keponakan kembarnya mendekati dan memeluknya..
“Haii, Seungjin dan Seungyoon kesayangan Samchun!!! Kalian habis jalan-jalan dengan eomma ya? Samchun datang dan tidak melihat kalian. Sedih deh..”
“Ini, eomma membelikan aku robot.. Keren tidak?”
“Keren sekali!! Bisa apa robotnya?? Ada senjatanya..”
“Samchun lihat!! Barbie nya cantik tidak?”
“Cantik.. Baru?”
“Halmeoni membawa ini sebagai oleh-oleh dari Eropa..”
“Oleh-oleh untuk ku mana, Eomma??” tanya Seungcheol
“Ini, kamu gendong saja Seunghee.. Biar cepat menyusul punya anak!” perintah Seungjae, sang kakak segera menyerahkan bayi lima belas bulannya ke gendongan Seungcheol
“Aigoo lucunya, hai bayi gembul..”
“Seungcheol sudah cocok punya bayi. Lihat, dia sangat sayang dengan anak-anak. Cheol, makan malam disini kan?” tanya kakak iparnya
“Boleh Noona, jika tidak merepotkan..”
“Merepotkan apa, eomma tahu seperti apa anak eomma jika sedang kesepian. Ini masih rumahmu juga, sayang. Main-main kesini jika kamu bosan. Keponakanmu juga sangat senang jika kamu datang.”
“Mana mungkin mereka tidak akan senang. Aku kesini selalu dengan cemilan dan mainan yang mereka sukai. Ya kan, Seunghee?” tanya Seungcheol pada bayi di gendongannya
Ibunya hanya mengusap surai kecoklatan Seungcheol sebelum pergi ke ruang makan bersama kakak iparnya.
“Jeonghan belum mau punya anak juga?” tanya ayahnya dan Seungcheol menggeleng sebagai jawaban
“Kami yang belum siap, Appa. Aku hanya senang dan menyukai anak kecil. Tapi aku tidak yakin aku bisa menahan emosi jika mereka rewel dan mengeluarkan tantrumnya. Main dengan anak orang kan lebih mudah dari bermain dan merawat anak sendiri..”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby is Him
FanfictionSeorang nenek berkata, Yoon Jeonghan adalah lelaki yang dilahirkan dengan takdir dan nasib yang baik. Masa depannya cerah dan akan selalu cerah, asalkan ia tidak melakukan satu hal. Yoon Jeonghan tidak boleh membuat orang yang paling mencintainya me...