Jeonghan berjalan dengan Baby Seungcheol di gendongannya. Dahi nya berkerut, pandangannya mengedar ke sekitar yang terlihat sepi..
"Aku rasa aku tidak salah.. Tapi kenapa sepertinya rumah Nenek Yi menghilang?" tanya Jeonghan seorang diri
Ppa~~ Pa~~ Pa~~ Ppa~~~
"Hmm?? Kenapa Cheol?? Panas??" tanya Jeonghan saat bayi kecil itu mengeluarkan suara seolah ingin mengajak bicara
Jeonghan memakaikan kupluk jaket yang dikenakan baby Seungcheol lalu sedikit terkikik...
"Aigoo lucunya..." ujar Jeonghan sebelum ia mendaratkan kecupan di hidung mungil bayi yang kini terlihat seperti bayi kelinci
Jeonghan pun berjalan kembali mencari kediaman Nenek Yi yang sudah beberapa kali ia kunjungi..
"Kok bisa tidak ada ya?? Aneh.. Seharusnya kan di sebelah pohon besar ini.. Kenapa sekarang kiri kanan jadi hamparan ilalang.."
Jeonghan memutar tubuhnya, pandangannya ke kiri dan ke kanan, meyakinkan apa yang dilihatnya ini benar..
Sesuai ingatannya, rumah Nenek Yi memang berada di tengah hamparan ilalang, dan tepat di sebelah pohon besar dan rindang. Namun aneh sekali, rumah yang telah ia kunjungi setiap kali ia merasa penat kini hilang bagai ditelan bumi..
"Paman!! Paman!!" panggil Jeonghan sesaat ada pria paruh baya melintas dengan mobil pick up berisikan sayuran
"Eoh?? Ada apa?? Kau tersesat anak muda??"
"Engh~ Itu.. bukan.. Apa.. Paman tinggal di daerah sini?"
"Iya.. Ada apa?"
"Paman kenal dengan Nenek Yi? Kalau aku tidak salah ingat, rumah tua itu ada tepat di sebelah pohon ini.. Tapi kenapa.. Sekarang hanya ada hutan ilalang dan sawah?"
"Kau mungkin salah alamat, anak muda!! Disini tidak pernah ada rumah berdiri.. Dan sudah sejak dulu area ini hanya hamparan ilalang dan sawah.. Tidak ada kediaman kecuali kau berjalan ke arah sana.. Itu pun hanya rumah-rumah kayu yang ditinggali petani-petani dan kebun mereka..."
"Tidak mungkin,.. Ada seorang nenek tinggal di daerah sini, Paman.. Dia mungkin sudah berusia delapan atau sembilan puluhan..."
"Tidak ada orang berusia sebanyak itu di jaman sekarang ini.. Sudah, lebih baik kau pulang saja.. Kasihan anak mu kepanasan.." perintahnya
"Apa iya? Apa aman jika saya tetap berjalan ke arah sana? Untuk sekedar memastikan.." tanya Jeonghan bersikeras
"Aman! Disini tidak ada perampok dan jarang sekali ada tragedi kejahatan.. Hanya saja, kau yakin? Akan sangat melelahkan dan area sana jalanan sedikit menanjak.."
"Tidak apa, Paman.. Biar ku pastikan dulu.. Aku ada perlu dengan Nenek itu.."
"Ya sudah kalau kau bersikeras.. Hati-hati!!"
"Hmm.. terima kasih untuk waktunya, Paman.." ucap Jeonghan sebelum mereka berpisah
Jeonghan pun kembali melanjutkan perjalanan.. Andai area ini tidak searah dan mobil bisa melintas, mungkin saat ini Jeonghan tidak selelah ini..
Ia menghela nafas dan menghentikan langkahnya sejenak..
Berjalan sendiri sudah pasti susah dan melelahkan, kini ditambah baby Seungcheol yang harus digendong olehnya...
"Mungkin aku harus membeli stroller bayi setelah ini..." ucap Jeonghan sembari menyeka peluh yang membasahi pelipis dan sekitar lehernya
Jeonghan sejenak mengibas kaosnya yang telah basah..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby is Him
FanfictionSeorang nenek berkata, Yoon Jeonghan adalah lelaki yang dilahirkan dengan takdir dan nasib yang baik. Masa depannya cerah dan akan selalu cerah, asalkan ia tidak melakukan satu hal. Yoon Jeonghan tidak boleh membuat orang yang paling mencintainya me...