Chapter 2 : Pemuda Dingin

463 58 1
                                    


Jakarta adalah kota kelahiran Karina, disinilah dia menjalani hidup bersama keluarga. Menuntut ilmu di Frasa High School, sekolah bergengsi hanya orang-orang tertentu yang bisa bersekolah disini. Tempat ini kumpulan orang-orang berduit dan pintar. Ada juga beberapa siswa-siswi beruntung yang mendapat beasiswa. Beasiswa disini dikhususkan untuk anak-anak tidak mampu bayar tapi, otak mereka mampu. 

Frasa High School adalah sekolah milik Kwon Jane perempuan asal korea yang sekarang ini tidak tinggal di Indonesia, dia bekerja di Korea. Ya, dia kekasih dan calon istri Veer Steward, kakak kedua Karina.

Karina memasuki kelas XII IPA 1. Pagi ini wajah gadis cantik ini terlihat berantakan, tangannya dipenuhi bungkusan cokelat, boneka, bunga dan lain-lain. Selalu begini, pengangum kakak-kakaknya selalu merepotkan Karina setiap hari.

Terdengar hembusan nafas lelah dari gadis cantik itu seraya meletakkan hadiah-hadiah di atas meja, kemudian dia duduk di samping temannya Ningsih Pertiwi.

Pagi ini di kelas hanya Karina, Winter, Giselle dan Ningsih. Mereka terlalu rajin datang sepagi ini.

"Minta dong," ucap Ningsih bersemangat seraya menggenggam 2 batang cokelat.

"Ambil, abang-abang gue palingan cuman mau makan satu sisanya buat gue semua dan gue lagi gak selera makan manis-manis."Karina membagikan cokelat untuk ketiga sahabatnya, Ningsih, Giselle dan Winter."

"Makasih, rin."

Beberapa menit kemudian seorang pemuda tampan masuk ke kelas membuat Karina menatap lama perawakan dari pemuda itu sembari tersenyum. Seketika senyum Karina memudar karena melihat ekspresi pemuda itu. Dia menangis? Pemuda itu duduk dan mengeluarkan semua alat tulisnya diatas meja dan mulai melamun.

Karina bingung baru pertama kali dia melihat pemuda dingin itu mengeluarkan air mata.

Karina bingung baru pertama kali dia melihat pemuda dingin itu mengeluarkan air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeno.." Karina memanggil nama pemuda itu yang dia kenal bernama Jeno Dirgantara. Panggilan itu membuat ketiga sahabat Karina mengikuti arah pandang Karina. Tapi, pemuda itu kelihatan melamun dan tidak menoleh pada Karina.

Karina ingin menghampiri Jeno, tapi bagaimana yah.. Dia tidak terlalu akrab dengan Jeno karena sifat dinginnya, dia juga enggan mengobrol dengan Karina membuat gadis itu ragu untuk mendekati. Apalagi, sekarang melihat raut wajahnya sudah jelas dia dalam suasana hati yang buruk.

"Lo kenapa, Jeno?" tanya Giselle tiba-tiba. Lagi-lagi tidak ada jawaban dari pemuda itu. Winter yang duduk disamping Giselle langsung menyenggol lengan Giselle bermaksud mengatakan jangan dulu menggangu pemuda itu.

Melihat itu hatinya sakit, Karina sadar akan perasaannya pada Jeno. Karina sudah lama menyukai Jeno tapi, Jeno selalu saja menjauhi dan mengacuhkan Karina. Walau begitu, rasa cintanya pada Jeno tidak hilang sedikitpun. Jadi, ada rasa penasaran kenapa matanya sembab begitu. Rasanya dia ingin ikut menangis.

Jeno ini salah satu murid teladan, dia selalu mendapat juara 1 di kelas, pernah mengharumkan nama sekolah karena sering juara olimpiade tingkat Internasional. Karena Jeno pemuda satu-satunya yang menarik hati Karina, sangat wajar jika Karina mengetahui pribadi Jeno. Sifat, tingkah laku, apa yang dia suka dan apa yang dia tidak suka, wajah dan nama keluarganya juga dia tau, Karina selalu memperhatikannya dalam diam.

Princess Karina [JenoKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang