Chapter 4 : Jeno Menyapa?

311 45 11
                                    


Sudah 1 minggu Ryujin bersekolah di frasa high school, dirinya kemana-mana selalu bersama Jeno, mereka seperti sepasang sepatu. Hal itu membuat Karina merasakan sesak di dadanya, miris sekali.

Karina sudah hampir 3 tahun mendekati Jeno, berusaha agar Jeno merasa nyaman dengannya. Tapi apa? Nyatanya Karina kalah dengan orang lama. Lihat saja, Ryujin mudah sekali membuat Jeno tertawa. Gara-gara Jaemin pindah sebentar di samping Winter selagi Pak Seokjin belum datang. Ryujin pun memgambil kesempatan duduk disamping Jeno, meninggalkan Yuna yang sibuk dengan handphone-nya

Pagi ini Karina duduk melamun di kelas, lebih tepatnya memandang dua sejoli itu dengan tampang kesal sambil mengunyah kasar cokelat (hadiah penggemar kakak-kakaknya). Dalam hatinya dia meminta maaf pada Rose, karena dia tidak mampu berteman dengan Ryujin. Melihat Ryujin saja sudah membuatnya badmood dan juga dia takut menganggu hubungan mereka.

Giselle, Winter dan Jaemin saling adu tatap menyadari Karina tidak ikut ngobrol dengan mereka, mereka sadar dengan keadaan saat ini. Tapi mau bagaimana lagi, mereka tidak mungkin mengusir Ryujin.

"Eh, Rin. Coba liat deh. Mending tas Saint Laurent atau tas Jane Luxury? Gue bingung banget, dua-duanya bagus!" Teriak Ningsih sembari menyodorkan handphonenya di depan wajah Karina dengan tampang sedih.

Teriakan polos Ningsih mampu mengambil fokus semua orang padanya. Karina mengelus-elus dadanya karena hampir saja jantungnya jatuh kebawah bukan keatas.

"Bisa kecilin suara lo?" Tegur Karina.

"Hehe maaf, soalnya gue senang ada tas keluaran terbaru dari brand favorit gue," ucap Ningsih bersama cengingiran khasnya, itu mampu memutar bola mata Karina karena kesal.

Ningsih kembali menyodorkan handphone-nya yang nampak jelas 2 foto tas dari kedua brand mahal dan terkenal di dunia. "Ysl atau Jl, Rin? Gue cuman diizinin mama beli satu untuk bulan ini, tapi kalo gue beli satu, dua-duanya produk terbatas. Takut bulan depan sold out. Menurut lo gue beli yang mana yah? Winter bilang Ysl aja, sedangkan Giselle bilang beli JL aja."

"Terserah," Jawab Karina singkat. Ningsih mengerucutkan bibirnya, merasa tidak puas dengan jawaban Karina.

"Ck, gitu aja pusing. Ysl aja. Masa lo lupa Kak Jane, pemilik JaneLux. Lo bisa minta Karina sisain satu buat lo," jawab Winter bangga, merasa solusinya yang terbaik.

Ningsih menjentikkan jarinya semangat setelah paham maksud Winter, "ih, pintar banget lo Win. Karina, cepat telfon kakak ipar lo sekarang!" Ningsih memberi tatapan binar yang penuh harap. Dia sangat bersyukur menyukai brand yang mudah dia jangkau yaitu brand Jane Luxury, brand milik kakak ipar sahabatnya yaitu CEO Kwon Jane.

Karina yang merasa dimanfaatkan, otomatis menunjukkan kepalan tangannya di depan wajah Ningsih. "Ga mau!"

"Ih, kok pelit banget sih jadi pren? Gue kan minta di sisain satu, bukan minta gratis, Rin. Tetap gue bayar kok tapi bulan depan."

"Gak enak gue ah. Lagipula, kak Jane gak mungkin jual dengan mudahnya sama orang lain. Itu produk terbatas apalagi kalau ada orang yang lebih kaya dari lo niat beli tuh tas, kak Jane pasti langsung kasi. Dia gak bakalan ingat sama lo yang mau bayar bulan depan," ucapan Karina sedikit membuat Ningsih merasa tersakiti.

"Ck, Yah udah, lo pesen atas nama lo, terus nanti lo jual ke gue. lo kan adik ipar kak Jane yang paling dia sayang, kalo lo minta pasti di turutin sama kak Jane." Ningsih memohon.

Karina diam, sungguh dia merasa tidak enak meminta pada Jane, Jane terlalu baik, bahkan produk-produk dari brand miliknya dia berikan untuk Karina sebagai hadiah perbulan. Sungguh, mana bisa dia membebankan Jane lagi untuk mengabulkan permintaan Ningsih. Tapi, melihat sahabatnya ini sangat menginginkan tas itu, membuat hati Karina tak tega juga menolak.

Princess Karina [JenoKarina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang