"Walau hanya sebatas mimpi, asalkan kau memilihku, maka aku akan bersedia menjalani mimpiku selamanya." - HRJ
'Tidak bisakah kau melihatku?''Hyung!!!'
'Jeje Hyung!! Jangan tinggalkan aku!'
'Hyuuunggg!'
Renjun terbangun dari mimpinya, nafasnya tersengal, tangannya mengusap kedua pipinya. Entah sejak kapan pipinya basah karena air mata.
"Ternyata hanya mimpi." Renjun bergumam seraya meremat surai kelam miliknya, entah kenapa sejak ia kembali menjejakkan kakinya di Korea, ia kembali memimpikan hal seperti itu.
Perutnya terasa mual, seraya berlari tergesa, Renjun memuntahkan seluruh isi perutnya di wastafel. Kedua netra rubah itu menatap pantulan dirinya di kaca yang begitu buruk, kantung mata dan lingkar hitam di sekitarnya memperparah kondisi dirinya.
"Aku kira, aku akan baik-baik saja." Gumam Renjun, lalu jatuh meringkuk. Dinginnya lantai marmer kamar mandi itu tak dihiraukannya.
Langit masih kelam, matahari masih enggan untuk menunjukkan sinar hangatnya. Wajar saja, waktu masih menunjukkan pukul 2 dini hari dan itu tandanya Renjun baru tertidur selama 2 jam.
Hal seperti ini sudah berulangkali terjadi semenjak kepulangan Renjun di Korea.
Renjun beranjak, ia memutuskan untuk berendam. Mungkin akan membuat tubuhnya lebih rileks, jadi ia akan dapat tertidur lelap.
Renjun mempersiapkan peralatan berendamnya, termasuk lilin aromaterapi.
'Hangatnya.' pikir Renjun, saat tubuhnya mulai tergenang air hangat.
Aroma wangi dari lilin memanjakan indra penciumannya.
Matanya terpejam menikmati momen untuk saat ini.
Setidaknya, malam ini ia berharap hal yang baik akan datang menghampirinya.
Semoga saja.
ーーー
Kicau burung terdengar, sinar mentari pagi menelisik melalui sela-sela korden kedua mata yang tertutup itu bergerak perlahan, tidur lelapnya terusik akan kilau mentari di pagi hari.
Cuaca mulai menghangat.
Renjun meregangkan otot tubuhnya yang kaku, setelah kedua netra rubahnya terbuka seutuhnya. Menguap perlahan lalu mengucek kedua matanya perlahan.
Matanya menelisir, meniti setiap inchi ruangan di mana ia terbangun.
'Kenapa aku bisa di sini?' pikirnya, kerutan di dahinya terlihat, raut wajah bingung tercetak jelas di paras rupawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Fall | Jaeren ✔️
Krótkie Opowiadania[COMPLETED] Apa kalian tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang menganggap kita hanya pengganti kekasihnya?