Kembali.
Ya dua hari yang lalu aku kembali ke desa kelahiranku ini. Setelah berhasil melepaskan Mugen Tsukuyomi bersama Naruto, aku turut andil dalam membenahi medan perang. Membenahi para shinobi yang gugur pada perang kali ini lebih tepatnya. Memisahkan mereka berdasarkan desa mana mereka berasal agar mereka dapat kembali ke keluarga mereka dan dimakamkan dengan layak.
Isak tangis duka yang sempat tertunda karena sedang menghadapi musuh di depan mata terdengar di seluruh penjuru medan perang. Musuh itu adalah dua orang dari klan Uchiha, klanku. Klan yang merasakan cinta lebih dalam dari klan manapun, dan rasa kehilangan cinta itulah yang membuat kami mendapatkan kekuatan visual, namun digelapkan juga dengan kekuatan tersebut.
Hyuuga Neji
Aku sungguh terkejut melihat seorang shinobi terbaik di angkatannya turut gugur dalam perang ini. Dirinya telah terbujur kaku dengan jutsu mokuton yang menembus tubuhnya, dikelilingi oleh orang-orang yang tengah berkabung karena menyayanginya.
"Kenapa bukan aku? Bukankah jika aku yang pergi rantai kebencian itu akan musnah?" Pikirku melihat orang-orang yang berkumpul membentuk kelompok-kelompok yang sedang saling menguatkan satu sama lain. Namun pikiran itu buyar saat aku merasakan tangan mungil menggenggam satu-satunya pergelangan tanganku yang tersisa, menarikku untuk bergabung dengan rekan yang mengikuti ujian chuunin bersama kami sebelum aku memilih untuk pergi.
Tangan ini, tangan dari orang yang telah kusakiti, orang yang telah menyayangiku sepenuh hati, orang yang mencegahku untuk masuk ke dalam kegelapan, dan orang yang sekarang memiliki harapan bahwa aku akan berubah menjadi orang yang lebih baik lagi dengan pandangan baruku. Haruno Sakura. Dia jugalah yang meyakinkan semua orang bahwa aku harus melakukan beberapa tindakan medis untuk mencegahku dibawa ke dalam penjara. Bahkan dia baru saja selesai mengoperasi lenganku yang hancur beberapa jam yang lalu. Lengan yang memang sepatutnya hancur karena sudah banyak melakukan hal keji. Bahkan lengan itu hampir membunuhnya.
Aku sangat berterima kasih kepada Uzumaki Naruto, seorang teman yang akhirnya berhasil menarikku untuk kembali berjalan di bawah cahaya. Untuk tidak mengedepankan rasa dendam dan menebus segala dosa yang telah kuperbuat dengan membuat dunia tanpa orang yang merasakan penderitaan di umur yang sangat muda seperti diriku dan dirinya. Sedangkan si bodoh itu sedang tertidur di brankar lain di sampingku dengan pose anehnya dan sesekali bergumam tidak jelas.
Suara pintu yang bergeser terdengar di penjuru ruangan. Sontak akupun menoleh melihat Sakura dengan jas dokternya masuk dan tersenyum ke arahku.
"Sasuke-kun sudah makan malam bukan?" Tanya Sakura.
"Aa." Jawabku seadanya dengan suara serakku. Sakura mengambilkan minum untukku dan kembali bertanya.
"Bagaimana dengan Naruto? Apakah dia mengeluh tentang rasa makanannya?"
"Iya, walaupun begitu dia tetap menghabiskannya karena lapar setelah berpuasa dan tidur setelahnya." Jawabku setelah air di gelasku habis.
"Hahaha si baka-Naruto selalu saja seperti itu. Sasuke-kun sendiri tidak tidur? Ini sudah malam-"
"Ya ini sudah malam dan waktunya kau pulang Sakura." Potongku. Seketika aku menyesal berkata seperti itu setelah melihat ekspresi Sakura. Dia pasti mengira aku mengusirnya.
"Y-ya mau bagaimana lagi? Pasien rumah sakit membludak setelah perang. Banyak yang membutuhkan penanganan darurat seperti Sasuke-kun dan Naruto. Jadi, aku harus bekerja sampai malam seperti ini. K-kalau begitu aku pamit ke ruanganku, kebetulan ada hal yang belum aku kerjakan. Sasuke-kun cepat tidur ya. Aku pergi dulu." Ucap Sakura gelagapan dan berlalu untuk pergi.
Namun, belum Sakura mencapainya, pintu itu sudah terbuka. Menampakan lelaki yang selalu memakai masker di wajahnya.
"Yo, Sasuke, Sakura." Sapanya.
"Kakashi-sensei, efek sharinganmu sudah selesai? Bukankah sensei masih harus beristirahat? Ini hanya seminggu setelah perang berakhir dan dua har-" Omelan Sakura terputus saat Kakashi mengangkat tangannya dan mempersilahkan orang yang sedari tadi di belakangnya untuk masuk.
Morino Ibiki.
Aku tahu cepat atau lambat momen ini akan datang. Momen dimana aku berada di tempat yang seharusnya, di penjara. Sejujurnya aku tidak merasa aku pantas berbaring di rumah sakit, mendapatkan perawatan atas luka-lukaku setelah apa yang aku lakukan dimasa lampau. Namun melihat Sakura yang berargumen soal aku yang membutuhkan perawatan medis dan Naruto yang menimpali bahwa aku pantas mendapatkannya karena aku adalah 'pahlawan perang' membuatku bungkam. Aku merasa tidak berhak untuk memutuskan dimana aku harus berada.
"Uchiha Sasuke, atas perintah para petinggi Negara Api dan 4 Negara besar lainnya, kau ditangkap dengan tuduhan penghianatan, percobaan penculikan Jinchuuriki Hachibi, dan juga atas aksimu yang mengacaukan pertemuan 5 kage dan menimbulkan kerugian." Ujar Ibiki.
"Maaf Sasuke, aku sudah berusaha untuk mengulur penangkapanmu selama mungkin, namun Negara Api juga didesak oleh Negara lain untuk segera memasukkanmu ke penjara."
"Tidak apa, Kakashi. Lagipula aku akan berada di sana pada akhirnya." Ujarku sambil turun dari atas brankar rumah sakit.
"Ibiki-sensei! Sasuke-kun baru selesai menjalankan operasi beberapa jam yang lalu dan masih harus menjalankan beberapa prosedur pasca operasi. Bagaimana kami melakukannya jika Sasuke-kun di penjara? Setidaknya biarkan jahitannya dapat kami lepas terlebih dahulu." Ujar Sakura lantang dengan wajah yang panik.
"Oleh karena itu, Haruno Sakura atas keputusan Godaime Hokage, kau diperbolehkan melakukan kunjungan setiap harinya sebagai tenaga medis untuk merawat Uchiha Sasuke di dalam penjara. Informasi lebih lanjut akan diberikan langsung oleh Godaime-sama besok pagi di ruangannya." Setelah perkataannya yang membungkam Sakura Ibiki menghampiriku dan menutup mataku dengan kain, lalu aku merasakan badanku diikat oleh tali dan dituntun untuk ikut bersama mereka.
Aku bisa merasakannya. Hawa lembab tak bersahabat yang terasa saat ini membuatku berfikir bahwa aku telah sampai. Mereka melepas tali yang mengikatku dan menggantinya dengan kain yang menyelimutiku hingga aku tidak bisa menggerakkan bagian atas tubuhku. Mereka kembali menuntunku untuk duduk di sebuah permukaan yang sangat keras namun cukup hangat, mungkin kayu atau tanah liat namun aku tidak terlalu peduli akan hal itu.
"Sasuke, tolong bertingkah baik di sini, itu akan membantu untuk mengurangi hukumanmu. Aku pergi." Kuabaikan ucapan Kakashi itu, karena aku tau aku akan mendekam di tempat ini seumur hidupku dan aku siap akan hal itu. Tidur di atas permukaan keras yang kuperkirakan tidak menolong di musim dingin dengan posisi duduk dan tidak bisa menggerakkan tubuh bagian atasku di sisa hidupku terdengar setimpal dengan kesalahan yang aku buat sebelumnya. Bagaimanapun aku membantu Akatsuki mencapai tujuan mereka dengan memberi mereka chakra Si Ekor Delapan Bukan?
Yes, i think here is where i belong to, the place, the treatment. I deserve it.
(Ya, aku pikir di sinilah seharusnya aku berada, di tempat ini, dengan perlakuan ini. Aku merasa pantas.)
To be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life : The Beginning
RomanceSasuSaku's Blank Period Head Canon Sakura dapat membantu banyak orang, dan semua itu berkat Sasuke. Hal ini membuat Sakura semakin giat memperjuangkan hak Sasuke untuk bebas bersama Naruto dan Kakashi. Sedangkan Sasuke merasa tak pantas, namun ia ak...