Sakura : Mental Rehabilitation?

181 27 0
                                    

Penjaga yang berbeda dengan yang pagi tadi langsung membukakan pintu saat melihatku. Mungkin Ibiki-sensei telah memberi tahu mereka soal hal ini.

"Bajingan kecil itu masih tidak mau makan." adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Ibiki-sensei saat melihatku.

"Siang tadipun dia tidak makan?" Tanyaku. Obatnya harus diminum 3kali sehari setelah makan dan Sasuke-kun bahkan menolak makanannya. Pasti ia juga tidak meminum obatnya.

"Iya. Padahal aku sudah berbaik hati menawarkannya untuk kusuapi. Sepertinya dia hanya mau makan jika disuapi olehmu. Memang pilihan yang tepat memilihmu sebagai dokternya." Ujar Ibiki-sensei dengan nada sedikit menggoda. Ya, sedikit dan terdengar sangat aneh. Daripada menggoda nadanya lebih terdengar seperti merendahkan, walaupun aku tahu dia tidak bermaksud begitu. Mungkin hal itu terjadi karena Ibiki-sensei terbiasa berbicara dengan para kriminal di sini. Aku bahkan tidak pernah melihatnya dan Kakashi-sensei, atau teman seangkatannya yang lain, bercanda. Aku menanggapinya dengan tertawa canggung.

"Baik, lupakan. Aturannya masih sama Sakura. Kau siap?" Tanya Ibiki-sensei.

"Tentu saja aku harus siap sensei." Jawabku dengan nada bingung.

"Ya, aku harap kau tidak menangis lagi." Ya, sial untukmu Haruno Sakura. Aku bahkan melupakan fakta bahwa Ibiki-sensei melihatku menangis dalam diam pagi tadi.

"Kalau begitu, boleh aku membawa makanan Sasuke-kun juga Ibiki-sensei?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Ya, tentu." Jawab Ibiki-sensei. Kami mampir dulu ke dapur penjara, tempat para tahanan makan. Karena statusnya sebagai buronan Internasional, Sasuke-kun tidak diizinkan untuk makan di sini. Ya, dia bahkan tidak diperbolehkan menggerakkan tubuh bagian atasnya. Apa yang aku harapkan?

"Aku di depan." Ujar Ibiki-sensei setelah ia membuka kunci sel Uchiha Sasuke.

Aku memasuki ruangan ini lagi. Ruangan yang sebenarnya sangat enggan kudatangi. Namun dengan mendatangi ruangan inilah satu-satunya cara untuk mengetahui keadaan Sasuke-kun.

Uchiha Sasuke sedang duduk di sana dengan kepala ditengokkan ke arah pintu karena mendengar suara. Keadaannya masih seperti pagi tadi, tubuhnya terikat dan matanya tertutup.

"Halo Sasuke-kun." Sapaku.

"Kau datang lagi, Sakura." Ujarnya. Aku berjalan ke arah Sasuke-kun. Menaruh nampan berisi makanan dan minuman Sasuke di sampingnya, menyisakan ruang untukku duduk, lalu menaruh tasku di bawah 'tempat tidur' Uchiha Sasuke. Aku kembali duduk di sampingnya seperti yang aku lakukan pagi tadi.

"Ya, aku datang lagi, Sasuke-kun. Aku akan datang dua kali dalam sehari. Apakah kau keberatan?" Tanyaku hati-hati. Takut aku mengganggu waktunya atau dia tidak suka dengan keberadaanku.

"Tidak." Jawabnya cepat tanpa ragu. Jawaban itu membuatku sedikit lega. Setidaknya Sasuke-kun tidak mempermasalahkan kehadiranku untuk memeriksanya.

Seperti tadi pagi, aku mulai membuka kain yang melilit tubuhnya lalu melakukan pemeriksaan dan mengganti perban di lengannya. Melakukan tugasku sebagaimana mestinya.

Selama melakukan itu, aku terus teringat dengan Minashi. Sasuke-kun juga mengalami masa kecil yang sangat buruk. Aku tidak dapat membayangkan kehilangan yang begitu besar dan cepat. Tidak hanya keluarga, tapi Sasuke kehilangan seluruh klannya di waktu yang bersamaan.

"Sasuke-kun belum makan bukan? Apakah boleh aku menyuapimu lagi?" Tanyaku khawatir.

"Ya." Jawabnya singkat.

Aku memulainya dengan memberinya minum, karena suara Sasuke-kun terdengar serak dan aku tahu dia pasti kekurangan minum seharian ini. Aku kembali menyuapinya seperti yang aku lakukan pagi tadi.

New Life : The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang