Aku terjaga sepanjang malam. Memikirkan apa aku harus menceritakan segala perasaanku pada Sakura. Aku dilanda bimbang yang sangat besar.
Tentu saja aku ingin membantu Sakura dan anak-anak korban perang. Berharap bantuanku berguna untuk masa depan anak-anak itu dan dapat mencegah Uchiha Sasuke lainnya. Berharap dengan itu perasaan bersalahku mereda. Bagaimanapun akhir dari perang, aku salah satu orang yang membantu terjadinya konflik, membantu memulainya. Namun, sangat sulit untukku mengenang kenangan pahit dimana seluruh anggota klanku tewas dalam waktu semalam di tangan Itachi-nii. Lagipula jangankan kejadian di malam itu, mengutarakan perasaanku yang saat ini telah tahu kebenaran dibaliknya pun sangat sulit bagiku. Bagaimana cara aku menolak permintaan Sakura tanpa membuatnya kecewa?
Walaupun aku telah memilih untuk berdamai dan kembali berjalan di bawah cahaya, masih ada kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak menghilang begitu saja. Kebiasaan buruk yang kudapat saat aku berlarut-larut dalam dendam. Salah satu kebiasaan burukku itu adalah berkata dengan kalimat yang menyakiti orang lain. Setelah kupikir-pikir, mungkin menyakiti hati orang lain memanglah keahlianku.
"Sepertinya kita harus berterima kasih kepada Si Uchiha itu, karenanya kita mendapat banyak uang bukan?" Ujar suara seorang lelaki berbisik.
"Ya, karena Ibiki-taichou sangat fokus dengannya dan kawan-kawannya dari tempat Orochimaru, kita dapat membebaskan bos perampok itu nanti malam." Jawab lelaki lainnya dengan cara yang sama.
"Oi, apakah dia benar tertidur? Bukankah gawat jika ia mendengar percakapan kita?" Tanya lelaki lainnya.
"Memang apa yang bisa ia lakukan jika ia mendengar kita? Melaporkan? Memang ada yang mau percaya dengan Si Uchiha itu? Lagipula mata 'bagusnya' itu tidak bisa melihat sekarang. Dia tidak akan bisa melaporkan siapa penjaganya atau mengatakan jam berapa kita menjaganya." Jawab lelaki yang memulai percakapan dengan percaya diri.
"Jadi ada tiga orang yang menjaga selku. Mungkin bukan hanya mereka bertiga, penjaga lain pun telah disuap. Nanti malam ada seseorang yang kabur dan pasti akan terjadi keributan." Pikirku.
Para penjaga itu terus melanjutkan percakapan dengan topik lain sampai suara dua pasang sepatu terdengar mendekat.
"Selamat pagi Sasuke-kun." Sapaan Sakura terdengar setelah suara rincingan kunci yang terlepas.
"Baiklah Sakura, aku akan berada di sel Orochimaru di lorong sebelah." Ujar Ibiki.
"Baik Sensei, aku akan pamit jika sudah selesai." Jawab Sakura. Suara sepatu Ibiki yang meninggalkan menggema di lorong yang sunyi ini. Aku kembali merasakan tubuh Sakura yang terduduk di sampingku mendekat ke arahku.
"Aku memiliki kabar baik untuk Sasuke-kun. Senin minggu depan, delapan hari lagi, Daimyō akan menggelar rapat internal dengan para petinggi Desa Konoha. Aku telah mengajukan kesepakatan yang menguntungkan Sasuke-kun kepada Godaime-Hokage, Tsunade-shisou." Jelas Sakura dengan nada riang namun dengan volume yang tetap dikecilkan. Aku tidak tahu mengapa, tetapi Sakura jelas sangat berhati-hati soal ini.
"Apa itu?" Tanyaku penasaran.
"Jika Sasuke-kun setuju untuk membantu Proyek Rehabilitasi Mental Anak, Tsunade-shisou akan membela Sasuke-kun di rapat besok dan selanjutnya. Tsunade-shisou juga akan berusaha meringankan hukuman Sasuke-kun. Tidak hanya di internal, namun juga di depan Kage dan Daimyō lain. Sekarang semua keputusan berada di tangan Sasuke-kun." Ujar Sakura dengan nada yang sama. Suasana hati Sakura sangat bagus hari ini, padahal kesepakatan Hokage itu tidak ada yang membuatnya untung secara pribadi. Yang paling diuntungkan di sini adalah aku dan anak-anak korban perang, Hokage juga diuntungkan secara politik. Namun, apa yang menguntungkan Sakura dalam kesepakatan ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/336463761-288-k756321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life : The Beginning
RomanceSasuSaku's Blank Period Head Canon Sakura dapat membantu banyak orang, dan semua itu berkat Sasuke. Hal ini membuat Sakura semakin giat memperjuangkan hak Sasuke untuk bebas bersama Naruto dan Kakashi. Sedangkan Sasuke merasa tak pantas, namun ia ak...