Orang-orang biasanya bersantai di hari minggu. Namun, di minggu pagi ini aku sudah muncul mengetuk pintu apartemen Naruto dengan keras. Sudah lebih dari 5 menit terhitung sejak aku pertama mengetuknya dan tidak ada tanda-tanda pintu ini akan dibuka segera.
"Sebentar-ttebayo." Teriak Naruto dengan suara serak dari dalam apartemen. Dia pasti baru saja bangun. Seperti yang lainnya, sepertinya Naruto berencana menghabiskan hari minggunya dengan bersantai.
"Eh? Sakura-chan?" Tanya Naruto terkejut setelah melihat presensiku di balik pintu.
"Cepat pergi mandi, ayo kita ke rumah Kakashi-sensei." Ajakku sambil mendorong Naruto yang masih memegang pintu agar aku dapat masuk ke dalam apartemennya. Seperti biasa, apartemen Naruto sangat berantakan. Padahal belum 24 jam dia kembali dari rumah sakit.
"Kenapa Sakura-chan? Ini hari minggu-ttebayo, aku ingin tidur saja." Tanya Naruto dengan nada manjanya.
"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan tentang Sasuke-kun." Jelasku. Sejenak kami bertatapan. Menghantarkan pemikiran kami tanpa suara.
"Baiklah." Jawab Naruto lalu masuk ke kamar mandi. Aku sedikit membereskan barang-barang yang berantakan dan mencuci piring-piring kotor yang berada di wastafel sambil berpikir bahwa sebaiknya Naruto cepat menikah karena percuma saja menyuruhnya bersih-bersih. Naruto benar-benar membutuhkan seseorang untuk mengurusnya-
"Sakura-chan, tolong ambilkan handukku-ttebayo." -dan inilah salah satu alasan mengapa Naruto membutuhkannya.
"Jangan bilang kau selalu melupakannya dan berjalan dengan telanjang ke lemarimu?" Tanyaku pada Naruto yang sedang berdiri di depan lemarinya.
"Hehehe lagipula aku sendirian Sakura-chan. Tidak akan ada yang melihat kok."
"Terserahmu, ayo cepat, kita harus membeli makanan sebelum ke rumah Kakashi-sensei."
Kami berjalan bersama di sepanjang desa, seperti saat Naruto baru saja kembali setelah pelatihannya dengan Jiraiya-sama. Hal yang berbeda hanyalah kami terlalu banyak berhenti sekarang karena para penduduk akan menyapa Naruto untuk berterima kasih. Rencana kami untuk membeli makanan juga gagal karena banyak pedagang yang memberikan makanan yang mereka jual secara cuma-cuma.
"Sekarang Naruto sangat terkenal Sensei." Ujarku bercerita kepada Kakashi-sensei sambil membuka bungkus-bungkus makanan yang kami bawa.
"Ahahaha benarkah Sakura? Bukankah itu bagus?" Tanya Kakashi-sensei.
"Di akademi dulu aku ingin sekali menjadi terkenal seperti si Teme dan sekarang aku mengalaminya-ttebayo." Jawab Naruto bangga.
"Ah benar Sasuke-kun." Kalimat itu berhasil mendapatkan atensi kedua lelaki yang berada di tim yang sama denganku. Dengan santai aku mengunyah dango melihatnya, sengaja membuat mereka menunggu untuk membuat suasana tidak terlalu tegang.
"Ada apa dengan Sasuke, Sakura-chan? Jangan membuat kami penasaran dong." Ujar Naruto tak sabaran.
"Ya, ada apa Sakura?" Tanya Kakashi-sensei.
"Apakah benar Uchiha Itachi membantai klannya demi desa Konoha?" Tanyaku setelah menghela napas. Mencoba tidak marah karena sepertinya hanya aku yang baru mengetahuinya. Fakta ini membuat aku merasa tertinggal, lagi.
"Dariman-"
"Dari Sasuke sendiri, Naruto. Mengapa tidak ada yang memberitahuku soal ini?" Tanyaku agak kesal.
"Benar Sakura, dan maaf kami tidak memberitahumu soal ini. Keadaan saat itu sangat kacau bukan? Kau sudah cukup disibukkan dengan pasien serangan Pain dan persiapan perang. Kami tidak mungkin memberitahumu saat itu." Jawaban Kakashi-sensei itu merebut seluruh atensiku. Kakashi-sensei adalah orang yang sangat logis, mempertimbangkan segalanya. Fakta bahwa Sensei mempercayainya membuatku penasaran akan alasannya dan teringat akan bagaimana ia mengetahui Sasuke sebelum pembantaian terjadi, sebelum ia menjadi pemimpin tim kami.
![](https://img.wattpad.com/cover/336463761-288-k756321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life : The Beginning
RomanceSasuSaku's Blank Period Head Canon Sakura dapat membantu banyak orang, dan semua itu berkat Sasuke. Hal ini membuat Sakura semakin giat memperjuangkan hak Sasuke untuk bebas bersama Naruto dan Kakashi. Sedangkan Sasuke merasa tak pantas, namun ia ak...