Sasuke : It's Been a Long Time.

174 23 0
                                    

"Aku tidak pernah mempercayai mereka." Menepati janjiku pada Sakura, aku benar-benar akan menceritakan kehidupan dan pandanganku saat berlatih dengan Orochimaru.

"Aku tahu dan sudah siap dengan segala resiko tentang keputusanku malam itu, Sakura. Dengan pergi ke Orochimaru, selain aku akan bertambah kuat, akses ke Nii-san akan lebih mudah. Tidak hanya cara bertarung, aku mempelajari bagaimana cara para penjahat menyusup dan mendapatkan informasi. Orochimaru memiliki banyak sekali mata-mata dan itu memudahkanku." Walaupun sebenarnya aku sempat goyah saat Sakura menawarkan hal yang sama dan menyatakan perasaannya padaku.

Sakura menarik perbanku yang tengah ia pasangkan lebih keras. Aku tahu malam itu merupakan mimpi buruk baginya. Aku tidak bermaksud untuk menyakitinya dengan mengungkit malam itu, aku hanya merasa aku perlu meluruskan bahwa aku pergi bukan karena tidak menghargai tawaran Sakura.

"Orochimaru memiliki banyak persembunyian, dia selalu berpindah-pindah tempat setiap satu bulan. Setiap persembunyian memiliki percobaan yang berbeda-beda. Dia adalah ular gila yang senang bereksperimen pada manusia."

"Apakah Orochimaru melakukan eksperimen pada Sasuke-kun juga?" Pertanyaan Sakura membuatku bingung. Jika ia memang sedang menggali informasi tentang Orochimaru, mengapa pertanyaannya bukan proyek apa saja yang Orochimaru lakukan?

"Aku sudah bilang aku tidak mempercayainya, Sakura. Aku hanya pernah disuntikkan berbagai penawar racun itupun setelah aku melihat Kabuto menyuntikan cairan yang sama ke tubuh Orochimaru." Jawabku.

"Selain itu?"

"Selain itu aku hanya berlatih dan mengikuti proses pemindahan rohnya. Hanya formalitas karena saat itu aku juga mencari kelemahan Orochimaru untuk membunuhnya sebelum ia mendapatkan apa yang ia inginkan dariku."

"Bagaimana cara Sasuke-kun membunuhnya?"

"Sebelum pemindahan benar-benar dimulai, Orochimaru akan berada di titik terlemahnya. Aku memanfaatkan hal itu untuk menyerang dan aku berhasil membunuhnya."

"Tapi-"

"Orochimaru bersembunyi di segel yang berada di tubuhku. Itachi-nii menyadarinya, Nii-san membuatku melawannya sampai batasku untuk membuat Orochimaru muncul lalu menyegelnya dengan Pedang Totsuka¹. Alasan mengapa Orochimaru ada sekarang karena aku membangkitkannya kembali dengan sel tubuhnya pada Kabuto dan segel milik Anko. Kemampuannya kembali setelah kami melakukan ritual memanggil Dewa Kematian dari klan Uzumaki yang dapat mengeluarkan arwah-arwah yang tersegel di dalamnya. Dengan ritual itu pula Orochimaru dapat melakukan edo tensei pada Hokage pertama sampai ke-empat yang tersegel di dalam Dewa Kematian." Jelasku panjang lebar.

"Mengenai perkataan Sasuke-kun tadi pagi, berarti yang melepaskan jutsu edo tensei milik Kabuto itu Sasuke-kun dan Itachi-san?" Tanya Sakura dengan nada penasaran.

Aku bingung bagaimana harus menjawab pertanyaan Sakura. Di satu sisi aku ingin sekali membeberkan betapa hebatnya seorang Uchiha Itachi, tidak hanya di hadapan Sakura, namun di hadapan semua orang. Akan tetapi di sisi lain aku menghormati keputusan Nii-san untuk menjaga kehormatan klan kami. Aku juga belum siap untuk menceritakannya kepada Sakura sekarang. Aku tahu Naruto dan Kakashi sudah mengetahui fakta tentang Nii-san. Tapi apakah Sakura akan mempercayaiku begitu saja? Apakah Sakura akan mempercayai perkataan bahwa Uchiha Itachi si Buronan Kelas S melakukan itu semua demi desanya? Terlebih pernyataan itu keluar dari mulut penjahat lainnya. Seorang penjahat yang hampir membunuhnya secara sadar setelah membohonginya.

Sebelum aku menjawab pertanyaan Sakura, terdengar bunyi derap kaki yang bersahutan. Sepertinya terdapat dua atau tiga orang sedang berlari ke arah sini.

"Sakura, aku bisa mempercayaimu bukan?" Tanya Ibiki. Aku bahkan lupa akan keberadaannya sejenak.

"Maksud Sensei?" Tanya Sakura kembali. Akupun penasaran apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Ada urusan genting yang harus kuurus sekarang, tidak apa-apa jika aku meninggalkan kalian berdua bukan? Di depan tetap ada penjaga." Jelas Ibiki.

"Sensei bisa percayakan kepadaku." Jawab Sakura tegas. Setelah langkah kaki beberapa orang tedengar menjauh, aku merasakan Sakura merapatkan tubuhnya ke arahku.

"Sasuke-kun, tolong jangan sampaikan ini ke siapapun. Aku dan Tsunade-shisou sedang berupaya untuk membantu anak-anak korban perang. Terutama tentang permasalahan mental mereka. Dan Sasuke-kun adalah penolong kami untuk hal ini." Ucap Sakura dengan suara berbisik. Tidak ingin orang lain mendengar suaranya, Sakura mengatakannya dengan cepat sambil membuka bungkusan plastik dan mengetuk-ngetulkan kakinya ke lantai agar suaranya sendiri tertutup dan tidak menggema.

"Aku tidak bisa melakukan apapun Sakura." Ujarku. Tidak mungkin aku dapat menolong Sakura dan anak-anak itu dalam kondisi seperti ini bukan?

"Sasuke-kun bisa. Dengan menceritakan perasaan apa yang Sasuke-kun rasakan sehingga memutuskan hal-hal yang Sasuke-kun pernah lakukan dan perasaan serta kekhawatiran Sasuke-kun saat ini." Jelas Sakura.

Aku terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Membuka diriku ke orang lain bukanlah hal yang mudah. Aku pernah berambisi untuk memutus hubunganku dengan semua orang yang memahami perasaanku, dan sekarang seseorang yang pernah aku inginkan untuk memutus ikatannya denganku memintaku untuk menceritakan perasaanku demi kepentingan orang banyak. Aku mengerti mementingkan kesehatan mental anak-anak korban perang akan membuat masa depan yang lebih cerah. Mencegah orang-orang sepertiku mengacaukan dunia yang telah damai ini.

"Aku tahu itu menyakiti Sasuke-kun." Ujar Sakura dengan nada yang lebih lembut.

"Oleh karena itu, aku tidak akan memaksa. Keputusan ada di tangan Sasuke-kun." Tambah Sakura sebelum keheningan mengambil alih ruangan ini. Sakura adalah gadis yang sangat pintar. Dia sangat berhati-hati mengambil langkah yang menguntungkannya untuk mendapatkan apa yang ia perlukan.

"Hari ini aku membawa bento dari luar. Aku sudah meminta izin pada Ibiki-sensei dan Sasuke-kun boleh memakannya." Dan inilah contohnya. Sepertinya Sakura benar-benar serius ingin menolong anak-anak itu dan makanan yang dibawanya ini adalah salah satu sogokannya terhadapku. Sakura memang gadis yang keras kepala.

"Sasuke-kun suka tomat bukan? Apa besok malam Sasuke-kun ingin aku bawakan buah tomat? Atau ingin sup tomat? Aku akan berusaha membuatkannya" Tanya Sakura ragu-ragu. Sedari tadi, aku tidak menjawab perkataan-perkataan Sakura. Aku baru sadar bahwa aku membiarkan Sakura bermonologue.

"Kau tidak perlu repot Sakura." Jawabku singkat.

Sakura sangat sibuk di rumah sakit. Kudengar Sakura kedapatan jatah untuk mengurus korban-korban gawat darurat setelah perang. Sakura juga pernah bercerita kepadaku dan Naruto dihari pertama kami kembali dari perang bahwa ia tidak dapat langsung mengoperasi kami karena ia memiliki pasien lain yang lebih gawat dan harus ditangani secepat mungkin. Sakura meminta maaf karena itu. Tidak ada dokter lain yang langsung bekerja di hari yang sama setelah pulang dari garis terdepan perang kecuali Sakura. Bahkan ia langsung berkutat berjam-jam di ruang operasi. Apakah memasak tidak merepotkannya lebih jauh?

"Masakanku memang tidak enak sih, tapi aku pikir Sasuke-kun rindu masakan rumahan, jadi aku akan berusaha membuat masakan yang layak dimakan! Sasuke-kun juga perlu makan buah. Kebetulan besok hari sabtu dan jadwalku di rumah sakit hanya sampai jam 5 sore." Jelas Sakura. Aku mulai menimbang-nimbang harus menjawab apa karena sejujurnya, perkataan Sakura benar.

It's been a long time since I ate homemade food. And it's been a long time since there is someone worried about it. The last was my mom. And now is you, Sakura.

(Sudah lama sekali aku tidak memakan masakan rumah. Dan sudah lama sekali ada orang yang khawatir tentang hal itu. Terakhir kali adalah Ibuku. Dan sekarang itu adalah kamu, Sakura.)

To be Continue.

1. Pedang Totsuka : Pedang yang dapat mengambil nyawa seseorang untuk dimasukkan ke dalam genjutsu. Pedang yang berpasangan dengan Cermin Yata ini dimiliki oleh Susano'o Itachi. Menurut legenda Jepang, pusaka tersebut dibawa oleh Ninigi-no-Mikoto—leluhur legendaris bagi para keturunan Kaisar Jepang—saat neneknya, Dewi Matahari Amaterasu, mengirimnya untuk menenangkan keadaan Jepang. Secara tradisional, pusaka tersebut merupakan lambang kedewaan Kaisar Jepang sebagai keturunan Amaterasu, dan menguatkan legitimasi politiknya sebagai pemimpin tertinggi di Jepang.

New Life : The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang