𝖵𝗈𝗅. 𝖨𝖵; Kamu, aku, dan hari pertama.

4 4 0
                                    

Note.
Tidak diperbolehkan adanya plagiarisme di wilayah ku. Vote & komen jika kamu merasa puas dengan cerita ini, sampaikan krisar dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung. Terimakasih & selamat membaca~

✧✧✧

Chapter IV
'Kamu, aku, dan hari pertama.'

Senin, hari yang cerah untuk memulai kegiatan baru. Seperti halnya bagi Selena. Sekarang ia sedang bersiap-siap untuk itu. Kau tau sendiri, jadwalnya ia menemui atasannya.

"Dasi sudah. Alat tulis, laptop, dan- cemilan sudah. Sekarang apalagi yang aku lewatkan?"

Selena melirik jam di atas mejanya. Sudah menunjukkan pukul 06.32 WIB. Itu tandanya seharusnya ia sudah akan berangkat.

Ia mengambil ikat rambut, menguncinya dengan rapih. Ia tidak ingin hari pertamanya menjadi berantakan. "Selena, kau cantik sekali! Aku saja jatuh cinta pada diri sendiri. Apalagi orang lain?"

Bila ingin berkata jujur, Selena sangat cinta dirinya sendiri. Entah apa alasannya. Tetapi, jika di tanya mengapa, maka ia akan menjawab; "aku lebih suka mencintai diri sendiri, daripada harus mencintai orang lain. Belum tentu mendapatkan feedback yang sama, kan?" Seperti itulah kiranya.

Ceklek.

"Selena? Kau mau ke-"

"Ayah, aku berangkat hari ini. Jangan khawatir aku memalukan nama besar ayah, maupun ibu. Aku akan belajar sendiri!" Selena membanggakan diri di hadapan ayahnya. Sementara sang ayah hanya menatapnya bingung.

"Maksud kamu? Memangnya kau belajar apa?"

"Aku sudah menemukan pekerjaan."

Sedetik kemudian, ayahnya tersenyum cerah. Ia menggenggam tangan Selena dan mengusap kedua pipinya. "Sungguh? Akhirnya putri ayah mulai berkembang. Semangat! Ayah tau, kamu pasti bisa."

Mengapa tidak dari dulu saja ia mendapatkan perhatian seperti ini? Selena tersenyum miris.

"Iya, ayah. Aku pasti semangat." Memang seharusnya begitu, kan?

Kemudian, ayahnya menarik tangannya keluar. Ia yang kebingungan hanya bisa pasrah. "Ayah?"

"Iya sayang?"

"Ayah mau mengajakku kemana?"

"Akan ayah antarkan kamu ke tempat kerjamu. Pasti lelah jika ke sana sendirian." Ada benarnya juga sang ayah.

Selena tersenyum miring, "kalau aku belum dapat pekerjaan, apa ayah akan mengantarkan ku seperti ini?" Tanyanya penasaran.

"Itu-" ayahnya memberi jeda sesaat.

"Tidak penting untuk ayah jawab, kan?"

Yang benar saja! Jawaban seperti itu tidak bisa membuat Selena merasa puas. Malahan ia berpikir buruk tentang mereka.

Selena menghela nafasnya, "ya sudah."

Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk segera berangkat sebelum terlambat. Itupun karena ayah.

Setibanya ia di sana, ia di suguhkan oleh kehadiran sang mantan. Selena menggeram kesal, masih pagi sudah buruk, nanti apalagi?

"Selamat pagi, Selena." Sapanya dengan senyum manisnya. Tidak sampai disitu, ayahnya yang masih mengenal pun ikut menyapa dia. "Wah, Noel. Kamu ternyata kerja disini ya?"

Noel yang di tanya hanya mengangguk kecil.

'Apa-apaan itu? Ayah dan mantan sama saja!' Batin Selena. Karena muak, ia langsung masuk ke dalam.

Noel yang menyadari pun ikut pamit dengan ayahnya. Menghampiri Selena yang masih merasa kesal. "Hei! Tunggu, Selena."

"Apalagi?" Selena menatapnya malas.

#𝖲𝖤𝖫𝖤𝖭𝖮𝖤; "𝖩𝗎𝗅𝗒, 𝖨 𝗍𝗋𝗎𝗌𝗍 𝗒𝗈𝗎!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang