𝖵𝗈𝗅. 𝖵𝖨; A collection of old memories.

4 3 0
                                    

Note.
Tidak diperbolehkan adanya plagiarisme di wilayah ku. Vote & komen jika kamu merasa puas dengan cerita ini, sampaikan krisar dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung. Terimakasih & selamat membaca~

✧✧✧

Chapter VI.
'Sekumpulan memori lama.'

Semilir angin menyambut kedatangan Selena. Selena membuka lemari kayu itu penuh pilu nya- teringat sesuatu. Mengapa ia bisa merasakan perasaan sesak seperti ini begitu cepat? Karena tadi ia melihat Noel asyik berbicara dengan perempuan lain dengan hangatnya. Apakah dia telah melupakan nya dengan begitu mudahnya? Jahat sekali.

Munafik jika ia sudah melupakan Noelson 100%, nyatanya rasa sakitnya masih membayangi dirinya.

Ia masih mengingat bagaimana posisinya saat ia tau bahwa ia diselingkuhi dengan begitu apiknya oleh Noelson saat itu.

"Noel~" panggil Selena begitu manja. Ia memegang lengannya dan mendongakkan kepalanya menatap wajah Noel dari bawah.

"Hmm. Kau lihat? Aku sedang sibuk." Noel tidak mengalihkan pandangan nya dari berkas yang ada di tangannya.

"Mau ku bantu?"

Selena memang belum paham apa yang di kerjakan, tapi jika ia diperbolehkan melihat, pastinya ia bisa membantu Noel walaupun hanya segelintir. "Tidak usah, Selena. Aku bisa kok." Tunggu, Selena di tolak nih?

"Aku ingin curhat dong. Hari ini aku belum menceritakan apapun padamu, kan?"

"Mau cerita apa?"

"Tapi ini membuatku sedih. Rasanya seperti di hantam belati yang tajam, tau. Aku melihatmu-" Selena menundukkan kepalanya dalam. Merasa tidak sanggup untuk melanjutkan ceritanya.

"Melihatku apa?" Tanya Noel. Kini, ia melepas kacamatanya. Memangku Selena dengan posisi yang dibuat nyaman di sana. "Berselingkuh.." kemudian, detik itu juga Selena menangis keras.

"Aku tidak mungkin menyelingkuhi mu, sayang. Mengapa kau menuduhku seperti itu? Katakan."

Selena menyengir lebar, "aku baru saja bergosip dengan temanku tentang kasus perselingkuhan di akhir-akhir tahun ini. Tidakkah kau merasa heran?" Sepertinya Noelson harus menjauhkan Selena dari jangkauan teman-teman nya, agar tidak mudah di cuci otaknya seperti ini.

"Buang jauh-jauh pikiran mu seperti itu. Tidak mungkin aku berselingkuh. Kau percaya padaku, kan, Selena?" Dengan ragu Selena mengangguk.

Di rasa tenang, Noelson memeluknya dengan erat. Sebenarnya saat itu, dirinya sudah seperti menyembunyikan sesuatu dari Selena. Tapi ditutupi.

"Mimpi itu bohong. Jangan percaya pada itu, kau harus mempercayai ku, ya?" Entah Selena sadar atau tidak, Selena melihat ada yang tidak beres di senyuman manis milik Noelson.

"Kalau kau berbuat seperti itu, aku tidak akan segan membuatmu menderita nanti."

"As you wish, honey."

Selena terkekeh miris. Seharusnya ia tidak percaya kepada Noelson saat itu. Sayang seribu sayang, nasi sudah menjadi bubur, kan? Tidak bisa terulang lagi.

Ia beralih membuka halaman selanjutnya. Di sana ada foto-foto bersamanya selama bersekolah, hanya ia yang menemani Noelson dari nol. "Kita hanya sekedar pacar, tidak lebih. Mengapa kau memaksaku, huh? Lagipula menjadikan mu pacar tidak membuatku menoleh dan menatapmu seolah rumah nyaman."

Ia melempar bukunya dengan keras. "Bohong!" Ingin sekali ia membuang nama Noelson, tapi tidak bisa.

Satu kantor dengan mantan bukanlah ide yang baik. Kalau saja bukan karena orangtuanya, ia takkan mau. Sekarang ia harus menjaga kewarasannya agar tidak terlihat oleh siapapun. Bahkan cintanya sudah habis.

#𝖲𝖤𝖫𝖤𝖭𝖮𝖤; "𝖩𝗎𝗅𝗒, 𝖨 𝗍𝗋𝗎𝗌𝗍 𝗒𝗈𝗎!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang