"Apa teknisi AC-nya sudah datang?" Tanya Jenderal Kepolisian Seoul pada anak buahnya.
"Sudah, Jenderal, mereka tengah membetulkannya." Si anak buah membuka pintu dan mempersilahkan petingginya masuk untuk mengecek. Di dalam ruangan, dua teknisi AC itu tengah bekerja. "Baguslah, aku akan keluar lagi. Kau mau ikut?"
"Ikut, Jenderal."
Ruangan itu pun kembali kosong, hanya ada dua si teknisi. Yang sebetulnya mereka tengah diam-diam memeriksa ruangan ini untuk memastikan apakah ada CCTV atau tidak.
Dan mereka beruntung karena tak menemukan CCTV di ruangan tersebut. Mungkin karena sang Jenderal pastilah tak ingin privasinya di awasi. Namun mereka yakin sang Jendral tidaklah bodoh untuk tak memasang keamanan lain di ruangannya.
Ya tak mungkin kan dia jadi Jenderal kalau bodoh? Sudah pasti dia pintar sehingga pangkat nya bisa naik sampai ke Jenderal.
Kini si teknisi satu lagi tengah memberi tanda dengan gestur tangan. Yang artinya jika di ruangan ini memang tak dipasang CCTV, tapi bisa jadi dipasang alat penyadap. Setelah temannya paham, mereka kembali bekerja seperti biasa.
Kedua teknisi itu memang bukan pekerja yang bertugas membetulkan AC. Mereka adalah anggota Clark yang tengah menyamar, Brenda & Jeremy Chen.
Jeremy Chen kemudian memberi tanda lagi, lalu Brenda cepat-cepat membuka setiap loker yang ada di ruangan untuk menemukan benda yang mereka cari. Dan ketika Brenda menemukannya, senyum tipis itu terulas.
Tas hitam dengan logo merk LD yang jadi incaran mereka ada di sana. Jeremy Chen lalu mengambil tas yang sama persis dari ranselnya, memberikannya pada Brenda untuk menukarnya dengan tas LD yang mereka incar.
Dengan langkah pelan, dan dengan bantuan Jeremy Chen yang sengaja membuat suara dengan membenarkan AC, Brenda pelan-pelan menukarkan tas tersebut di loker si Jenderal yang telah ia otak-otik.
Setelah berhasil, Brenda memasukan tas tersebut meski sebenarnya terasa janggal dengan beratnya.
Brenda kemudian mengeceknya terlebih dahulu karena penasaran, mengecek luar dan dalamnya. Ia mengeryit, nyaris mengumpat keras namun ia urungkan.
Jeremy Chen menyelesaikan pekerjaan mereka yang berpura-pura membetulkan AC. Tapi mereka memang tengah membetulkan AC sih!
Mereka handal jika memperbaiki hal sepele seperti itu meski hanya berpura-pura. Karena memang mereka juga belajar terlebih dahulu sebelum menjalankan misi.
Saat pekerjaannya telah selesai, Jeremy Chen begitu lihai menyelipkan sebuah benda hitam kecil pada celah pinggiran AC. Siapapun tak akan sadar jika di sana terdapat kamera pengintai. Benda itu sangat kecil, sulit untuk melihat dan menemukannya jika tidak diperiksa dengan benar-benar.
Jeremy Chen lalu menekan earphone kecil di telinga, "lakukan!" Itu tanda untuk Draco yang berada di toilet menunggu instruksi.
Bunyi alarm kebakaran tiba-tiba saja berbunyi, di ikuti dengan kepulan asap yang berasal dari toilet. Yap, itu adalah ulah Draco si polisi gadungan.
Semua orang berhambur keluar menyelematkan diri. Termasuk Brenda, Jeremy Chen dan Draco yang juga segera keluar, berbaur dengan yang lain lalu menghilang diantara kerumunan.
Mereka kembali ke mobil, lalu meninggalkan kantor kepolisian dan berhenti disebuah gudang kosong yang jauh dari kantor.
"Brengsek! Sialan!" Umpat Brenda setelah mereka berhenti di sana untuk mengecek lagi dan lagi tas isi tas itu.
Draco yang semula menunggu di mobil tampak terkejut mendengar Nona Mudanya itu mengumpat.
"JENDERAL SIALAN! AKAN KU CINCANG KELAMINMU SUATU HARI NANTI!"
