Pangeran Devan

173 2 0
                                    

" Cieee... yang lagi ngapung nih, mukanya murung mulu. " goda teman gue dengan semangatnya.

Setelah bel istirahat tadi berdering, kita berempat langsung ngacir ke kantin, membeli makanan yang sama dan membayarnya dengan uang yang sama. Kita klop tau, kayak makanan klop itu, hihihi ^0^, abaikan =_=.

Gue melihat dia dengan merengut kesal, " Diran! Gak kayak gitu tau! Gue juga gak kenal sama orang itu, dan gue juga anggap itu sebuah candaan. " gue melahap batagor yang dipesan tadi dengan kesal. Mereka bertiga hanya tertawa mendengar pernyataan dan melihat kelakuan gue.

" Udah dong, nanti temen sebangku gue jadi ngambek sama gue, dan bakal kasih bogem ke gue. " katanya dengan nada sedih kepuraannya dan kemudian tertawa ngakak.

Keki banget nih gue!

" Eh, eh, tuh liat! Baru diomongin aja, pangerannya langsung datang, ckckck. " kikiknya dengan geli.

" Afa! " geram gue tertahan, malu sekaligus kesal dengan kenyataan ini. Orang yang tadi mereka bertiga omongin, memang benar benar datang ke meja kami dan duduk bersebelahan dengan Afa, berhadapan dengan gue.

" Hai. " sapanya pada kita semua.

Sok akrab! Lu siapa sihh?!

Gue cuman diam dan mereka bertiga yang nyapa balik.

" Lo Devan, kan? yang waktu tadi? " Afa bertanya.

Ckckck, lo nanya yang jawabannya udah bisa ditebak sendiri? Sengklek tau gak!

Cowo itu hanya mengangguk, lalu matanya natap gue dengan intens. Gue tatap balik matanya dengan kesal.

" Ngapain liatin gue, hah?! " ekspresinya sempat terkejut melihat jawaban gue, kemudian normal kembali.

" Gaapa kok, emangnya gak boleh, ya, sayang? " jawabnya tenang. Kali ini gue yang terkejut dengan pernyataannya. Bukan hanya gue, tapi temen gue juga sama terkejutnya.

" Yaudah, gue mau main dulu sama yang lain diluar, take care ya. " katanya. Dengan gerakan gesit, tangannya mengambil batagor milik gue dan mencium pipi gue sekejap, kemudian berlari ke luar kantin.

" LO! Liat aja nanti! Gue kasih bogem baru tau rasa lo! Sialan! " kata gue memaki dirinya yang sudah tak terlihat di kantin. Teman gue hanya bengong kemudian tertawa keras sekeras - kerasnya.

" Gue baru liat kalo misalnya temen gue yang aneh ini, ada yang deketin dia. " Diran tertawa keras daripada yang lain.

" Laku juga ternyata, ckckckck. " tambah Dila diakhir pembicaraan.

Gue kesel! Bener bener kesel! >.<



0723Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang