Pagi yang sangat cerah dan menghangatkan, kicauan burung saling bersahutan menambah keindahan pagi."Kamu nanti pulang jam berapa, Al?"
"Seperti biasa kak, lagi nggak ada kegiatan tambahan hari ini,"
"Ohh baguslah, kalo begitu hari ini kakak mau masak, sekalian kamu bantu kakak nulis ya?"
"Mmh, Alfa pergi dulu kak," saat hendak bersalaman.
"Tunggu! Kakak mau tanya sesuatu, kamu mecahin gelas ya semalam?"
"Kak Anara kok bisa tahu aku aku mecahin gelas? Bukannya udah dibersihin ya semalam." Ucap Alfa dalam hati.
"Alfaa! Heii!! Ditanyain malah bengong ni anak. Kamu mecahin gelas kan?"
"Eee.. anuu i-iya Al ga sengaja kak, sorry ya," Alfa menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.
"Lain kali hati-hati, kalo bisa langsung dibersihin. Kalo ke injek kan bahaya bisa terluka. "
"Iya kak, maaf. Kalo gitu Alfa pergi dulu."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Aku mengamati Alfa dari pintu, terlihat jelas dari raut wajahnya kalau adikku itu tampak lesu dan murung. Aku merasa bukan karena menegurnya soal pecahin gelas tadi, melainkan ada hal lain yg mungkin mengganggu pikirannya.
"Apa dia juga mendengar kegaduhan tadi malam? Atau keluar dari kamar lewat dari jam 10 dan melihat sesuatu?" Pikir Anara.
Anara memutuskan untuk menanyakan perihal ini pada Alfa, setelah dia pulang sekolah nanti.
***
Alfa berjalan dari rumah ke halte bus seperti biasa. Kegiatan yang sudah menjadi rutinitasnya saat ini selain bisa melihat hantu tentunya.
"Yang mengganggu ku semalam beneran hantu cewek dari sekolah atau penunggu rumah itu sih? Baru kali ini aku di ganggu tanpa diperlihatkan wujud."
Alfa yg tengah larut dalam pikirannya itu tiba-tiba buyar seketika setelah bahunya terasa di tubruk seseorang yg sedang berjalanan dari arah yg berlawanan dengannya.
Saat menoleh dan melihat ke arah orang tersebut. Alfa mendapati seorang nenek tua memakai pakaian lusuh, rambutnya yg putih panjang berantakan kulitnya yg keriput dengan tatapan tajam ke arahnya.
Alfa semula hanya kaget, kemudian merasakan bulu kuduknya meremang. Nenek itu menyeringai menatap tajam ke arahnya, lidah berwarna hitam menjulur keluar dan memanjang. Alfa tersadar melihat sekitar, tidak ada satu orang pun yg berlalu lalang dan tak ada orang dari seberang jalan melihat nenek tua mengerikan ini.
Lagi-lagi ia melihat penampakan, padahal ini masih pagi dan berada di luar pula.
Lidah panjang itu terus mengarah pada Alfa yg jaraknya kurang dari satu meter. Refleks Alfa menutup ke dua matanya.
Beberapa saat kemudian merasakan tidak ada hal aneh yg terjadi, Alfa mulai membuka mata. Sosok nenek mengerikan itu sudah tidak ada. Suasana sudah ramai lagi seperti semula, orang-orang yg berlalu lalang menatap bingung padanya yg bertingkah aneh.
"Tiiiinnn"
Bunyi klakson mobil dari arah samping. Pintu kaca terbuka perlahan, tampak seorang perempuan menyembulkan kepalanya dari dalam mobil.
"Alfa!"
Terdengar Suara perempuan yg tak asing memanggil namanya. Alfa menoleh ke arah mobil Avanza berwarna hitam yg berada di disampingnya tepat di pinggir jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renata
HorrorKedua kakak beradik yakni Anara dan Alfa harus tinggal di sebuah rumah yang sudah lama tidak berpenghuni. Kedua orang tua mereka sudah meninggal dunia, dan harus pindah dari rumah masa kecil yang penuh kenangan. Di rumah kontrakan itu, Alfa seorang...