"Sayang, kamu kapan pulang? Kamu ga kangen Mama?."
Pagi Janet di akhir pekan minggu ini dipenuhi dengan telepon dari sang Mama. Pasalnya, sudah hampir satu bulan ini ia belum menghubungi keluarganya. Hidup seorang diri di kota orang bukan lah hal berat bagi Janet, jauh dari keluarga adalah keinginanya sejak lulus SMA. Kuliah di luar Sumatera, bekerjapun di Ibu Kota.
"Emmmm, nanti Ma. Cuti lebaran, kalo dapet libur dua minggu aku pulang."
"Yaampun Janet!!! Itu masih empat bulan lagi!! Kamu emang mau ninggalin rumah ya??!!."
Perkataan Mama di akhir kalimat itu benar. Kalau saja bisa, Janet tak ingin pulang ke tempat asalnya. Biar keluarga saja yang menemuinya di sini.
"Ma, bisa engga kalau setiap nelpon tuh pertanyaannya beda-beda. Mama ga bosen nanya yang itu-itu aja? Janet yang dengernya udah muak Ma!."
"Janet juga pengen sekali-sekali pengen dikunjungin oleh Mama, Papa, Dhory, sama yang lain juga Ma."
"Aku gabakal pulang Ma."
Telepon itu langsung ditutup Janet secara sepihak, ia sudah bosan ketika ditanya keluarganya dengan pertanyaan yang itu-itu saja. Janet hanya ingin diberi pujian, semangat, bukan nasihat.
***
Kini sudah Senin, seperti biasa Janet melakukan rutinitasnya dari pagi dan sekarang sudah menunjukan pukul 11.45 dimana ia akan beristirahat makan siang. Janettra sudah 5 tahun ini bekerja di En'Publishing, sebuah penerbit minor yang tidak berkembang-kembang bertempat di Ibu Kota. Ia bukanlah seorang lulusan sastra ataupun bahasa Indonesia.
Janet merupakan seorang lulusan pendidikan geografi di Universitas Pendidikan Indonesia. Jadi, bekerja sebagai editor bukanlah keahlianya. Namun mau tak mau, suka tak suka ia masih melakukan tugasnya demi uang.
Bekerja dengan gaji tak sesuai dengan apa yang dikerjakan bukanlah keingininanya. Tapi mau bagaimana lagi? iya harus tetap bekerja dengan alasan 'cari kerjaan itu susah'.
"Sssttt, ada Bu Maya!." bisik Nisa, rekan satu tim Janet.
Bu Maya atau kerap dipanggil cikgu besar oleh para karyawan merupakan co-founder sekaligus CEO En'Publishing. Bukan tanpa alasan ia dipanggil seperti itu. Selain badanya yang gemuk, Bu Maya juga sifatnya pemarah seperti cikgu besar.
Sudah pemarah, ngasih gaji kecil pula.
Ada yang beda hari ini dari Bu Maya, ia tersenyum manis seraya mengapit dua map hitam di lenganya.
"Selamat siang, ada yang ingin saya sampaikan kepada kalian berdua."
Hah? ada apa ini, Janet membatin.
"Sehubungan buku yang kita terbitkan tidak mencapai target, dengan berat hati kalian berdua dirumahkan. Kami tidak sanggup lagi untuk membayar banyak karyawan."
"Mohon maaf, kami sangat menyesal namun terpaksa kalian dihentikan sebagai karyawan di sini."
SIALLLLLL.
***
Sekarang Janet berbenah, kontrakan kecilnya akan dia tinggalkan. Kemana ia akan pergi? Bagaimana caranya melanjutkan hidup? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang mucul di benaknya.Pesangon yang diberikan hanya sebesar satu bulan upah. Tabungan yang tersisa tinggal 24 juta, itupun tabungan dari masa ia kuliah hingga 2 tahun bekerja. Janet bingung, apakah dia harus pulang ke kampung halamanya? Apa kata tetangga nanti? Jangankan tetangga, tadi malam ia sudah berjanji tidak akan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk You Home (re-publish)
FanfictionSoljae, Woohye Alternative Universe 💛💙 "Sejauh manapun kamu berkelana, aku lah tempatmu pulang" starring : • Kim Hyeyoon as Imelda Janettra • Byeon Wooseok as Ryugo Suganda • Seo Hyewon as Tina • Kim Bora as Isla • Cho Yihyun as Dena • Lee Seu...