Apa yang lebih besar dari rasa takut menghadapi kematian?
Harapan.
Sedikit harapan sangat efektif
Banyak harapan sangat berbahaya
Secuil harapan tidak masalah, selagi itu dikendalikan
Jadi, kendalikanlah
(Hunger Games, 2012)Terakhir kali Davina bertemu dengan Jinu yakni 3 tahun lalu, saat gurunya datang kerumah untuk mengajar ilmu tentang poison. Hari itu Jinu terlihat seperti orang yang berbeda, kantung matanya menghitam, wajahnya pucat, dan tidak memiliki energi. Meski cirinya sama seperti orang sakit, kondisi Jinu jauh lebih buruk dari itu. Sulit dijelaskan dengan kata-kata karena ini pertama kalinya Davina melihat sesosok makhluk seperti tidak bernyawa tetapi ia hidup.
Matanya melirik gurunya yang tampak mematung. "Guru sedang bersedih?" tanyanya sambil meletakan sekop besi ke tanah dan beranjak berdiri mendekati Jinu.
Agenda pembelajaran hari ini adalah membedah tumbuhan Afrond-salah satu tumbuhan paling beracun di Wisconsin. Davina menggali tanah di sekitar Afrond agar mudah mengambilnya tanpa merusak akar. Sejak dirinya mulai menggali, Jinu tidak membantunya melainkan hanya berdiri diam sambil memandangi kolam ikan di taman itu.
Pertanyaan dari Davina seakan menyadarkan Jinu dari lamunannya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling sambil mengerjapkan matanya yang mulai basah dan memerah.
"aku tidak baik-baik saja davina" jawab Jinu dengan senyum getir. Kepalanya menengadah ke atas menghadap langit, menahan genangan air di pelupuk mata agar tak jatuh di pipinya.
Davina mengambil tangan Jinu untuk digenggam, meski tak tahu masalah yang tengah dihadapi gurunya, ia mencoba menyalurkan kekuatan lewat genggaman jemarinya.
"Kita tidak usah belajar dulu hari ini ya guru, kelihatannya guru Jinu butuh istirahat" ujar Davina sambil menarik tangan Jinu masuk kedalam rumah, meninggalkan tumbuhan Afrond di halaman rumah yang baru setengah tergali.
***
Seharusnya Davina berada di ruang belajarnya, mengerjakan soal matematika seperti yang diperintahkan oleh ayahnya. Namun disinilah ia sekarang, berdiri dibalik pintu ruang kerja jenderal V, untuk mencuri dengar pembicaraannya dengan guru Jinu.
"Selama dua tahun Jaden menjadi korban perundungan di sekolahnya, entah apa yang membuatnya merahasiakan ini darimu." suara berat itu mudah Davina kenali sebagai suara ayahnya.
Hening, tak ada respon dari gurunya, hanya ada suara tarikan nafas dari hidung yang basah seperti orang yang sedang menangis.
"Informasi dari timku, pelaku penabrakan berjumlah 4 orang. Mereka adalah teman sekelas Jaden. Siang itu, mereka bertaruh 2000 USD-bagi siapa yang berani untuk menabrak Jaden maka uang itu menjadi milik mereka." imbuh Jenderal V.
Makhluk mengerikan macam apa manusia itu? nyawa dijadikan gambling yang ditukar dengan uang untuk sekedar hiburan, apakah sebuah nyawa sebegitu rendahnya bagi makhluk bumi?
Baru 2 perkataan yang diucapkan ayahnya sudah membuat Davina pusing-tidak habis pikir. Lantas, apakah kondisi Jaden saat ini masih bisa diselamatkan?
Davina kenal dengan sosok Jaden, guru Jinu pernah mengajaknya sekali ke rumah ketika mengajar. Selain mereka lahir ditahun yang sama, hal yang Davina tahu soal putra guru Jinu adalah dia pandai di bidang agronomi-sama seperti ayahnya, Raja bahkan mengutusnya ke bumi untuk membantu meneliti tumbuh-tumbuhan di hutan Jeolmul dan hutan Boreal.
"2000 USD?" Jinu membeo.
"Pelaku yang ditahan kepolisian sekarang adalah sopir yang melayani keluarga Noa. Noa adalah salah satu dari 4 pelaku penabrakan itu." Suaranya terdengar rendah, Jenderal V seperti tidak nyaman mengatakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDOM : cannot be bestowed, it must be achieved. | HARUKYU & JEONGKYU AU
FantasyAda banyak bentuk kehidupan di luar angkasa yang luas ini. Realitas jagad raya tidak semata-mata hanya memiliki satu planet layak huni untuk menunjang satu kehidupan. Ada milyaran, triliunan, bahkan lebih dari itu-jumlah planet di dalam keseluruhan...