MENYERANG

1.9K 288 44
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏
Hay hay Ayang Rean, Ayden, Azraq, Eilgar
Sudah siap buat baca?🤭
Jangan lupa tekan ⭐ dulu yuk😉
Maaf ya kalo ngaret🙏

•Happy Reading•



Kekacauan jelas terjadi di villa pada dini hari itu, semuanya rusak dan berantakan, Surya bersama kawanannya sejenak terkejut karena kedatangan keluarga Ghazzal secara tiba-tiba. Tentu saja mereka menyangka ada pengkhianat atau mungkin ada penyusup.

Sesuai arahan, Arman dan Fachri berada di depan, memimpin pasukan, dan si kembar berada di tengah, dijaga ketat oleh para bodyguard.

"Mana Surya?" Tanya Arman dengan suara dinginnya, terlihat aura yang berbeda dari tubuh Arman. Azraq dan Ayden sontak mengusap lengannya, merinding coy.

"Heh untuk apa anda datang kesini? Seharusnya anda di rumah, sebentar lagi mati!" Ujar salah seorang lawan dengan senyum meremehkan, Arman menatap orang itu dengan tatapan datar, Fachri mengepal erat tangannya.

"Jaga congor lo anjing!" Teriak Rean membuat sikembar lain menatap Rean tak menyangka.

"Wow." -Eilgar

"Mantap." -Ayden

"Emejing." -Azraq

Seketika semua kawanan musuh tertawa mendengar teriakan Rean.

"Wah sepertinya ada bocah yang di bawa kemari ya. Nganterin nyawa cucu Pak?" Arman menatap lawannya tajam saat mendengar ucapan itu.

"Jaga mulut anda. Kalau anda masih mau bernapas, suruh Surya keluar!" Fachri maju mendekati orang-orang itu, tatapan Fachri kali ini persis seperti tatapan tajam milik Azman.

Prok prok prok

Tepukan tangan itu mengalihkan semua perhatian, terlihat Surya keluar beriringan dengan Genta dan Adja. Jelas itu membuat tiga kembar kecuali Rean berdiri terkejut, terutama Eilgar.

"Adja?" Gumam Eilgar saat melihat sahabatnya itu berdiri di antara orang-orang Surya.

"Dasar pengkhianat lo Adja!" Azraq berteriak, Rean tersenyum sinis, karena dia sudah tahu semua ini, hanya saja ia tak ingin mengatakan itu kepada saudaranya, biarlah mereka mengetahuinya sendiri.

"Lo udah tau Bang?" Eilgar menatap Rean, membuat si sulung itu mengangguk santai.

"Dia terlibat." Ujar Rean.

Emosi Eilgar seketika memuncak, dia mengepalkan tangannya kuat, orang yang selama ini ia percaya ternyata adalah musuh dalam selimut. Inilah mengapa Eilgar tak ingin memiliki banyak teman, karena semua manusia itu sama saja.

"Bangsat." Desis Eilgar.

"Wah wah lihat! Keluarga terhormat datang. Sudah selesai berdukanya?" Surya menampilkan senyum senangnya, seakan-akan dia bahagia melihat kehadiran keluarga Ghazzal.

"Maaf saya tidak bisa menghadiri pemakaman Azman, seharusnya saya di sana, ikut memasukkan tubuhnya ke dalam tanah. Hahahaha." Ayden menatap Surya tajam, matanya menyiratkan kemarahan yang begitu dalam, anak baik itu menyimpan dendam untuk ayahnya.

GHAZZAL FAMILY'S [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang