Chapter 3

1.3K 167 5
                                    

Lu Heng terbangun oleh jam biologisnya menemukan dirinya terperangkap dalam pelukan asing seseorang, wajah tampan Gu Yansheng di lihat dari samping benar-benar memukau. Tapi ia tidak lupa apa yang dilakukan pria itu semalam, membekap dengan obat dan menjamahnya semalaman membuat pikirannya memanas sekaligus marah. Ia tidak pernah tahu Gu Yansheng akan memaksa berhubungan tanpa peduli pendapatnya walaupun ia juga menikmati sensasi kenikmatan dari penis Gu Yansheng.

Lu Heng bangun dan masuk ke kamar mandi, ia cukup tahu dengan kamar ini sebelum pindah. Cairan hangat dan lengket mengalir dari sela pahanya membasahi lantai, badannya remuk seperti habis di pukuli. Ia mengutuk dalam hati, setidaknya kau membersihkan diriku, brengsek!

Lu Heng menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi, warna merah keunguan mewarnai seluruh tubuhnya terutama di dua putingnya yang sudah merah terang. Ia ingin menjerit tapi takut membangunkan iblis itu.

Lu Heng membungkuk dengan satu tangan menopang tubuh di dinding dan lainnya di hole yang membengkak berusaha mengeluarkan sisa-sisa sperma Gu Yansheng. Ia meringis mendapati rasa perih dan tubuh yang seolah terbagi dua, cairan putih dan merah bercampur mengalir turun mewarnai air. Lu Heng beberapa kali ingin menyerah tapi tetap berusaha hingga semua keluar. Rasa nyeri yang hebat memenuhi sekujur tubuh saat air menghujani dirinya.

Butuh waktu lama bagi Lu Heng untuk membersihkan diri lalu melarikan diri ke kamarnya, ia memakai pakaian apapun yang di rasanya mengambil jaket tebal dan syal dari mertuanya. Ia mencari kunci mobil yang di jatuhkan di koridor depan dan melarikan diri dengan tergesa-gesa. Membanting pintu apartemen dengan keras dan pergi dengan marah.

Gu Yansheng di dalam sudah bangun sejak awal mendengar suara itu tersenyum miring mengkritik dalam hati, tidak buruk.

Lu Heng berjalan ke tempat parkir tertatih-tatih oleh rasa sakit di selangkangannya, paman penjaga menanyai keadaannya dan hanya bisa menjawab dengan tersenyum. Suaranya masih serak akibat terlalu banyak berteriak tadi malam.

Ia tiba di rumah sakit dua puluh menit kemudian membeli sarapan dan membawanya ke kantor, ia melepaskan syal dan melihat tanda merah di lehernya dengan marah, bahkan lehernya tidak lolos dari gigitan Gu Yansheng.

Asisten datang membawakan dokumen penting, melirik sekilas tanda di leher Lu Heng tersenyum simpul dan berteriak dalam hati, kehidupan pernikahan dr. Lu benar-benar bahagia dengan suami yang tampan pula.

Syukurlah hari ini tidak ada operasi dan Lu Heng hanya meninjau kondisi pasien setelah operasi kemarin, ia mengeratkan syal takut tanda cinta Gu Yansheng tertangkap basah keluarga pasien ataupun rekan kerja lain.

Ketika kembali ke kantor ponselnya berbunyi bip singkat, ia melihat pesan Ji Guozhen mengirimkan gambar Qiao Ren dan Ji Zian tertidur lelap dalam pelukannya. Kemudian panggilan Ji Guozhen masuk mengagetkan, tidak mungkin untuk menolak teman dan atasan tersebut, ia batuk menyesuaikan suaranya lebih dulu.

"Halo, Ji-shao. Ada apa?" Suara Lu Heng sudah lebih baik dari sebelumnya.

"Ibu mengadakan makan malam keluarga nanti, dia menanyakan kabarmu dan bertanya apakah kau bisa datang? Tidak apa jika tidak membawa suamimu."

Lu Heng berpikir sejenak dan mengiyakan ajakan tersebut, Ji Guozhen seolah bisa melihat keengganan Lu Heng bersama Gu Yansheng.

"Baiklah, sampai jumpa di rumah utama." Ji Guozhen menutup telepon.

Lu Heng menatap log panggilan di ponselnya, pria itu tidak repot-repot bertanya bagaimana keadaannya, baik kalau begitu.

Lu Heng pulang jam enam ke apartemen pribadinya membersihkan diri baru pergi ke sana.

Di rumah utama, hanya ada mobil pribadi Ji Guozhen dan keluarga Qiao terparkir, mungkin ia jadi yang terakhir datang.

Pelayan datang memandu Lu Heng ke meja makan di dalam, ibu Ji Guozhen, Lu Meixian datang menyambutnya. "Xiao Heng, duduk dan makan ayo." Lu Meixian menarik pria itu sampai duduk, Lu Heng tersenyum malu dan mengangguk, ia memberikan sebuah kotak berpita merah mudah ke Lu Meixian.

Married The Enemy : [END] Here's I'm the Luckiest PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang