Chapter 7 : Happy Ending

1.7K 172 16
                                    

Ji Xinghe dan Gu Yansheng mendapatkan sepasang kembar dari jasa ibu pengganti. Itu adalah bayi laki-laki yang sehat dan tampan, dan seorang gadis kecil yang cantik dengan mata bulat berkilau. Satu mengikuti mata hitam legam Gu Yansheng, dan yang lain kuning lembut Ji Xinghe.

Bayi laki-laki Gu Yansheng di namai Gu Yang, sedangkan kakak perempuannya dari Ji Xinghe, Gu Yue, sepasang matahari dan bulan yang akan selalu bersinar di hati mereka. Untuk sifat, keduanya benar-benar bertolak belakang dari ayahnya, putra Gu Yansheng jauh lebih lembut dan halus dalam didikan Ji Xinghe, tentu saja, untuk beberapa waktu, kemarahan dan sikap posesif mereka persis sama. Gu Yue entah mengapa, kepribadian itu semakin keras menyerupai Gu Yansheng dalam beberapa metode, tetap saja, jika ayah kecilnya sudah bersuara, dia akan mengikuti seperti anjing kecil yang lengket dan manja.

Keduanya tumbuh berlimpah kasih sayang kedua ayahnya dan keluarga besar Gu dan Ji, bahkan kakek dan nenek Qiao akan datang berkunjung, membawa Ji Zian bermain bersama. Mereka berjarak dua tahun dari Ji Zian yang mana harus memanggilnya paman kecil ataupun gege, dengan suara yang lembut seperti susu.

Rumah Gu lebih hidup dan bahagia dengan kedatangan mereka. Ji Xinghe melanjutkan studinya, meraih gelar doktoral pada usia tiga puluh, Gu Yansheng memperluas pasar perusahaan, menjadikannya keluarga besar kedua setelah Ji Jia mengalahkan saingan lain.

Kehidupan cinta Gu Yansheng dan Ji Xinghe menjadi semakin dan semakin lengket, meskipun dia harus berbagi istrinya dengan anak-anak, itu sama sekali bukan masalah. Merekalah harta paling berharga yang ia punya, kebahagiaannya.

-
Lima tahun kemudian, anak-anak telah pergi ke sekolah, memanfaatkan keabsenan mereka, Gu Yansheng membawa istrinya berlibur ke Bali, sebuah negeri yang kaya akan pemandangan laut dan panoramanya. Mereka baru saja menyelesaikan ritual di atas tempat tidur dan sekarang sedang menikmati matahari terbenam di salah satu pantai. Udara dan pemandangan keemasan begitu memanjakan mata, keduanya diam-diam mempersempit jarak, berciuman di bawah latar emas dan merah yang mewah.

"Ayah!" "Ayah!" Tiba-tiba suara familiar datang dari belakang mereka, keduanya menoleh dengan kaku, dan tentu saja, itu adalah Gu Yang dan Gu Yue.

"Ayah! Berhentilah menggertak ayah kecil ku." Gu Yang menarik Ji Xinghe ke arahnya dengan posesif, lihat, itu sama, déjà vu.

Gu Yue melemparkan dirinya di antara kedua ayahnya, mencibir dengan kesal. "Ayah, kamu pergi menculik ayahku, lihat betapa posesifnya ayah. Huh."

Sudut mulut Gu Yansheng penuh dengan kedutan, dia tersenyum, ha ha, ha ha kemudian menarik sepasang telinga anak-anaknya, "lihatlah siapa yang begitu posesifnya kalian, mengikuti kami sampai ke sini. Bagaimana dengan sekolah?" Tangannya masih menarik telinga keduanya yang mulai memerah.

Ji Xinghe terkekeh geli, menyentuh dengan ringan lengan Gu Yansheng, "hentikan, kamu melukai anak-anak." Huh, Gu Yansheng sangat kesal sekarang, oke. Anak-anak itu begitu pandai bersandiwara, mencuri perhatian Ji istrinya.

Dua anak itu memeluk Ji Xinghe dengan air mata kepuasan, diam-diam menjulurkan lidah, mengejek ayah lain. "Anak ini..." Gu Yansheng siap melancarkan serangan kedua, tetapi melihat betapa lengketnya anak-anak manja itu, ia urung.

"Baiklah, aku kalah. Biarkan aku memeluk ayahmu juga." Gu Yansheng datang, melingkarkan kedua lengannya, memeluk ketiganya sekaligus. Gu Yang dan Gu Yue terkikik geli, Ji Xinghe-lah yang paling menderita di sini. Di himpit tiga orang pria besar, membuatnya sesak, akhirnya dia menghadiahi masing-masing dengan cubitan sayang, di pinggang.

Keempatnya tertawa dengan bahagia, seolah-olah manis keluarga itu menembus lapisan gula yang manis dan lebih lembut, membuat orang-orang memandang iri, ada juga yang tertular kebahagiaan mereka, tersenyum.

Liburan dua orang yang di rencanakan jauh-jauh hari menambah dua orang lain. Bukan hanya itu, pasangan tua Gu dan Ji datang, bahkan keluarga Ji Guozhen mengikuti dengan kesombongan melintas di matanya.

Gu Yansheng tak habis pikir, tertawa pelan. "Kalian semua benar-benar sesuatu."

Liburan keluarga besar datang, Ji Zian bergabung dalam percakapan para pria dewasa, sebagaimana di harapkan dari pewaris Ji Jia. Rombongan kakek-nenek Gu, Ji dan Qiao bergabung bersama mengawasi anak-anak yang sedang bermain seru dengan pasir pantai.

"Lu Heng, terima kasih." Ujar seseorang yang tak lain adalah Qiao Ren. Mereka duduk bersama mengawasi sisa matahari terbenam, kemerahan dan mempesona di langit senja.

Bingung, Qiao Ren menggelengkan kepala tanpa daya, "lupakan saja, pokoknya terima kasih. Kamu adalah alasan terbesar kami berkumpul dengan bahagia saat ini." Dia berkata tanpa melihat mata Ji Xinghe.

"E-en. Meskipun aku tidak tahu itu, tapi ini menyenangkan. Aku tidak tahu sebuah keluarga akan menjadi sangat hidup dan menyenangkan. Bukan hanya aku, tapi kalianlah alasan kebahagiaan itu tersampaikan hingga saat ini. Aku benar-benar beruntung."

-
"Kamu bisa mengatakan hidupmu adalah kesalahan, tetapi kamu tidak akan pernah bisa menolak sesuatu yang telah di takdirkan. Tuhan tidak akan pernah salah."

-
{Fin}

Married The Enemy : [END] Here's I'm the Luckiest PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang