Setelah tidur semalam dalam pelukan, tubuhLu Heng kurang nyaman selain nyeri juga ia tidak bisa mandi dengan baik seharian kemarin. Gu Yansheng di sampingnya merasakan pergerakan Lu Heng dan bertanya ada apa. Ia selesai berbicara dan Gu Yansheng bergerak cepat turun dari kamar mandi menyiapkan air hangat. Sepuluh menit kemudian dia menyeretnya untuk masuk.
"Aku bisa sendiri." Lu Heng bersikeras menolak tapi perlawanannya tidak berarti di hadapan Gu Yansheng.
Akhirnya pria itu menggendong Lu Heng dalam pelukan pengantin lalu mendudukkannya di dalam bath up, "Diam atau ku cium? Pilih satu." Gu Yansheng berkacak pinggang dan tersenyum kearahnya. Lu Heng memilih diam.
Gu Yansheng menuangkan sampo ke tangan dan mengusapnya di rambut lembut Lu Heng dengan hati-hati. Dia juga bertanya bagaimana cara mengobati tangannya, Lu Heng mengatakan ia bisa menjalani operasi di Kanada dan melakukan pemulihan selama dua bulan paling sebentar untuk mendapatkan keefektifan tangannya lagi.
Gu Yansheng mengangguk paham dan berkata lagi, "Aku akan ke sana bersamamu." Tangannya membilas kepala Lu Heng hingga bersih.
"En. Baiklah." Lu Heng menjawab pelan lalu meminta Gu Yansheng keluar dari kamar mandi, ia akan menyelesaikan dari sini sendiri, tapi di tolak.
Gu Yansheng memojokkan Lu Heng ke dinding menahan tubuhnya di antara pahanya, "Sayang. Aku akan membantu mu sampai selesai." Bisiknya sensual. Wajah dan leher Lu Heng memerah tidak wajar tapi masih mengangguk. Ia sangat senang dengan perlakuan manis Gu Yansheng, jika boleh berharap, ia ingin momen ini berulang di sisa hidupnya.
Gu Yansheng memang berniat membantu tapi dengan iming-iming lain, tangannya bergerak semakin ke bawah memegang junior Lu Heng. Lu Heng tersentak kaget dan menoleh, "Gu Yansheng..!! Apa yang kau lakukan?" Ia menggertakkan giginya menahan erangan yang timbul.
"Sssttt.. Sayang tenanglah. Aku akan membuatmu nyaman." Goda Gu Yansheng.
Pikiran Lu Heng kosong untuk sesaat, hanya ada nafasnya dan Gu Yansheng yang beriringan dalam suasana ambigu, tak butuh waktu lama ia ejakulasi di telapak tangan Gu Yansheng. Nafas Lu Heng masih terengah-engah tapi sensasi menusuk di pantatnya hadir lagi.
"Hmmhh.. Yansheng.. Apa yang.. Hngghh." Erangan Lu Heng teredam.
Gu Yansheng memasuki Lu Heng dengan persiapan membungkus miliknya dalam holenya yang hangat. Lu Heng tidak menolak, ia akan berusaha menerima kesenangan ini sebagai bayaran dari menghancurkan Lu Jia.
Gerakan Gu Yansheng mantap membuat Lu Heng semakin mengerang, ia menyebutkan namanya berulang kali sampai Gu Yansheng mempercepat temponya dan klimaks bersama. Lu Heng tidak lagi punya kekuatan di kakinya meluruh kebawah tapi Gu Yansheng dengan sigap menangkapnya, menyimpan kepala hitam Lu Heng di ceruk lehernya lalu membersihkan sisa-sisa orgasmenya dengan bersih.
Manik amber Lu Heng masih diwarnai kabut tapi kesadarannya telah pulih banyak, ia mengambil pakaian dari lemari untuknya dan Gu Yansheng. Untungnya masih ada pakaian besar yang bisa di kenakan.
Keduanya keluar dengan bergandengan tangan, tangan kanan Lu Heng tidak berdaya hanya bisa terkulai lemas. Gu Yansheng menggantikan Lu Heng mengeratkan syal dari ibunya dengan elok sampai Lu Heng berterima kasih padanya dalam nada malu-malu. Dia tidak bisa menahan tingkah imut Lu Heng dan mencium bibirnya lembut dan singkat lalu berjalan kembali.
"Astaga xiao Heng, kau kembali? Bagaimana dengan mu nak? Apa kau baik?" Yu Liang menghampiri Lu Heng dan memeriksa tubuhnya menemukan bahwa tangan kanan itu tersimpan tidak wajar.
"Siapa yang melakukan ini?" Nyonya Gu berwajah hitam bertanya dengan tajam, Lu Heng cepat-cepat menghibur mertuanya dan berkata ini baik-baik saja, tapi dia tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The Enemy : [END] Here's I'm the Luckiest Person
FanfictionSeri kedua dari Married The Enemy : Rebirth From Hell, yang menceritakan kisah tentang Lu Heng, bawahan Ji Guozhen yang di anggap sebagai saudara dan teman semasa kehidupan sebelumnya. Lu Heng merupakan kunci penting bagaimana mereka bisa kembali ke...