"ayah kita akan kemana?" Tanya anak laki-laki berusia 12 tahun itu. Ia menatap sang ayah yang fokus menyetir.
"Ayah" ia menyentuh tangan sang ayah yang sedang memegang setir itu.
"Ck menjauhlah, dan duduk dengan tenang disana" jawab pria itu dengan mendorong bocah yang dekat dengan dirinya.
"Shhhh" anak itu meringis karena tubuhnya membentur pintu mobil.
"Sudah ku katakan jangan menganggu dan kau tidak mendengarkan, itulah akibatnya" ujar lelaki itu.
Bocah itu menunduk, matanya bercermin-cermin.
Tak lama kemudian ia merasakan mobil yang ia naiki berhenti, kepalanya mendongak melihat sekitar, mereka berhenti di sebuah rumah.
"Ayah kita ngapain disini?" Tanyanya lagi.
"Diam dan ikuti saja" bocah itu menurut ia mengikuti sang ayah yang turun dari mobil.
Ia menatap rumah dua lantai yang cukup besar itu."Cepat jalan" pria itu mendorongnya.
Mereka memasuki rumah itu, mereka bertemu dengan seorang lelaki yang kemungkinan seumuran dengan ayahnya.
"Kau sudah datang Yuda, duduklah kita minum sebentar" sambut lelaki itu.
"Aku tak punya waktu untuk itu"
"Hey santailah"
Nanta hanya menyimak pembicaraan kedua lelaki itu yang sama sekali tidak ia pahami.
Yuda meletakkan sebuah tas hitam di atas meja.
"Ini barang-barangnya kau lakukan seperti yang sudah dibicarakan dan ini" Yuda memberikan sebuah amplop coklat berisi uang kepada lelaki itu.
"Aku rasa cukup untuk awal, selebihnya akan aku transfer nanti"
Pria itu tersenyum melihat isi amplop coklat itu lalu memasukan ke dalam saku celananya.
"Kau tenang saja, aku akan mengurusnya dengan baik "
Yuda berdiri "ayah mau kemana?" ucap nanta memegang tangan ayahnya.
"Ayah pergi, bermainlah disini sebentar nanti ayah jemput"
"Nanta tidak mau, Nanta mau ikut ayah saja"
"Jangan berulah Nanta, diam lah disini nanti akan ayah jemput mengerti" suara tegas itu membuat Nanta menciut, ia melepaskan tangan Yuda yang telah melangkah pergi semakin jauh hingga tak terlihat lagi.
"Hey nak tenanglah disini kau aman, aku akan menjagamu" ucap pria itu
Nanta hanya menunduk tak berani melihat, ia merasa sangat takut dengan tatapan pria itu.
Assalamualaikum semuanyaaaa
Apa kabar? Semoga baik ya.Mimin balik dengan cerita baru.
Semoga suka ya sama ceritanya.Buat prolog segini dulu ya
Pay pay
Jangan lupa vote komen ya, yang ngak votmen
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta Gafandra
Teen FictionPergi karena siksaan mereka, berharap dapat hidup tanpa ada belenggu keluarga melupakan mereka yang tak pernah peduli dengan proses dewasanya. perasaan sakit dan kecewa membekas bak torehan pisau tajam yang menyayat hatinya, trauma hidup yang harus...