Part 1

1.6K 173 16
                                    


Sebelum membaca Mimin mau kasih tau, semisal ada typo atau kata salah di tandain ya.

"NANTA,DAFA,IAN,ARSA SUPARJO MASUKKK "

Empat pemuda yang tengah duduk-duduk santai di kantin itu langsung berlari terbirit-birit menuju kelasnya ketika mendengar nama Suparjo.
Salah satu nama yang harus kalian patuhi jika ingin hidup damai hari ini.

"Bangsat ini tangga napa banyak banget dah oi" pemuda berambut coklat itu mengerutu.

"Lo runtuhin aja noh lantai dua" ujar Nanta.

"Cepet ogeb, gua ngak mau bersihin toilet lagi nanti kapok gua" sahut pemuda yang berlari dibelakangnya.

Setelah melalui dua tangga akhirnya mereka sampai di lantai dua, kembali berlari untuk mencapai kelas ujung.

Brakk

Hampir saja warga kelas itu henti jantung karena ulah mereka.

"Woi ahli neraka, selow dong kalo masuk liat nih lipstik gua miring kan" ucap salah satu siswi.

"Diem lu ye gua lagi butuh napas" jawab pemuda ber name tag Arsa Baskara, dadanya naik turun kelelahan karena berlari.

"Woi cepet duduk noh suparjo di ujung" ujar sang ketua kelas.

Lantas mereka semua langsung duduk dengan rapi, begitu pun dengan ke empat pemuda itu yang telah duduk ditempatnya masing-masing.

"Moga aja hari tu orang Baek" doa Dafa yang duduk di samping Arsa.

"Assalamualaikum" masuklah seorang guru dengan perawakan tinggi, kumis tebal dan kacamata hitam yang bertengger di atas hidungnya.

"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh" jawab murid serempak.

"Ya Allah Napa tu muka masam bener, kayak abis makan cuka" lirih Ian.

Lima menit pertama mereka habiskan dengan keheningan itu, tak ada yang berani bertanya, jangankan bertanya melihat wajah bapak itu saja semuanya sudah menunduk.

"Heh juminten lu bilang Suparjo kagak masuk, kok nonggol dianya" ujar Arsa berbicara dengan gadis disebelahnya.

"Kagak tahu yanto, tadi gua denger gosip kelas sebelah"

"Ck dasar gosip ngak berkelas Lo" dengus Arsa.

"ARSA kamu tidak lihat bapak di depan ha, malah mengobrol kamu"
Oke tamatlah riwayatnya.

"Eh itu anu pak saya tanya buku" gelagap Arsa.

"Mampus kita ada tugas anying" seketika mata Dafa melotot mendengar ucapan ian yang duduk didepannya.

"Anjir gua kagak buat"

"Gua rasa satu kelas ngak ada yang buat dah" ucap Nanta.

Arsa meletakkan jari telunjuknya dibibir menatap satu persatu murid yang sadar akan tugas hari, menyuruh mereka agar diam dan tidak memberitahu.

Namun sepertinya itu tak berjalan dengan lancar, siswa dengan kacamata tebal itu sudah membuka buku yang pastinya adalah tugas hari ini.

Saat dia akan mengangkat tangan seketika Arsa mengambil bukunya.

"Jangan jangan dulu" arsa menggelengkan kepalanya.

"Jangalah diganggooo"

"Biarkan saja dia duduk dengan tenanggg" ia melirik pak Suparjo yang berada didepan itu.

"Arsa sekarang bukan jam kesenian, untuk apa kamu menyanyi" lagi dan lagi Arsa kena.

Ananta Gafandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang