Ini cerita pertama aku, dan kali pertama aku nulis, jadi jika ada kekurangan dan kesalahan mohon dimaafkan🙏😭
Cerita ini murni karya aku dan isi pemikiran aku sendiri jika terjadi kesamaan nama cerita tokoh dll itu ketidaksengajaan bijak lah jadi pembaca!!!
Dan aku ingatkan cerita ini hanya fiksi!!!
Tandai ya jika ada typo atau kesalahan lainya 😅
Sekian terimakasih.Happy reading
Malam yang gelap, pria yang bertubuh kekar, namun tidak dengan hatinya, dia membawa motor dengan kebut kebutan, tak peduli umpatan yang di dapatkan di perjalanan.SEPTIAN FERNANDO
Seorang pria yang berusia 18 tahun, siswa yang bersekolah di sekolah menengah atas Dirgantara Indonesia.
Septian trus kebut kebutan, dia menekan rem motor dengan jemarinya hingga sampai di suatu tempat yang biasa ia kunjungi jika ada masalah.
Septian duduk di bawah pohon rindang, duduk termenung dengan beban pikirannya, dengan segelas kopi dan rokok yang dia beli di depan warung untuk menemaninya malam ini.
Tak lama kemudian terdengar segerombolan pemotor dengan knalpot begitu keras. Septian menoleh kearah suara itu, pemotor itu yang diketahui Diki dan Dika temannya Septian.
“Oii dikaa” panggil Septian kepada para curut nya, hingga membuat sahabatnya itu menghampiri dia yang duduk seorang diri.
“Sep ngapain lu disini nih gabut yaa” tanya Diki menarik turunkan alisnya membuat Septian geli sendiri lihatnya.
“Nggak ada gue lagi ada masalah aja nih dik” jawab Septian dengan tatapan sendu.
“Eh ka orang yang biasa bercanda sekarang lagi sedih coy hahah” pecah sudah tawa Diki.
Dika mengusap kasar wajah tengil Diki yang tak tau tempat untuk bercanda.“Tangan lu bau taiikk anying” umpat Diki dengan tingkah Dika.
“Makan tu taik” ujar Dika meledeki Diki.
“emang lu ada masalah apa sini cerita sama kami, sebagai teman yang baik kami siap jadi pendengar yang baik walaupun tak ada nasehat yang bermanfaat” ujar Dika merangkul pundak Septian.
“Gue habis diputusin Lia, kata dia gue terlalu sibuk dengan diri sendiri sampai lupa dengan dia dik” ujar Septian lalu menyeruput kopinya.
Diki juga ikut menyeruput kopi Septian hingga habis tak tersisa.“Woii lu sadar diri kek” ujar Dika tak kuasa lihat tingkah Diki, Septian hanya terkekeh melihat tingkah Diki, Diki itu tipe teman yang bisa membuat suasana hati seseorang membaik dengan Tingkah abstrutnya, wajar saja Septian tidak marah pada Diki.
“Dan mungkin dia nggak nyaman aja kali karna gue lebih sibuk dengan aktifitas sendiri hingga jarang kasih waktu buat dia” lanjut Septian.
“Oalah jadi gitu yah sep yaudah nggak usah sedih kali” ujar dika yang membuat Diki reflek menampol pelan kepalanya.
“Astaghfirullah, gue kira cuman gue yang butuh di ruqiah, lu juga harus di ruqiah ini, tobat lah nak” ujar Diki yang memegang ubun ubun Dika bersiap membacakan ayat kursi.
“Gue gak kerasukan bangsat” umpat Dika kesal.
“Jadi gini sep, lu itu cuman kehilangan satu wanita masih banyak kok wanita yang nungguin lu diluar Sono” saran dika.
“eh lu kira gue setampan Romeo ha” ujar Septian.
“mungkin sih, tapi lebih tampan gue bahkan melebihi ketampanan Romeo dan Dilan” jawab Diki ngaur, mungkin itu akibat karena selalu haluin Jenni black pink buat dia jadikan pacar.
“Narsis Lo” cibir Septian sambil menampol kepala Diki karena siap untuk menghalusinasi.
“Nggak usah dipikirin lagi sep, mending kita kampus yuk” ajak Dika karena merasa bosan, melihat tingkah Diki.
“Yaudah tancap gas aja lansung” ujar Septian. “Gue gak di ajak?” Tanya Diki dengan tampang polos sok imut.
“Lo tau gak? Geli gue lihat Lo gitu sumpah, yuk lah pergi bareng gue” ujar Septian merangkul pundak Diki menaiki motor mereka masing-masing.
🌠
Malam yang semakin larut , ketiga anak remaja itu menghabiskan waktu nya dengan bermain bersama dan berbagi cerita, di jalan raya yang sekarang sedang sepi, malam dingin yang menusuk kulit.
Sambil bermotor mereka sempat sempatnya bercanda di atas motor, saling balap balapan, dan akhirnya mereka tiba di tempat yang mau dikunjungi.
Mereka meletakan motornya dan duduk di lapangan bendera kampus yang sangat luas hari semakin larut malam dan suasana sunyi dan tentaram.
UNIVERSITAS ANDALAS
Mereka duduk ditengah lapangan, menidurkan diri ditengah lapangan sambil melihat bintang yang ada di langit, pemandangan yang sangat luas, ditemanin dengan suara suara hewan dimalam hari.
Bintang bintang yang begitu banyak dan sangat indah semua pemandangan terlihat jelas diatas sana permukiman warga dan jembatan beserta gunung gunung dan laut terlihat jelas di mata ketiga remaja itu.
“Sep enak nggak?” Tanya Dika.
“Wihh enak kali disini suasananya sangat tenang dan tentram” Septian diam sejenak.“gue janji ditempat ini gue akhiri cerita percintaan yang gak ada gunanya dan lebih memilih memikirkan masa depan nantinya” ujar Septian menatap lurus pemandangan yang ada di depannya.
“Semangat bro, kami pasti dukung yang terbaik buat Lo” ujar Dika.
“Ho oh” ucap Diki.
“woi teman teman ku, lihat diujung sana yang begitu sangat jauh” ujar Diki mengalihkan pembicaraan.
Septian dan Dika mengikuti dan melihat arah pandangan Diki.“ tuh ada kapal besar kali yah” Dika dan Asep tak bisa lagi untuk menahan tawa, mereka tertawa begitu keras.
“ lu kenapa sih dik kurang obat atau apaan makin lama makin begok aja lu yah” ujar Asep.
“emang salah gue apaan” tanya Diki dengan wajah polosnya.“Udah jelas jelas itu pulau masa Iyah lu bilang kapal, oon banget sih gemesss pengen bunuh” ujar Dika.
“Oalah pulau yah, kek kapal lah hahaha” ujar Diki, malah dia pula yang tertawa paling keras.
“Udah lah nggak jelas lu ki” ujar Dika dengan sangat tertekan. “suasana malam yang bagus” gumam Septian.
“mending kita buat Vidio buat kenang kenangan” muncul lah ide cemerlang dari Diki.
“Pintar juga ide lu” ujar Dika merangkul Diki. “Apaan sih geli, gak suka gelai” ujar Diki yang membuat Dika melotot.
“Gila ni anak, bertumbuk lah kita disini ha” Dika bersiap menaikkan lengan bajunya memulai adu jotos nya.
“Ampun suhu” ujar Diki menangkupkan kedua tangannya ke dada, mungkin karena takut lihat otot otot menonjol Milik Dika.
“ Hu takut kan lu” ujar Dika.
“Kawan kawan cisssss” ujar Septian mengambil gambar dan video nya.“Cissss” ujar Diki dan Dika kompak yang membuat Septian terkekeh.
Mereka buat Vidio dimalam hari yang sangat indah tak lupa dengan sebatang rokok yang saling berbagi satu sama lain.Septian sangat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka, walaupun tingkahnya yang kadang bikin naik darah, tapi mereka adalah tipe teman yang selalu ada kala susah dan senang.
“Gimana kita pergi nonton balap aja di katib kek nya seru tuh” ujar Diki.
“Wih pemikiran yang cermelang Ki” ujar Asep menyetujui perkataan Diki.
“Nggak usah banyak bacot lu semua gas” ujar Dika dengan suara lantang.
“Astaghfirullah jantung Diki mau copot ini Dika”. Ujar Diki memegang dadanya.
“Saya tak peduli” ujar Dika berlalu menaiki motornya.
🌠
13 Maret 2023
Minimal vote lah heheh
Bay bay
KAMU SEDANG MEMBACA
PIECE OF HEART Septian Athalia (on going)
Teen Fiction"Lia aku mencintaimu lebih dari cinta mu dengan Genta. Namun kini aku tak menangisi lagi itu, kini adalah waktunya aku tersenyum menikmati keindahan mu yang bahkan lebih indah dari senja yang kamu pandang" ucap laki laki itu membelai rambut Lia yang...