Di dalam novel yang asli, Voldemort adalah sorang Grand Master yang bahkan seluruh iblis manapun akan tunduk begitu melihat nya, Ia menjadi Incaran Dominick entah bagaimana awalnya, namun yang Gama pasti Dominick mengincar Voldemort begitu Ia selesai mendirikan sekte kultivasi iblis miliknya, Sebetulnya Voldemort memiliki tujuan dibalik berdirinya kultivasi iblis yang Ia buat.
Seseorang yang jindan atau inti kekuatannya rusak Ia tidak akan bisa berkultivasi lagi atau menggunakan pedang, paling parahnya seorang kultivasi jika kehilangan inti kekuatannya Ia bisa saja mati, inti kekuatan tak lain adalah jiwa-jiwa yang dimiliki oleh seorang kultivator.
Sampai sekarang yang bisa Voldemort lakukan hanyalah mendirikan sekte nya agar para kultivator tidak kehilangan mimpinya, namun kultivasi iblis buatannya tidak semua manusia bisa menanganinya, salah-salah Ia bisa melakukan penyimpangan QI yang membuatnya jadi gila dan berakhir mati.
Maka Dari itu Dominick mengincar Voldemort untuk dibunuh, Ia pikir jika pendiri Sekte Iblis mati maka ilmu Kuktivasi nya pun akan ikut menghilang bersamanya.
Sampai saat dimana Gama yang menjadi pemilik tubuh Voldemort Ia tidak akan membiarkan musuhnya, Dominick untuk membunuhnya.
Kesempatan bisa hidup sebagai Lord Demon's tidak bisa Ia sia-siakan begitu saja, jika Ia hidup lalu untuk mati lagi (?) lantas apa gunanya Ia dibawa ke alam para orang kuno ini?"Jadi bagaimana cara agar Dominick tak dapat menyerang ku?" tanya Gama pada Mephisto
"Tidak ada" jawab Mephisto dengan cepat, singkat, padat, jelas.
"Heeeeee! Kenapa tidak ada?"
"Karena aku tak pernah terlibat dengan Dominick" jawab Mephisto
Ini tidak seperti di dalam novel aslinya, Mephisto bukanlah sosok yang sangat peduli terhadap Voldemort? lalu kenapa di sini ia seolah tak peduli dengan urusan Voldemort dan Dominick?
Batin Gama menjerit, di penuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang terus terngiang di benaknya."Mephy bagaimana bisa kamu seperti ini terhadap ku, kamu benar-benar tidak ingin membantuku mencari jalan keluar, aku tidak ingin mati di tangan Dominick" Gama berujar dengan matanya yang mulai berkaca-kaca
"Tuan, anda sendiri yang berkata kepadaku untuk tidak mencampuri urusanmu dengan Dominick" ucap Mephisto kepada Tuannya
"Lalu saya harus apa Tuan?" tanya nya kemudian
Gama tampak terdiam, otaknya sedang berfikir saat ini Mephy benar, di dalam novel yang sebenarnya pun Voldemort memang meminta Mephisto untuk tidak terlibat dengan Dominick.
"Sebelum itu aku ingin bertanya kepada mu, apa alasan Dominick ingin membunuhku?" tanya nya
Mephisto tampak terdiam, Ia mengalihkan pandangannya dan pada akhirnya Ia mengalihkan topik pembicaraan, "Aa~ wahahaha, emmm T-tuan sepertinya sudah saatnya anda pergi sarapan, m...mari s...saya antar ke ruang makan" ujar Mephy terbata–bata.
Maafkan aku Tuan, aku takut jika mengatakannya akan membuatmu teringat kepadanya, kenyataan jika kau tiba-tiba amnesia tak masalah untukku. Mephisto membatin, Ia mendorong Tuannya untuk pergi ke meja makan dan menyantap sarapannya dengan tenang.
*
"Tuaan! Kami kembali~" ucap seseorang kepada Voldemort yang tengah duduk di dahan pohon mangga yang tertanam di halaman istananya
"Ah~ Yaa.... Selamat datang kembali eum..." balas Voldemort yang tampak kebingungan
Seolah mengerti seseorang pun memperkenalkan dirinya, "Aku Ben, ini Bardolf Tuan. Ada apa dengan anda?" tanya Ben yang melihat Tuannya seperti kebingungan
"Tuan tertimpa sesuatu dengan keras dan menyebabkan dirinya menjadi amnesia" jawab Philip yang tiba-tiba muncul
Ben dan Bardolf saling memandang, seolah apa yang dipikirkan keduanya adalah hal yang sama, "Tidak mungkin, Yang Mulia Voldemort tidak mungkin amnesia semudah itu hanya karena tertimpa sesuatu" sangkal Ben
Gama yang berada dalam tubuh Voldemort mulai berkeringat, entah bagaimana Ia harus menjelaskannya, Ia tidak amnesia hanya jiwanya saja yang bertransmigrasi ketubuh Voldemort.
"a...ahahahahaha~ tidak tidak, aku tidak amnesia h...hanya s...sedikit lupa, sepertinya memikirkan Dominick membuat ku kacau akhir-akhir ini" ujarnya mencoba senetral mungkin.
"Tuan anda sedikit terasa berbeda" Bardolf berucap, Ia mengendus-endus tubuh Voldemort.
Voldemort mendorong Bardolf, Ia sepertinya marah atas perlakuan Bardolf, "Maaf Tuan, saya tidak bermaksud"
"Tak apa, lupakan saja. Sepertinya aku perlu istirahat, kalau begitu aku pergi dulu" ucapnya kemudian ia melenggang pergi meninggalkan ketiga bawahannya.
Voldemort (Gama) berjalan-jalan tak menentu arah, Ia sibuk memikirkan rencana-rencana untuknya bertahan hidup di dunia ini, Ia harus segera menyiapkan rencana untuk melawan Dominick, Ia harus menyingkirkan cecunguk itu sebelum Ia menghancurkan dirinya terlebih dahulu.
Terlalu fokus berfikir Gama sampai tak sadar bahwa dirinya sudah sampai pada penghujung istana, Ia kemudian melihat salah satu ruangan yang pintunya sedikit terbuka, perlahan Ia melangkah mendekat ke pintu tersebut, dengan perlahan Ia membuka pintu tersebut yang menimbulkan decitan, mungkin sudah lama tidak ada yang memasuki ruangan ini.
Terlihat sebuah ruangan yang cukup besar dengan satu set meja dan kursi yang berada di sana, dan bingkai-bingkai yang tertutup dengan kain putih yang tertutup oleh debu, merasa penasaran Gama pun menarik salah satu kain putih yang menutupi bingkai besar yang terletak tepat ditengah-tengah ruangan dan dikelilingi oleh bingkai-bingkai lainnya.
Di tariknya kain putih tersebut dan menampilkan sebuah lukisan indah seorang pria yang bersama dengan kekasihnya yang mengenakan pakaian putih bersih serta wajahnya yang begitu menawan sangat memikat hati Gama.
"Itu siapa? Apakah itu Voldemort? Lalu siapa seseorang yang bersamanya? Dia pria atau wanita? Di sisi lain ia cantik di sisi lain ia mengenakan hanfu laki-laki" ucapannya dipenuhi tanda tanya.
Tiba-tiba saja kepala Gama merasakan sakit seperti dihantam sesuatu, sangat sakit sampai Ia berlutut karena tak sanggup menahan denyutan dikepalanya.
"AKHH!" pekiknya
Bisikan-bisikan berdengung di telinga Gama membuatnya semakin memekik kesakitan, dan pada akhirnya Ia pingsan untuk yang kedua kalinya.
.
.Membuka matanya, sekarang Gama sudah berada di kamarnya dengan ditemani salah satu ajudannya, Ben.
"Tuan apa anda merasa lebih baik?" tanya Ben melihat Gama sudah membuka matanya.
"Siapa dia?" tanya Gama, sementara Ben tak menjawab pertanyaannya.
"Siapa orang yang ada di foto itu?! Jawab aku Ben!" sentak Gama, Ben hanya tertunduk dan memalingkan wajahnya.
.
.
.To Be Continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED IN A PARALLEL WORLD AS A DEMON'S
Fantasy⚠️FOLLOW SEBELUM BACA TERJEBAK DI DUNIA PARALEL SEBAGAI RAJA IBLIS Gama Seorang Bujangan berusia 20 tahun, pekerja kantoran dan gemar membaca sebuah novel dengan genre Fantasy. Suatu malam Gama yang setelah melihat akhir dari novel yang dibacanya m...