4. Pertolongan Atlanta

17 2 0
                                    

Happy Reading

🎀🎀🎀

Pagi ini, tepat pada jam 06.30 WIB Saras tengah membersihkan seluruh rumah Tante-nya. Sedari jam 04.00 Pagi tadi, Saras sudah dibangunkan oleh Elsa untuk membersihkan seluruh rumahnya. Bahkan, cara membangunkan Elsa juga menyiram Saras dengan air.

Dengan rasa sakit, lelah, linu, dan perih yang menjalar pada tubuhnya, Saras bersikeras tetap melanjutkan pekerjaan ini. Ia takut jika harus kena perlakuan kejam dari Elsa lagi.

Merasa tenggorokannya sangat kering, Saras beralih sebentar untuk meminum air yang tersedia di dapur. Dengan gerakan yang hati-hati dan berusaha semaksimal mungkin agar tidak menimbulkan suara.

Mengapa begitu? Karena Saras tidak di izinkan untuk minum selama mengerjakan pekerjaan rumah Tante-nya ini.

Setelah meneguk air nya hingga tandas, Saras buru-buru membersihkan gelas tersebut dan menaruhnya di tempat semula.

"Duh, aku telat gak ya? Takut gak kebagian angkot,"

Kruyuk kruyuk

Lagi, perutnya memberikan informasi bahwa ingin segera di isi.

"Sabar ya perut, Saras juga lapar banget kok.."

"Tapi Saras belum dapat makan, sabar ya."

Dengan cekatan Saras melanjutkan pekerjaannya lagi, untung saja hanya tersisa dapur yang belum di bersihkan. Jadi pukul 06.45 semuanya sudah beres.

Saras memutuskan untuk mandi dengan cepat dan berangkat sekolah. Tak apa lah dirinya telat, asal tidak seharian di rumah Tante kejamnya itu.

Pukul 06.55 Saras sudah rapih, tak bisa di pungkiri gadis ini memang benar-benar cantik, kecantikannya sangat memikat siapa saja yang melihatnya. Bahkan luka-luka yang terpatri pada tubuhnya tidak sama sekali mengurangi kadar kecantikan bocah malang itu.

Saat dirinya sudah sampai pada tangga terakhir, disitu terlihat Elsa sedang sarapan. Dengan rasa takut, Saras menghampiri Elsa dengan rasa yang berkecamuk.

"T-tante, S-saras berangkat s-sekolah dulu ya" Gugup dan Takut, yang saat ini tengah menghiasi dirinya. Gadis itu tidak berani menatap Elsa.

Elsa tak menjawab, tanpa basa basi ia melemparkan uang sejumlah Rp. 15.000 dan satu helai roti yang di tekuk berisikan selai cokelat.

Dengan cepat Saras mengambilnya, ia memberikan tangannya untuk salim namun di tepis oleh Elsa.

"Terima kasih Tante, Saras berangkat dulu. Assalamualaikum." Saras beranjak pergi keluar rumah dan berlari kecil untuk menunggu angkot.

Dengan senyum yang sumringah, roti yang di lemparkan Elsa tadi ia makan dengan penuh rasa khidmat.

"Alhamdulillah akhirnya Saras bisa sarapan"

Tidak lama kemudian angkot yang di tunggunya sedari tadi datang, dan Saras langsung memasukinya.

Saras tau, dirinya sudah sangat telat. Jam tangannya sudah menunjukan pukul 07.05, 10 menit lagi pagar sekolah akan di tutup.

P A I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang