Happy Reading
🎀🎀🎀
Pagi ini Zelyn sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Sebelum itu, ia membawakan bekal untuk Saras di tempat Bekal yang ia baru beli kemarin. Zelyn sengaja membeli tempat bekal tersebut agar bisa couple dengan Saras. Sangat niat memang.
Saat ini, Zelyn juga memutuskan untuk membawa motor saja agar menuju sekolah lebih cepat. Dan Zelyn pun tentu ingin berangkat bersama Saras. Dari semalam, Zelyn menghubungi Saras tetapi sama sekali tak ada jawaban. Zelyn takut kalau Saras kenapa-kenapa.
Setelah selesai menyiapkan bekal, Zelyn meraih tas punggungnya dan tidak lupa untuk berpamitan dengan Papa dan Mama nya.
"Pa, Ma, Zelyn berangkat dulu ya." Pamit Zelyn sembari menyalimi keduanya.
"Iya sayang hati-hati, Nak." Ucap Mama Zelyn, yaitu Abigail.
"Uang sakumu masih ada, Zelyn?" Tanya Papa Zelyn, yaitu Gavin.
Zelyn tersenyum, "Masih banyak Papaku,"
Gavin yang mendengar jawaban Putrinya juga ikut tersenyum, Zelyn memang tipikal anak yang bisa menghemat meski sekali belanja dia sangat royal. Tetapi, Zelyn juga sangat pintar mengatur keuangan pribadinya.
"Yaudah Zelyn berangkat ya, Shalom"
Zelyn mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata. Sesekali ia bersenandung kecil dan menikmati pagi ini, sesekali ia tersenyum sendiri karena merasa bersyukur atas kehidupan dan kebahagiaan yang sudah Tuhan berikan padanya.
"Alasan gue sangat-sangat bersyukur dengan kehidupan, yaitu karena lo, Saras." Gumamnya pelan.
Hanya butuh waktu 15 menit, Zelyn sudah sampai di depan rumah Elsa. Zelyn memarkirkan motornya di depan pagar, memang sengaja karena Zelyn tidak mau mengganggu Tantenya Saras.
"Permisi, Saras!" Pekik Zelyn cukup keras.
Tidak ada jawaban, dan Zelyn memutuskan untuk memasuki pagar rumah Elsa, bukan karena tidak sopan, takut suaranya tidak kedengaran.
Tok tok tok
"Permisi, Saras..."
Tidak berselang lama, akhirnya pintu terbuka.
Ceklek
"Dengan siapa ya?"
"Sarasnya ada tante? Saya Zelyn teman sekolahnya Saras. Udah janji mau berangkat berang hari ini." Ujar Zelyn dengan ramah.
"Oh, temannya Saras.. mari masuk, Saras lagi siap-siap." Kini nada bicara Elsa berbeda, sangat jauh berbeda. Biasanya suara itu sangat ketus dan jahat, tapi kali ini sangat lembut dan ramah.
Zelyn memasuki rumah Elsa, rumah yang sangat nyaman untuk pulang. Hanya saja salah pemilik.
"Duduk dulu Nak Zelyn, kamu sudah sarapan?" Tanya Elsa tak kalah ramah.
"Sok ramah" Ketus Zelyn dalam hati.
Zelyn membalas pertanyaan Elsa dengan senyuman khasnya, "Sudah Tante.."
KAMU SEDANG MEMBACA
P A I N
Teen FictionWARNING!! FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA YA! Seorang gadis cantik berumur 17 tahun harus menghadapi penderitaan yang sangat pahit. Di tinggal pergi oleh Ibu-nya sejak lahir yang saat ini entah ada dimana, Ayah-nya yang tidak perduli seolah-o...