.09

493 60 11
                                    

Happy reading 💗💗

* * *

. . .

"Ihh padahal ini enak bangett kenapa ga juara satu ya?" Ucap Jam sembari menyuap beberapa potong serabi ke dalam mulutnya.

"Makannya pelan-pelan nanti kesedak" peringat Indo. Jam hanya menyengir menanggapinya.

"Ya gapapa loh, udah bagus dapat juara! Meskipun cuma juara dua tapi kaget juga aku" timpal Japan.


"Ya secara kan Jam ga bisa masak, gimana ga kaget" ejek SK. Jam menatap kesal ke arah laki-laki yang baru saja melontarkan ejekan untuknya.

"SK, lu kalau mau muka mu ku hancurin bilang aja. Gua tonjok lu ya" tantang Jam menatap tajam SK. Sang empu hanya tertawa kecil membuat Jam semakin kesal!

"Udah deh kalian, malah berantem depan makanan" ujar Indo.

"SK duluan sih. Oh ya Ndo, ini beberapa ku ambil ya? Mau ku kasi ke Neth soalnya" Ujar Jam.

Indo mengangguk menyetujui. Dia jadi teringat ... Neth ya?. Ah, perasaannya di selimuti rasa bersalah lagi.


Keputusan dia ga salah kan?

Ya, semoga.



* * *


"neth!!" Panggil Jam dari jarak yang cukup jauh dari orang yang ia panggil.

Neth menoleh ke arah sumber suara.

Jam mengatur napasnya, ia sedikit berlari untuk menghampiri Neth. Jujur saja ini pertama kali mereka bertatapan langsung setelah beberapa hari tanpa interaksi sama sekali.

"Kenapa?" Neth terlebih dahulu bertanya.

"Ini buat lu! Hasil masakan dari lomba. Hehe aku ikut lomba masaknya bareng sama Indo" ucap Jam sembari menyodorkan kantong berisikan makanan tersebut pada Neth.


Neth terdiam sebentar. "Bareng Indo?" Nada suara Neth sedikit berubah. Dan ya Jam tau kenapa, lebih dari tau.

"Jadi kamu jauhin aku karna beginian doang?" Tanya Jam dengan nada sedu.

" 'beginian doang' kata lu?" Neth menatap tak senang.

"Iya. Neth kamu berharap sama Indo, emang kamu ada effort selama ini? Kamu juga dekat karna perjanjian kekanak-kanakan yang di buat. Kamu kalau mau claim dia milik kamu ya usaha dong meski perjanjian aneh itu udah ga ada!!" Ujar Jam dengan kesal, menatap sahabatnya dengan sedu.

Seketika hening melanda mereka. Neth termenung dalam pikiran nya sendiri.

"lu ga bakal paham Jamaica ... " Lirih Neth memecah keheningan.

"Ga paham di bagian mananya Neth? Kamu cuma terlalu takut gagal. Aku ga punya niat buat nikung kamu tapi ... Setidaknya kamu berusaha" Neth menatap intens ke arah Jam.

"Selain takut gagal, aku juga tau hal itu asal lu tau"

Kali ini Jam yang termenung memikirkan maksudnya dari kata-kata sahabatnya.

Yang bener aja?


* *



"Bangsat ... Kenapa jadi kaya gini? Hiks ... Aku bingung." Ia mengusap air mata yg berada di pipinya.

"Halo ... Ada or- ANJING! Astaga Jamaica?!" Phil yang baru saja masuk ke kelas yang terlihat kosong itupun kaget karna menemukan seseorang yang sedang menangis di sudut ruangan.

Phil dengan cepat mendekati Jam yang duduk sambil memeluk kedua lututnya.

"Hei ... Kamu kenapa?" Tanya Jam agak khawatir, khawatir sama ca- ehem!.

Jam menggeleng pelan-enggan untuk bersuara karna sudah di pastikan suaranya akan serak. Phil lalu menempatkan diri duduk di samping Jam.

"Gara-gara masalah indo ya? Kan kalian dekat akhir-akhir ini." Ucap Phil tanpa melirik Jam yang tengah menatapnya dengan mata lembab.

"Maaf Phil tapi ... Paman Asean jahat." Ungkapnya tiba-tiba, Phil mengangguk.

"Kalau aku ada di posisi mu yang mana jadi penghalang hubungan Neth sama Indo karna Paksaan dari yang lebih tua, Aku juga pasti akan mengatakan hal yang sama. Tapi jangan benci ayah ku ya? Dia cuma terlalu takut akan yang pernah terjadi di masa lalu. Lagi pun orang tua mana yang tak trauma dengan kematian anaknya? Dan oh ya, kamu sudah tau kenapa ayahku bersikap seperti ini?" Ucap Phil akhiri dengan pertanyaan.

Jam menggeleng pelan, Phil mendekatkan dirinya nya agar tak ada yang bisa mendengar selain mereka berdua.

"Aku dulu punya kaka perempuan, kak Thail ... Dia suka dengan segender dan ayah ga masalah tapi semuanya berubah karna pacarnya kak Thail malah ngebunuh kaka ku dengan alasan harta. Kejadian 4 tahun yang lalu, dan karna itu semuanya jadi kaya sekarang" Jelas Phil.

Jam menatap Phil dengan kaget, ia mencerna semua fakta yang baru saja ia dengar. Kenapa seribet ini?.

"Phil ... Aku bingung, aku jadi bimbang apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku masih tak yakin ... Apa lagi Neth sahabatku" Phil menatap sedu perempuan di hadapannya yang terlihat frustasi.

"Hal pertama yang bisa kita lakukan itu, bicarakan baik-baik dengan Neth"




* *




"Jadi kalian sudah tau kan?" Ujar Asean sembari fokus dengan berkas-berkas yang ada di mejanya.

"Jadi bagaimana Indo? Kamu setujuh?"

Tubuh Indo membeku seketika, lidahnya terasa keluh. Asean lalu menatap indo yang hanya bergeming.

Jam melirik Indo lalu menggenggam tangannya, Indo reflek melirik perempuan di sampingnya. Tatapan Jam menyakinkan Indo untuk segera membuka suara, kalau tidak sekarang kapan lagi-

"Iya, aku setujuh" Asean tersenyum lembut mendengar perkataan Indo.

Sementara Jam yang di sebelahnya menatap sedikit tidak percaya, yang benar aja!.


-*

"Kamu gapapa Jam?" Tanya Indo khawatir karna sendari tadi Jam hanya melamun menatap teh di gelas miliknya.

"Aku kaget. Aku juga masih kepikiran Neth ..." Lirih Jam, Indo berusaha menenangkan perempuan itu dengan mengelus lembut surai terurai miliknya.

"Gapapa, biar aku yang bicara. Dan maaf melibatkan mu dalam hal ini"

Jam menghela napas pelan, "rasanya aku bisa gila karna terlalu banyak pikiran."








- chapter 09 -

Mohon maaf lahir dan batin ya.(⁠ʃ⁠ƪ⁠^⁠3⁠^⁠)jangan lupa Thr buat aku!


Al.

Remaja [netherindo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang