PPN 15

458 30 21
                                    

"Kapan-kapan."

"Ehh...." Bola mata Arga membulat. Nova nyengir sebelum akhirnya memeluk Arga erat. Arga tersenyum bahagia, dikecupnya kening Nova penuh cinta.

"Lu tidur di mana itu? Awas pura-pura nginggau terus jadi sekamar sama Arga." Seloroh Nita melalui sambungan telepon.

"Hahaha nggaklah, gue di kamar adeknya." Kekeh Ayu.

"Ehh berarti di situ ada adeknya Arga dong?!"

"Nggak gue sendiri. Dia nggak tau ke mana. Nggak tau tidur sama ibunya nggak tahu....." Ayu menghentikan kalimatnya. Tidak ingin Nita tahu dulu. Ia tidak ingin ada provokasi atas hatinya yang sebenarnya resah mendengar ucapan Arga tadi.

"Kenapa?"

"Mungkin dia tidur di kamar lain."

"Ohh...."

"Ya udah, udah dulu ya, besok gue ngampus pagi-pagi."

"Siap."

***

Nova terbangun saat ada seseorang yang mengelus rambutnya pelan.

"Kaaak...."

"Selamat pagi istri kakak."

"Pagi pak suami." Jawab Nova sembari mengusap wajahnya. Arga pun mengecup pipi kanan Nova, mesra.

"Kakak seneng deh akhirnya ada yang mau akuin kakak suaminya."

"Ihh apa sih? Masih pagi banget buat ngegombal. Mending sana mandi terus siap-siap sholat di mesjid kayak biasanya."

"Mandi bareng yuk, biar anget."

"Nggak ahh."

"Sekalian, kamu juga mau sholat kan?!"

"Hehehe aku lagi halangan. Ini hari kedua berarti." Cengir Nova.

"Ohh jadi kemarin nolak karena lagi halangan. Kalau nggak halangan jadi boleh dong?"

"Maybe."

"Yes...." Arga kegirangan.

"Ihh udah sana. aku mau tidur lagi, lumayan ada waktu sejam sebelum siap-siap kuliah."

"Dasar. Ya udah kakak mandi dulu."

"Iya."

Arga pun beranjak ke kamar mandi, setelah selesai mandi, ia pun bersiap berangkat ke mesjid. Saat keluar kamar, ia melihat Imas juga baru keluar dari kamar Asri.

"Bi, Ibu kenapa?" Tanya Arga mendadak cemas.

"Nggak enak badan katanya. Tadi minta bibi buatin teh manis hangat." Papar Imas. Arga pun serta merta masuk ke kamar Asri setelah sebelumnya izin terlebih dahulu.

"Bu?!"

"Ehh, Ga. Mau ke mesjid?"

"Iya." Angguk Arga. "Ibu kenapa?"

"Pusing? Anemia ibu kambuh kali ya?!"

"Ibu istirahat ya?! Ibu mau beli bubur Mang Ata nggak? Nanti sepulang dari mesjid Arga beliin ya?!" Ujar Arga, Asri mengangguk lemah.

"Nova udah bangun?" Pancing Asri. Ia ingin tahu.

"Nova tadi udah bangun tapi tidur lagi, masih ngantuk katanya."

"Itu anak. Bukannya bangun buat siap-siap sholat."

"Nova lagi datang bulan. Sebentar Arga bangunin buat temenin ibu." Asri mengangguk. Ia ingin secepatnya melihat putrinya itu.

"Va....." Bisik Arga, Nova menggeliat.

"Kenapa, Kak?"

"Ibu kayaknya lagi nggak enak badan. Temenin sana. Kakak mau ke mesjid dulu."

Perjanjian Pra-nikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang