PPN 14

258 27 4
                                    

Making love? Maksudnya? Sekarang? Malam ini juga? Duuuh....

"Gimana?" Tanya Arga.

"Harus?" Nova memastikan.

"Harus dong. Kata kamu juga kakak suami kamu. Boleh dong kakak minta hak kakak?! Kakak juga kan emang harus laksanain kewajiban kakak ke kamu."

"Sebentar." Nova meraih ponsel dari atas nakas. "Sit..." Sapa Nova saat panggilan teleponnya terhubung.

"Iya." Sahut Sita.

"Deadline tugas Pak Arga kapan sih?" Arga yang ikut mendengar sontak tersenyum lebar sembari geleng-geleng kepala.

Susah emang modusin kamu mah, batin Arga.

"Pas jadwal Pak Arga lagi aja."

"Ohh oke, thank you." Tutup Nova.

Kenapa sih nih anak. Bukannya Pak Arga sekarang suaminya ya. Kenapa nggak nanya langsung aja coba ke orangnya. Pasti ada di rumah kan? Jam segini juga pastinya lagi dempetan? Apa lagi berantem? Bisa jadi, buktinya cuma Nova yang dikasih tugas individu. Batin Sita. By the way ngeri juga ternyata ya punya suami dosen sendiri. Sita meringis.

"Nggak usah. Nggak jadi minta bantuannya. Ntar aja kalau mepet." Ujar Nova sembari mematikan laptopnya.

"Yakin, Neng?" Tanya Arga.

"Yakin. Udah ahh ngantuk."

"Nggak nyesel nggak dibantuin? Dijamin nilainya A lho."

"Kagak."

"Oke." Sahut Arga sembari tersenyum lebar.

***

Arga kenapa ya? Berasa beda banget semenjak bapaknya meninggal? Apa bebannya jadi berat ya harus jaga ibu dan adiknya. Batin Ayu.

Sedang di tempat lain, tepatnya di kamar Nova. Arga sudah terlelap semenjak tadi. Sedang Nova ia masih terjaga. Ditatapnya Arga yang tengah berbaring menyamping menghadapnya.

Kok aku nggak suka ya ada yang deket-deket sama Kak Arga? Apa aku cemburu? Batin Nova. Cemburu? Emang aku udah cinta sama Kak Arga? Rayn.... Ohh iya Rayn.... Aku kayaknya harus mutusin Rayn. Nggak mungkin kan gini terus. Lagian aku juga.... Nova menelan saliva, ingat apa saja yang sudah diperbuat dengan Arga.

"Nggak niat ke kampus pagi-pagi buta lagi?" Goda Arga saat pagi menjelang.

"Lagi hemat, mending nebeng aja."

"Ya udah ayo."

Dan sesampainya di kampus, mereka disambut Fani juga Ayu beserta sebuah koper berukuran cukup besar.

"Arga, titip Ayu ya? Tante percaya sama kamu." Fani to the point.

"I-ya." Cengir Arga serba salah.

"Kalau gitu Tante pamit." Tutur Fani. "Sayang, jaga diri ya, jaga kesehatan. Kalau ada apa-apa cepet kabari Mama." Ujarnya kemudian sembari memeluk Ayu.

"Iya, Ma."

"Hmmm Yu, masukin bagasi aja kayaknya itu koper." Ujar Arga sepeninggal Fani.

"Iya."

Arga membuka bagasi, sedang Ayu menanti laki-laki itu membantunya. Arga sebenarnya tidak enak hanya berdiam diri membiarkan Ayu kesulitan memasukkan koper ke bagasi tapi Arga juga tidak ingin menyakiti perasaan Nova. Arga pun sibuk sendiri mengeluarkan tas kerjanya dari dalam mobil.

"Udah?" Tanya Arga.

"Udah." Jawab Ayu kesal.

"Va, kakak absen dulu ya?!" Pamitnya pada Nova. Nova mengangguk. "Duluan, Yu."

Perjanjian Pra-nikah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang