amortentia ; a potion that detects who you are romantically involved with by its scent.
ㅡㅡㅡ
Lili, gadis Ravenclaw yang entah mengapa harus berurusan dengan Sean, pria Slytherin super menyebalkan. It just happened accidentally, Sean dengan tiba-tiba muncul di hadapan Lili yang sedang memakan treacle tart yang ia dapatkan dari Mrs. Airine dan mencomot tart kuning yang enak itu.
"Kau ㅡ Sialan!" Lili yang mendapati bahwa tart miliknya dicuri lantas berteriak pada Sean yang jauh lebih tinggi daripadanya.
"Wow, aku tak tahu seorang Ravenclaw bisa berkata kasar seperti itu," ucap Sean dengan ekspresi terkejutnya.
Lili menatap pria di depannya malas. "I don't know who you are," ucapnya tegas.
"And please, don't disturb me!" Kata gadis itu lagi.
Sean terkekeh kecil, Lili bisa dengar itu. "Mengapa gadis Ravenclaw? Apa mengganggumu adalah sebuah pelanggaran?" Tanya Sean.
Sebelum Lili sempat menjawab, bel masuk berbunyi.
Sean yang mendengar itu langsung tersenyum dan berlari menjauh dari Lili.
Kesan pertama yang bisa Lili simpulkan adalah Sean itu menyebalkan. Sejak saat itu, Sean suka sekali mengganggunya. Sangat suka.
"Apa? Kau ingin mengejekku karena aku pendek?" Ucap Lili ketika Sean melingkarkan tangan kanannya diatas bahu Lili.
n : diketekin but in formal way
"Tentu! Dasar Lilianne Short Lovegood!" Ejek Sean pada gadis berambut ash white itu. Lili hanya berdecak kesal.
"Kau ㅡ singkirkan ketiakmu itu! Bau kacang hazelmu sangat menyengat!" Komentar Lili.
Sean tertawa, "Setidaknya bauku lebih baik daripada bau bunga mawar kekanakan milikmu!" Balas pria itu.
Lili mengerucutkan bibirnya, "Kau pria menyebalkan! Waktuku bisa habis jika meladeni manusia sepertimu. Aku akan pergi ke kelas sekarang, bisa-bisa aku terlambat jika terus berbicara denganmu!" Balas Lili pedas.
Sean menyeringai, "Yang lebih cepat sampai ke ruang kelas adalah pemenangnya!" Ucapnya yang lantas membuat Lili berlari kencang.
Sayang sekali, Lili lupa kaki Sean jauh lebih panjang daripada miliknya.
Dan Sean berhasil menjadi pemenang. Ia sampai lebih dulu.
Lili mendelik kesal ketika melihat ekspresi mengejek pria itu.
"Hey Sean! Sampai kapan kau mau berdiri di sana bersama kekasihmu itu?" Tanya Chai, salah seorang teman Sean.
"Cih! Tak sudi!" Seru Lili.
"Lalu? Kau pikir aku sudi?" Balas Sean.
Lili hanya mengangkat kedua bahunya dan segera pergi menuju bangkunya.
Kali ini, Prof. Dean entah mengapa datang ke kelas mereka sebagai seorang guru. Lili dan Gaby, salah satu temannya dari Ravenclaw, agak terkejut akan hal ini. Pasalnya, diajari oleh orang yang terlalu serius seperti Prof. Dean terdengar menyedihkan.
"Kita akan belajar apa hari ini?" Bisik Gaby pada Lili.
Lili hanya menggeleng pelan, tanda ia tak tahu.
"Selamat pagi, students." Dari sekian banyak panggilan, hanya Prof. Dean yang memilih memanggil para siswa Hogwarts dengan kata students.
"Kita akan meracik sebuah ramuan kali ini. Saya harap, kalian mengerjakannya dengan serius."
Ucapan itu membuat Gaby dan Lili agak merinding.
"Amortentia, ramuan cinta. Aromanya berbeda untuk masing-masing orang. Ramuan ini akan menimbulkan aroma dari seseorang yang kalian sukai in a romantic way. Ramuan ini bisa menimbulkan obsesi pada siapapun yang meminumnya."
Penjelasan singkat dari Prof. Dean mulai diangguki oleh beberapa dari mereka.
Prof. Dean lalu berpindah ke mejanya dan mulai menunjukkan cara membuatnya.
Semua orang di dalam situ mulai sibuk membuka halaman buku mereka. Mencari-cari bahan dari ramuan tersebut.
"Hey, Lili!" Panggil Sean. Lili berdecak kesal, namun gadis itu tetap menoleh.
"Apa?" Jawab gadis itu malas.
Sean tertawa, "Tak ada. Hanya memanggil."
Sial, Lili sungguh-sungguh kalau ia membenci pria itu. Bisa-bisanya Sean mengganggu kegiatan seriusnya?!
Mereka lalu mulai membuat ramuan cinta tersebut. Lili memasukkan beberapa bahan, seperti telur ashwinder, rose thorns, dan juga moonstone.
"Kau sudah selesai?" Tanya Lili pada Gaby yang terlihat tengah mendekatkan gelas ramuan ke dekat hidungnya.
Gaby mengangguk, "Baunya aneh. Seperti bau permen, kau tahu?" Gaby bertanya pada Lili yang masih memperhatikan gadis itu.
Lili tertawa, "Kau sebenarnya jatuh pada Jaden, kan?" Ejek gadis itu.
Benar, Jaden beraroma seperti permen. Dan aroma itu sungguh sangat menyengat. Lili akui, ia kurang suka dengan aroma pria itu.
Mau tak mau Gaby mengangguk pasrah. Apalagi yang harus ia tutupi?
"Ms. Gaby, aroma apa yang kau dapat?" Tanya Prof. Dean pada Gaby.
"Aroma permen, Professor."
Seisi kelas langsung tertawa, mereka semua tahu siapa yang ia maksud.
"Bagus sekali. Bagaimana denganmu, Ms. Lilianne?" Tanya Prof. Dean pada Lili.
Lili mulai mencium aroma dari ramuan miliknya.
"Ugh... bau kacang... hazelnut?" Ucap Lili tanpa sadar. Gadis itu sontak mengatupkan mulutnya.
Gaby berbisik, "Kau jatuh cinta pada pria menyebalkan itu?" Tanyanya.
Lili menggeleng keras, "Tidak! Itu salah!"
"Bagus sekali! Beri tepuk tangan untuk mereka berdua!" Puji Professor Dean.
Mata Prof. Dean lalu beralih pada Chai dan Sean.
"Bagaimana denganmu Mr. Sean?" Tanya sang Professor.
"Aku senang dengan ramuanku, Prof. Aroma treacle tart dan bunga mawar kekanakan milik seorang gadis," ucap Sean sambil tersenyum.
Sean lalu menatap sekilas pada Lili sambil masih tersenyum.
Dan disitulah, hampir satu kelas sadar bahwa ada yang aneh dengan dua orang yang baru saja ditanyai itu.
Mereka... saling jatuh cinta.
ㅡㅡㅡ
Sumpah deh ini adegannya lucu banget di buku, Harry Potter nyium aroma treacle tart, aroma kayu gagang sapu, dan aroma bunga-bungaan yang ternyata adalah aroma parfum Ginny. YANG PUNYA HERMIONE JUGA LUTJUU PARAAHHH.
btw buat next story, menurut kalian siapa idol/aktor cowok yang vibesnya introvert, wibu, cuek, temen dikit, tapi tetep cool disaat bersamaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa [Oneshoot/Twoshoot/Threeshoot LalisaxBoys]
FanfictionWarning : Contains so many cuteness highest rank : #1 - doylice #1 - winlice #1 - lisaxboys cerita ini bakal full fluffy (semoga)