Prolog

2K 174 15
                                    

Berani-beraninya kamu mencuri hati saya...

*********

Matahari sudah menyinari kamar tidur [Name] yang awalnya gelap. Semalam, [Name] lembur di kantornya. Makanya hari ini [Name] masih merasa berat untuk membuka matanya. Rasanya, gravitasi di tempat tidurnya sangat kuat sehingga bisa menarik [Name] untuk tidak bangun dari tidurnya.

[Name] yang sedang tidur lelap, terbangun oleh getaran dari gawainya. [Name] langsung mencari di mana letak gawainya tersebut. Sungguh, mengganggu mimpi indah [Name] saja.

Ah, ternyata itu adalah telepon dari rekan kerjanya, Ara.

"[Name]! Sudah jam berapa ini? Kenapa masih belum ada di kantor? Cepatlah! Kau lupa, hari ini akan ada anak baru yang mau interview?" Terdengar suara perempuan itu di gawai [Name] yang sedang mengomel.

"Huh, jam berapa ini?" [Name] melihat layar gawainya, jam menunjukkan pukul 9 pagi.

"Apa? 9 pagi! Duuuhh, telat banget! Kok alarmnya ngga bunyi, sih!?" [Name] segera bangkit dari tempat tidurnya. Ia lupa mematikan telepon tersebut.

[Name] berlari menuju kamar mandinya. Untuk mandi. Lalu ganti baju di kamarnya, dan langsung keluar dari apartmentnya tanpa sarapan. Ia juga tidak membawa sarapan, nanti juga bisa beli. Tentu saja [Name] mengunci apartmentnya sebelum pergi meninggalkannya. Saat ini, [Name] sudah betul-betul telat.

*********

"Huh... huh... cape juga lari-lari. Untung aja kantornya deket dari apartment..." [Name] akhirnya sampai di salah satu lift yang berada di gedung bertingkat dengan nafas yang terengah-engah karena berlari. Dalam lift tersebut, ada lumayan banyak orang. Ruangan [Name] berada di lantai teratas, jadi, butuh waktu sedikit lama untuk [Name] sampai ke ruangannya.

Waktu terus berjalan, satu persatu orang keluar dari lift tersebut. Lift itu terus bergerak keatas, hingga menyisakan [Name] dengan seorang pria yang berpakaian formal, rambutnya yang bewarna coklat tua dengan beberapa helai putih yang tipis. Pria tersebut terus menatap ke bawah, tidak berani menatap [Name].

Di sisi [Name], [Name] takut pria tersebut berbuat hal aneh-aneh kepada dirinya. Pokoknya, setelah lift ini berhenti di lantai tujuannya, ia akan segera berlari meninggalkan pria yang sedikit aneh itu. Lagian pula, [Name] sudah sangat telat. Ia harus buru-buru sebelum bosnya marah.

Pada akhirnya, lift pun berhenti di lantai tujuan [Name]. [Name] bergegas lari keluar dari lift. Berharap bisa sampai tepat waktu. Tapi hal memalukan terjadi, [Name] terpeleset di depan pintu lift.

Pria tersebut dengan tidak sengaja segera menahan [Name] agar tidak terjatuh. Tangannya yang tak terlalu kekar itu memegang pinggang [Name] dengan kuat, agar tak terjatuh. Tetapi setelah itu, pria itu melepas pegangannya. Ia baru sadar apa yang ia baru lakukan. Suasana menjadi sangat canggung.

"Ah- um, maaf, saya benar-benar minta maaf. Saya tak bermaksud, sekali lagi saya minta maaf," ucap pria tersebut, ia pergi berlari meninggalkan [Name].

"Eh iya, eee engga papa." [Name] juga ikut berlari, berusaha melupakan apa yang baru saja terjadi. Benar-benar memalukan. Tapi pria itu boleh juga~

*********

Sampailah [Name] di depan pintu ruangannya. Ternyata, pria tersebut juga sudah sampai di depan pintu itu dan sedang mengetuk pintu.

Tentu saja [Name] keheranan, ada apa dia ke ruangan [Name]?

"Lho, mau ngapain kamu kesini?" tanya [Name] kepada pria tersebut.

"Saya anak baru," jawab sang pria tersebut.

"Oooohh kamu anak barunya, yasudah, silakan masuk dulu." [Name] membuka pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan pria tersebut masuk.

"Tunggu, Anda juga mahu masuk ke ruanga-"

"Saya yang mau interview kamu. Maaf ya, saya terlambat."

*********

"Aduh, kak, maaf banget kak saya terlambat. Tadi-"

"Sssshhhhhtt. Udah, santai aja. Aku juga terlambat. Dah, sini duduk."

"Jadi, coba perkenalkan diri kamu."

"Selamat siang. Salam perkenalan, Saya Sofan-"

"Hah, apa? Sopan?"

"Sofan, kak."

"Hah, Sopan? Lucu banget kamu ini."

"Sofan, kak. S-O-F-A-N."

"Oh, kirain Sopan. Soalnya kamu ini sopan banget. Boleh saya panggil Sopan? Engga keberatan, kan?"

"Boleh. Di rumah juga saya suka dipanggil Sopan."

"Oke, Sopan."

*********

...sopankah Anda begitu?

613 kata.

My Tsundere Wife; BoBoiBoy Sopan (ID)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang