[I/XV]

1.7K 140 22
                                    

Saya menginginkan Anda seutuhnya...

*********

"Ooohhh, jadi elo ke Tangerang pengen nyari duit?"

"Ya iyalah! Kamu kira saya ke Tangerang mau ngapain? Cari daun?"

"Yaelah. Coba dong, kata gantinya ganti jadi lo-gue. Jangan saya-kamu, baku banget, hahahaha."

"Oh, maaf. Sudah kebiasaan saya cakap macam ni di rumah."

Baru saja hari pertama di kantor tersebut, Sopan sudah mendapat dua rekan kerjanya. Mereka berdua bernama Fang dan Gopal.

Langit sudah berubah menjadi orange, ketiga pria tersebut sedang berjalan bersama menuju parkiran.

"Tapi nih ye, Pan, ngapain lo nyari duit sampe ke Tangerang? Rumah lo kan di Riau, jauh banget, dong."

"Yaaaa, macam mana lagi, Fang. Kat sini gajinya lumayan buat keperluan saya sehari-hari. Kalau di Riau pun, agak susah buat cari kerja. Sebab tulah saya ngerantau," jawab Sopan sambil menghela nafas.

"Shhht, Pan," sahut Gopal di tengah-tengah pembicaraan.

"Ya?"

"Elo... jomblo, kan?"

"Hah, jomblo? Apa tu?"

"Jomblo... lo belum punya bini, kan?"

"Eh, belum. Kenapa pula?"

"Ngga ada niatan buat cari jodoh gitu, disini. Banyak lho yang can- uhk," ucapan Gopal terpotong karena dengan sengaja Fang menyenggolnya.

"Aaah iya, soal tu... tadinya sih pengen. Tapi macam susah. Jadi saya tunggu datang je jodoh tu," ucap Sopan sembari menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Tuh. Yang tadi interview kamu, dia belom nikah, lho."

"Eh, seriusan belum nikah?"

"Iya, serius. Tapi emang si dianya aja yang nggak mau nikah. Ada suatu alasan," ujar Fang yang tiba-tiba nyambung percakapan kayak tiang listrik.

"Haaaa, besok coba ajakin bos makan siang bareng. Dia friendly ke semua orang, kok! Mungkin lo termasuk," sambung Gopal.

"Tapi esok kan hari pertama puasa. Macam mana kau ni?"

"Ah, iya lupa gue. Yaudah, ajak dia ngabuburit aja, pasti seru."

"Ngabuburit?"

"Halah... itu lho, nanti kalian berdua cari makanan buat buka puasa."

"Ooohh, boleh. Terimakasih ya, Gopal. Akan saya cuba," ucap Sopan dengan senyum manis yang terukir di bibirnya.

*********

"Hah... segar." Sopan baru saja selesai dari mandinya. Sopan keluar dari kamar mandi, kini badan Sopan jadi wangi. Sampai di dalam kamar mandinya masih ada wanginya.

"Sopaaan! Nanti segera ke meja makan, ya! Makan malam bareeengg!" sahut seorang pria dari dapur.

"Iya, bang! Nanti Sopan ke sana!"

*********

"Jadi, gimana Pan? Diterima?"

"Alhamdulillah, diterima bang..."

"Baguslah. Kamu disana sekalian cari jodoh ngga? Cari, dong!"

"Ehehe, iya, bang. Sopan lagi nyari. Tadi Sopan ketemu sama salah satu wanita, dia ramah. Dia juga belum nikah, katanya."

"Wiiihh. Buruan lamar dia. Keburu dilamar orang."

"Tapi ya, bang Solar, kata kawan Sopan, wanita tu memang tak nak nikah. Katanya ada suatu alasan yang buat dia tak nak nikah."

"Hmmmm, baik kamu cari tahu dulu, apa alasannya. Coba tanyain aja."

"Iya, bang. Sekali lagi, Sopan minta maaf kalau ngerepotin abang sebab Sopan tinggal kat rumah abang. Bulan depan Sopan akan cari kost. Tapi Sopan banyak berterimakasih kepada abang, padahal abang cuma abang sepupu Sopan, bukan abang kandung."

"Haishh Sopan sopaaan... kan abang dah bilang, kamu ngga ngerepotin abang, kok. Tuh, anak-anak abang aja seneng Sopan tinggal disini sementara, katanya ada temen main."

"Iya, hehe."

"Udah... makan dulu, yuk," ujar istri dari Solar. Ia meletakkan semua makanan yang baru saja dimasaknya ke meja makan.

"Oh iya, besok kan hari pertama puasa, mau buka pake apa?" tanya sang istri.

"Kamu ini, bukannya mikirin makanan buat sahur malah mikirin makanan buat buka," ucap Solar sambil menggetuk kepala sang istri dengan tangannya.

"Aduh! Ya maaf dong pah. Lagian, mamah ngga sabar pengen ngerasain buka puasa lagi..." Sang istri memasang muka cemburut.

"Kamu kok bisa lucu kayak gini, sih." Solar mencubit pipi istrinya dengan gemas.

'Kapan ya, saya bisa merasakan momen menghangatkan ini bersama istri saya nanti?...'

*********

...selamanya, Anda dan saya, setiap hari.

604 kata.

My Tsundere Wife; BoBoiBoy Sopan (ID)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang