Saya tak pandai meminta maaf...
*********
Sudah 6 hari mereka honeymoon di Raja Ampat. Besok sudah saatnya mereka pulang kembali ke Tangerang. Tentu saja, [Name] sudah membeli rumah baru untuk ditinggali di Tangerang. Jadi [Name] tidak akan tinggal di apartment lagi, begitu juga dengan Sopan. Sopan takkan menumpang di rumah sang kakak sepupu lagi.
Matahari baru saja terbit dari arah timur. [Name] sedang mencuci piring kotor sehabis sahurnya tadi di dapur. Ia meminta Sopan untuk tidak membantunya, ia ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik.
Yasudah, Sopan memutuskan untuk mandi dulu selagi [Name] mencuci piring.
Tidak lama kemudian, [Name] sudah menyelesaikan tugasnya. Sopan juga sudah selesai mandi. [Name] berjalan menuju kamarnya.
[Name] duduk di samping Sopan yang sedang duduk di kasur. "Bae, besok kita berangkat ke bandara jam 3 pagi. Tiketnya adanya jam segitu," ucap [Name] kepada Sopan yang sedang bermain ponsel.
Sopan segera mengalihkan perhatiannya kepada sang istri, "Iya, engga papa. Oh iya, makasih ya sudah mau cuci piring sama sapu villa ini." Sopan tersenyum kepada [Name] sambil pat-pat kepalanya dengan lembut.
"Hah? Aku engga sapu villa ini. Aku cuma cuci piring aja." [Name] menjadi bingung.
Sopan memiringkan kepalanya, "Eh? Laahh, kirain kamu sekalian sapu villa, hehe. Yaudah, sana mandi, mau beli oleh-oleh ngga?"
"Aduh, maaf, ntar aku sapu. Yaudah, aku mandi dulu." [Name] bangkit dari posisi duduknya lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Sopan terkekeh kecil setelah [Name] masuk ke dalam kamar mandi. Ia baru saja ingin lanjut bermain dengan ponselnya, tiba-tiba ada sesuatu yang bergetar dan berbunyi dari meja sebelah kasurnya.
Ia segera menoleh ke sumber suara, ternyata itu ponsel milik [Name] yang bergetar dan berbunyi. Sopan bisa melihat, ada seseorang yang menelepon [Name]. Terlihat juga nama yang menelepon [Name], "Sweetest Pie" itulah nama yang ditunjukkan di layar ponsel [Name], dengan emoji hati.
Sopan terkejut bukan main, kenapa ada emoji hati di nama kontak tersebut! Kontak Sopan saja hanya dinamai dengan namanya saja tanpa ada emoji hati. Siapa orang yang menelepon [Name] itu?
Dengan ragu, ia menjulurkan tangannya ke ponsel [Name], ia ingin sekali menjawab panggilan tersebut, namun ia baru teringat dengan janjinya bersama [Name] sebelum menikah.
"Aku janji, aku engga bakalan buka handphone kamu, tapi kamu juga harus berjanji kalau kamu engga bakalan buka handphone aku. Promise?" Begitulah ucap [Name] kepada Sopan dulu sebelum menikah.
Sopan menghela nafas, ia menjauhkan tangannya dari ponsel milik [Name]. Panggilan tersebut sudah berhenti, namun kembali disusul dengan suara notifikasi yang terus-menerus muncul. Rasa penasaran Sopan kembali memuncak, lalu ia melihat dari layar ponsel [Name], notifikasi apakah yang terus-menerus muncul itu.
Ternyata itu notifikasi dari orang yang baru saja menelepon [Name] tadi. Ia terus mengirim pesan yang banyak kepada ponsel [Name]. Sopan merasa sangat terganggu dengan suara notifikasi tersebut, ia memutuskan untuk memberikan ponselnya kepada [Name] yang di dalam kamar mandi.
Baru saja Sopan memegang ponsel tersebut, tiba-tiba [Name] datang sambil berlari kecil ke arahnya.
"Siniin handphone aku!" [Name] sampai di depan Sopan, ia langsung mengambil paksa ponsel miliknya.
"Kamu buka handphone aku, ya!?" tanya [Name] dengan tegas. [Name] menatap mata Sopan.
Sopan menggelengkan kepalanya, "E-engga! Siapa yang buka coba? Tadi ada yang telpon, makanya saya pengen kasih ke kamu tadi. Nama kontaknya 'Sweetest Pie' terus ada emoji hati di namanya. Bisa dijelaskan siapa itu, honey?" Sopan bertanya sambil membalas tatapan mata [Name] dengan tajam.
[Name] membuang muka dengan kesal, ia terdiam sejenak.
Sopan masih menatap [Name] yang diam itu, menunggu jawaban keluar dari mulutnya. Namun, ketika Sopan melihat ke bawahnya, ia bisa melihat kalau [Name] tak memakai handuk dan badannya sudah basah semua.
Pipi Sopan memerah, "Eh, kok kamu engga pakai handuk ke sini?! Habis lantainya basah!"
"Alah! Orang aku cuma mau ambil handphone aku aja, emang harus pake handuk!?" [Name] sama sekali tak memiliki rasa malu di depan suaminya itu. [Name] pun kembali berlari kecil ke dalam kamar mandi.
*********
Selesainya [Name] mandi, kedua pasangan tersebut segera berjalan menuju pusat oleh-oleh. Sopan baru teringat, [Name] masih belum menjawab pertanyaan darinya tadi.
"Honey, tadi siapa yang telpon kamu? Mana dia pakai panggilan video lagi," tanya Sopan kepada [Name]. Ia menggenggam tangan [Name] sambil berjalan.
"Adik perempuanku yang paling kecil," jawab [Name] singkat namun jelas.
"Oohh adik perempuan..."
'Masuk akal juga kalau [Name] namain kontaknya kayak gitu. Toh, dia emang adiknya,' ucap Sopan dalam hatinya tanpa mengetahui kebenaran sebenarnya.
*********
...tapi saya minta maaf.
Tadinya aku pengen buat book ini jadi fluff AU, tapi... kehabisan ide.
721 kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Wife; BoBoiBoy Sopan (ID)
Fiksi PenggemarHuLotSun Project BoBoiBoy Sopan X Tsundere Fem!Reader Bagaimana rasanya berkahwin dengan perempuan yang tsundere dan garang macam singa? Pasti menakutkan, bukan? Tapi, dalam garang pun ada lembutnya. ━━━━━━━━━━━━━━━ Summary: Dipertemukan di salah sa...