Buku Kedua

1K 81 2
                                    


2nd book: Kehidupan


Apa makna kehidupan bagimu?

Jika haechan harus menjawab, haechan tidak tau makna kehidupannya. Haechan memandang kosong ke arah orang dengan pakaian badut harimau yang sedang membagikan selebaran brosur ke orang-orang yang lewat. Saat ini di taman tidak terlalu banyak orang karena memang bukan hari libur jadi hanya beberapa saja yang lewat.

Disaat keadaan sepi, badut harimau itu diam dan balik menatap ke arah haechan kemudian berjalan menuju dimana haechan duduk. Sesampai di dekat haechan, orang yang tadi memakai badut harimau itu melepaskan topeng yang menutup wajah nya dan menatap haechan dengan khawatir.

"kau mau minum?" tawarnya ke haechan, haechan menggeleng lesu kemudian menghela nafas beratnya.

"dengar, aku tau kau lagi dalam keadaan sedih bahkan seperti tidak memiliki gairah hidup. Tapi haruskah kau begini terus menerus?" tanyanya karena jengah dengan kelakuan haechan, seperti bukan haechan yang dulu ia kenal.

"kau tak tau rasanya jadi aku renjun, jadi lebih baik kau tutup mulut mu itu dan kembali bekerja sana." Tentu ucapan haechan itu membuat renjun sakit hati, dasar manusia tidak tau diri pikir renjun.

"kalau kau tak mau mendengarkan suara ku lagi, sebaiknya kau berkemas dan bawa barang-barang mu dari rumahku sekarang juga!" ucap renjun jengkel dengan haechan kemudian kembali bekerja dan menjauh dari haechan sebelum haechan merespon ucapannya.

Haechan menatap tak percaya ke arah renjun yang terus melangkah jauh tanpa berbalik badan hanya untuk sekedar melihat respon haechan, tanpa aba-aba air mata haechan turun begitu saja. Haechan mencoba untuk berpikir positif, mungkin saja renjun hanya terbawa suasana marahnya dan tak benar-benar mengusirnya. Dengan begitu haechan pulang kerumah renjun dan menunggu si pemuda itu selesai bekerja, dan haechan akan meminta maaf karena mulut jahatnya.

。*゚+*.✧

Renjun pulang dengan keadaan lelah bekerja dan melihat rumahnya sudah terang karena lampu yang sudah hidup di malam hari. Renjun tersenyum kecil karena haechan masih di dalam rumah pikir renjun, haechan benar-benar masih mempertahankan telinganya yang bocor itu karena apa yang renjun bilang akan masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Renjun baru saja membuka pintu rumahnya sudah dikejutkan oleh isi rumahnya berantakan layak nya habis dirampok. Rumah renjun tak lah besar hanya ada kamar mandi, kamar tidur satu dan ruang dapur, tempat makan, serta ruang tamu yang menyatu. Dapat renjun simpulkan haechan sedang bereksperimen, hanya saja dimana pelaku itu sekarang.

"wah renjun ku sudah pulang" ucap manja haechan yang baru saja keluar dari kamar mandi dan tak lupa dengan cengiran tak bersalah karena bikin rumah renjun berantakan. renjun menelusuri dari kepala hingga kaki haechan yang penuh dengan tepung bahkan apron yang dipakai haechan sepertinya tidak berfungsi dengan baik, masalahnya tetap saja pakaian haechan kotor dengan tepung dan tak lupa bau amis telur yang tercium dari haechan.

"kenapa teflon itu kau pegang? kau bawa ke kamar mandi buat apa?" terkadang kelakuan haechan itu ajaib yang membuat renjun tak percaya tapi tidak bikin terkejut.

"oh ini, tadi aku berniat buat makan malam untuk mu tapi makanannya gosong jadinya aku buang karena aku tidak mau kau memakannya begitupun aku tidak mau makan makanan gosong" kesabaran renjun sedang dipertahankan agar tidak meledak.

"apa kau membuangnya di kloset?" tanya renjun yang masih mempertahankan amarahnya dan juga diam-diam berharap haechan menjawab tidak tapi harapan renjun harus pupus karena haechan menganggukkan kepalanya yang tandanya haechan mengiyakan pertanyaan renjun.

Get Into The Storybook - (Haechan Harem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang