Get Into The Storybook - (Haechan Harem)

Buku Pertama

1st book: Harapan

Merasakan seseorang sedang menggenggam tangannya membuat Haechan terbangun dari lamunannya kemudian melirik ke orang yang sedang duduk disebelah kirinya. "Haechan-ah, terima kasih telah menuruti kemauan ku." Ucap orang yang duduk disebelahnya, ia adalah ibunya Haechan. Haechan tersenyum dan menggenggam balik tangan orang itu. "Tidak masalah ibu, aku melakukan ini karena ingin melihat mu bahagia."

Hari ini Haechan dan ibunya akan pindah ke rumah suami baru ibunya—ayah tiri Haechan. Ibunya sudah menikah lagi dengan seorang duda yang memiliki tiga anak, Haechan sedikit mengetahui tentang keluarga barunya dan itu berkat ibunya bercerita. Dari cerita yang disampaikan ibunya, Haechan akan mendapatkan keluarga baru yang memiliki sifat baik hati.

Haechan bertanya-tanya, bagaimana rasanya memiliki saudara? Apa yang harus ia katakan saat bertemu dengan saudara barunya? Akankah hidupnya akan menyenangkan jika memiliki tiga saudara baru? Apakah mereka akan menyukainya seperti ia menyukai mereka?

Haechan sudah resmi memiliki tiga saudara tiri semenjak ibunya menikah kemarin hari. Mark, anak pertama dari keluarga itu dan lebih tua setahun dengannya. Jeno, anak kedua dan umurnya sama seperti Haechan. Dan Sungchan, anak bungsu di keluarga tersebut usianya lebih muda setahun dari Haechan.

Perjalanan yang memakan waktu 6 jam akhirnya berakhir, disini lah Haechan dan ibunya, di halaman luas dengan air mancur yang berada di arah kanannya menambah kesan bahwa Haechan tidak pantas berada disini. Haechan dan ibunya keluar dari mobil kemudian masuk kedalam rumah yang besar nya tidak masuk akal untuk Haechan. Dan jangan lupa para maid yang menunduk ke arahnya lalu membantu membawa barang bawaannya.

"Selamat datang nyonya, dan tuan muda." Ucap salah satu maid yang menyambut mereka di depan pintu. "Tuan besar telah menunggu anda." sambung maid itu dan menuntun mereka berdua menuju ke ruang keluarga.

Sesampai ditempat yang dimaksud, ternyata disana sudah ada tuan Jung yang menunggu kedatangan istri dan anak sambungnya. Melihat istrinya datang tuan jung langsung merentangkan tangannya untuk minta dipeluk oleh istri barunya dan tentunya disambut dengan pelukan hangat dari ibunya Haechan.

"Maaf aku tidak bisa menjemput kalian, ada meeting yang tak bisa ku hindari." Sesal tuan jung yang mengundang ketawa kecil dari ibu Haechan. "Tak apa, aku tau kau pasti baru pulangkan?" ucap ibu Haechan sambil menyingkirkan poni suaminya yang mengenai mata sang pemilik.

Cup

Sebuah kecupan lembut tuan jung berikan ke bibir sang istrinya tanpa memperdulikan Haechan yang menatap terkejut ke arah mereka. Haechan tidak pernah melihat orang berciuman bahkan melihat ayah kandungnya dan ibunya berciuman di depannya saja tidak pernah. Jadi, sedikit membuat Haechan terkejut namun Haechan berusaha untuk tak memperlihatkan wajah terkejutnya.

"Aku yakin kalian lelah, tolong antarkan Haechan ke kamarnya" ucap tuan jung ke maid yang berdiri tidak jauh dari mereka. Seperginya Haechan, tinggalah sepasang suami istri baru. "Sayang, dimana anak-anakmu?" Tanya Ibu Haechan yang sekarang disebut nyonya.

"Mereka sedang berkumpul dengan ibunya." Yah ibu dari 3 anak tuan jung masih hidup, lalu apa alasan tuan jung dan istri lamanya cerai? Mereka cerai karena istri lama dari tuan Jung lebih memilih cinta pertamanya yang telah kembali.

｡*ﾟ+*.✧

Matahari telah terbit dapat dilihat dari jendela besar kamar Haechan, kalau Haechan lihat sungguh berbeda yang sangat jauh dulu ia hanya memiliki jendela petak kecil kini ia dapat jendela dengan tinggi yang bahkan jauh dari tinggi badan Haechan. Haechan saat ini sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah karena hari ini hari pertama Haechan pindah ke sekolah elite tentunya Haechan tidak ingin terlambat dan berakhir ia mendapatkan kesan pertama yang jelek. Haechan dipindahkan ke sekolah yang sekarang ini karena tuan jung ingin semua anaknya di satu sekolah agar bisa saling menjaga satu sama lain maka dari itu Haechan dipindahkan ke sekolah yang sama dengan ke 3 anak kandungnya.