Ten

3.9K 428 28
                                    

"Sekarang, apa lo pikir gue bercanda?! Hm~"

.
.





Dengan tangan terkepal erat menahan emosi, Kaelis menatap Nando penuh permusuhan dan tanpa aba-aba sebuah tonjokan melayang tepat pada pipi kiri Nando membuatnya menoleh kesamping.

Bugh

Lagi-lagi Kaelis memberi pukulan pada Nando, kali ini sedikit lebih keras membuat Nando meringis merasakan sakit di sudut bibirnya.

"Gue gak belok ya, asal lo tau!" Geraman rendah Kaelis menyapu pendengaran Nando membuatnya tertawa remeh memandang Kaelis geli.

"Tinggal dibelokkan, gampang kan~" Balas Nando dengan nada menggoda membuat bibir Kaelis berkedut kesal.

Karena merasa percuma, Kaelis tanpa kata melenggang pergi meninggalkan Nando yang masih berdiri disana.

Sungguh sial sekali Kaelis bertemu titisan setan satu itu, bisa-bisa dia kena darah tinggi karena meladeni Nando. Memang bajingan tengik satu itu pengen di HIIH!

Mengingat kelakuan Nando padanya beberapa detik lalu membuat raut mukanya merah menggelap seketika.

Karena terlalu fokus pada pikirannya, Kaelis tidak sadar dibelakangnya Nando tengah mengikutinya. Tubuhnya tiba-tiba terangkat membuat Kaelis reflek teriak.

"AAAAA!!" matanya terpejam dengan tangan yang menggenggam erat benda sekitarnya.

Tubuhnya berasa terbalik dan pusing melanda kepalanya. 'Apa lagi ini?! Gue jadi pengen muntah.'

Ditahannya pusing dikepalanya dan membuka matanya untuk melihat keadaannya.

Dan benar saja, tubuhnya di angkat seperti beras sama Nando dan digendong dipundaknya. Dengan tak berperikemanusiaan, Kaelis menabok kepala sangat biang masalah.

"Turunin gue! Mau lo bawa kemana gue, sialan!"

Tak berhenti disitu saja, bahkan sekarang jari jemarinya tengah menjambak rambut Nando membuatnya berantakan. Sekarang tak cuma kepalanya yang pusing, perutnya pun ikut tertekan karena posisi tubuhnya.

Karena jengah dengan kelakuan bar-bar Kaelis, Nando menampar pantat Kaelis kasar dengan tangan besarnya.

Itu membuat Kaelis mematung tak bergerak, otaknya masih loading mencerna semuanya. Melihat Kaelis yang diam seketika membuat Nando tersenyum puas.

Dirubahnya posisi tubuh Kaelis yang semula dipundaknya berakhir dalam gendongan koala. Mata tajamnya melirik Kaelis yang masih termenung diam lebih tepatnya shock.

Melihat matanya yang melebar dengan bibir yang sedikit terbuka membuat wajahnya yang indah makin mempesona. Ah.. Apa Nando kurung saja makhluk indah digenggamannya ini agar orang lain tak bisa melihatnya?! Itu sepertinya tidak buruk~

Sepuluh tahun, itulah berapa lama Nando menyukai Kaelis. Tapi itu sepertinya tak berlaku untuk Kaelis. Anak itu sama sekali tak tahu perasaan Nando padanya, atau bisa dibilang mencoba tak tahu apa-apa.

Dulu saat masa SMP, saat Nando dan Kaelis masih berteman baik. Hari itu Nando pernah mencoba mengungkapkan perasaan cintanya pada Kaelis. Tapi Kaelis malah menatap dingin dirinya dan bersikap seolah-olah hari itu tak pernah terjadi. Lalu tak lama kemudian persahabatan mereka pecah seperti dari awal mereka adalah musuh, bukan teman. Pertengkaran demi pertengkaran berlanjut hingga mereka masuk SMA yang sama.

Nando kesal dengan Kaelis yang bahkan tak pernah menganggap perasaannya serius, Kaelis selalu saja mengacuhkan Nando. Membuatnya seperti tak pernah ada. Satu-satunya cara agar Kaelis memperhatikannya adalah saat mereka bertengkar dan berkelahi. Tapi melihat Kaelis yang jatuh tak berdaya akibat perkelahian mereka membuat sesuatu dalam diri Nando bangkit.

Gue Masih Normal!!! [BL] [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang