Keesokan harinya, Rin bangun dipagi buta guna mempersiapkan apa yang akan dirinya bawa hari ini. Mulai dari menyiapkan sarapan dan makan siang, buku buku, alat tulis, serta mengecek ulang tugas tugas sekolah yang semalam sudah dia kerjakan
"yosh... Semuanya siap " gumamnya dan mendengus bangga, hari ini dirinya mengerjakan dengan sempurna. Lalu Rin mulai berlari pagi menuju halte bus tempat biasanya dia berangkat sekolah, bahkan sang pengemudi pun sampai hafal sekali dengan Rin
"Siang tuan muda, apa hari ini kau sehat? " sapa sang supir saat Rin memasuki bus dengan wajah yang segar dan tersenyum ramah, "tentu paman, semoga kita semua selalu sehat dan senang! " Setelah memasukkan uang perjalanan, Rin langsung duduk ditempat biasanya dia duduk. "Hmm... Sepertinya aku melupakan sesuatu... Apa ya? " perasaan yang mengganjal didalam hatinya membuat Rin kembali membongkar isi tasnya, takut takut ada yang tertinggal. Namun hasilnya nihil, jadi... Apa yang Rin lupakan ya?
Lima menit berlalu sejak bus yang dinaiki oleh Rin melaju, dan dimenit kelima bus ini kembali berhenti dipemberhentian bus. 'hmm? Tidak seperti biasanya? ' pikir Rin bertanya tanya, memang tidak seperti biasanya. Biasanya bus ini hanya akan berhenti lagi jika sudah sampai dihalte dekat sekolah, Jadi apa yang membuatnya berhenti disini ya?
"selamat pagi semua!! Wahh, hari yang indah bisa melihat wajah segar kalian! " sapa seorang gadis kala memasuki bus tersebut, seisi bus langsung tersenyum hangat dan sedikit berbincang dengan sang gadis. Namun disisi lain, Rin menatap ngeri gadis yang berada didekat paman supir. Kini dirinya ingat, bahwa sebenernya dia memutuskan untuk tidak naik bus ini lagi
"wahh...! Ada rin-kun!! Hallo, selamat pagi Rin. Apa hari ini kau bahagia? " sapa (name) lalu berjalan untuk duduk dibangku kosong disamping Rin, Rin saat ini berusaha untuk menghindari berbagai macam interaksi dengan (name), dia mulai tidak menyukai keberadaan (name) dari kejadian terakhir kali
"yahh... Rin masih enggan berbincang denganku ya? Apa Rin hari ini tidak bahagia... Hmm, aku punya sesuatu nih! " (Name) mulai merogoh tas hitam yang dibawanya untuk mengambil sesuatu, kegiatannya itu sedikit menarik perhatian Rin dan tanpa sadar dirinya melirik kearah tas yang dirogoh oleh (name) saat ini
"Tada!!! Ini untukmu, semua orang akan senang kalau diberi coklat kan? " (name) dengan wajah senangnya menyodorkan sebuah coklat kemasan bermerek dairymilk kepada Rin, "jangan makan ini dipagi hari, ini bisa merusak gigimu " Rin selain menerima coklat pemberian (name), dia juga mengambil coklat yang baru saja akan (name) makan
"hee? Kau suka coklat? Baiklah... Baiklah... Tapi tidak baik mengambil coklat orang tahu? Aku kan sudah memberimu satu! " sahut (name) kesal
"Bukan itu! Aku memperingati mu buat tidak makan coklat dipagi hari, gigimu bisa rusak! " sahut rin dengan nada yang kesal pula
"ahh yang benar saja, jangan mengelak dong! Aku tahu kau mau mengambil coklatku! "
"terserah saja deh! Nih ambil... " rin yang kesal mengembalikan coklat milik (name) kembali padanya lalu tanpa sadar dia memasukkan coklat yang (name) berikan kedalam tas makan siangnya
➺✧ ┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅
Seusai mata pelajaran jam ke-3 selesai, (name) sudah begitu banyak dikerumuni oleh siswa siswi lain seperti kemarin. Namun hal tersebut tak berselang lama karena, Michael Kaiser— siswa pindahan lainnya mengajak (name) agar berbincang berdua bersamanya
"apa kau keberatan, (name)? " kaiser yang tiba tiba mendatangi (name) membuat seisi kelas hening lalu terdengar sedikit bisik bisik tetangga yang entah bagaimana tetap terdengar jelas ditelinga (name), "tentu... Kita mau kemana? " jawab (name) dan berjalan berdampingan dengan kaiser keluar kelas
"hanya berjalan jalan sekitar sekolah, kau belum terlalu mengenal sekolah ini kan? " ucap kaiser tersenyum kearah (name) membuat perasaan familiar (name) kembali datang
"Michael Kaiser ya? Apa kita pernah bertemu sebelumnya? " pertanyaan tiba tiba (name) tak langsung dijawab oleh kaiser, malahan kaiser melirik (name) dari sudut matanya sembari tersenyum. "Apa wajahku ini terlalu pasaran (name)? Kita kan baru bertemu, hahaha " sahut kaiser setelah cukup lama dia melirik (name) tanpa menjawab
"aah... Maafkan aku, kaiser. Aku tidak bermaksud seperti itu kok, hanya saja aku merasa pernah melihatmu disuatu tempat saat aku belum lama sampai disini " setelahnya (name) dan kaiser jadi lebih banyak berbincang dengan topik random yang datang terus menerus, sampai saat dimana kaiser dan (name) berjalan melewati sebuah taman bunga kaiser tiba tiba terpikirkan sebuah pertanyaan lain, "kau suka es krim, (name)? "
"tentu saja, es krim macha choco adalah rasa paling enak dari banyak rasa enak lainnya...! " seru (name) sembari meregangkan kedua lengannya
"kau mau? Aku tahu tempat menjual es krim yang enak didalam sekolah "
➺✧ ┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅
Usai membeli es krim, kaiser dan (name) kembali menjutkan tour kecilnya berkeliling sekolah, sembari memakan es krim tentunya. "Jarang sekali ada anak baru seperti mu kaiser, sudah berapa lama kau disini? "
"hmm... Kurang lebih satu bulan? Kau merasa aneh karena aku mengetahui seluruh tempat disini kan? "
"Hahahaha, tepat sekali. Sekolah ini begitu luas untuk dikenali dan dijelajahi selama satu bulan bukan? Apalagi jalannya cukup rumit, apa kau semacam anak yang suka menjelajah? "
"tidak juga, tapi sekolah ini menarik perhatianku sampai sampai aku ingin terus berjalan mengitarinya. Ya maksudku terus menjelajahi nya "
Ditengah perbincangan mereka, kaiser dan (name) tidak sengaja melihat salah seorang murid tengah berkelahi disebuah tempat yang cukup jarang dilewati oleh siswa. "Ohh, astaga... " gumam (name) lirih membuat kaiser menoleh, dan tanpa terpikirkan oleh kaiser. (name) tampak begitu marah melihatnya, urat urat mulai terlihat dibagian leher, tangan, bahkan kening (name)
"(name)... " panggilan lirih kaiser tak diindahkan sama sekali oleh (name) setelah melempar es krim yang tanpa sadar dia hancurkan itu, (name) berjalan cepat kearah mereka dan memukul salah satu orang yang tampaknya mengeroyok satu siswa tersebut
Tinjuan, tendangan bahkan kuncian (name) berikan pada setiap siswa disana. Total ada dua anak yang tergeletak sembari memegangi kepala mereka, dan satu siswa dikunci oleh tangan (name) dan juga satu siswa lainnya pingsan ditangan kiri (name). Rin yang dikeroyok serta kaiser yang menjadi penonton dibuat tidak bisa berkutik setelah melihat apa yang dilakukan oleh (name) barusan
"ohh... Maaf yaa, aku begitu sensitif tentang pembullyan dan pengeroyokan antar teman sekolah. Apa bisa aku minta tolong untuk panggilan guru? " ucap (name) sembari berusaha tersenyum dihadapan keduanya, namun sia sia. Senyuman yang bertujuan untuk mencairkan suasana malah membuat keduanya semakin ngeri, "biar... Aku telfon... " ucap kaiser lalu berjalan menjauh guna menelfon salah satu guru
Disisi lain, Rin hendak berjalan untuk memungut serpihan serpihan uang yang telah disobek sobek oleh para preman tadi. Namun sakit dilutunya membuat Rin jadi berhenti dalam posisi berjongkok, 'ugh... Sial, ini pasti luka dalam akibat tendangan tadi ' pikirnya
"sini aku bantu " ucap (name) menawari bantuan namun langsung ditolak oleh Rin, "tidak perlu, kau urusi saja yang lain. Ini sudah bukan urusanmu lagi "
(name) sama sekali tidak mengindahkan apa yang baru saja Rin katakan dan tetap membantunya memungut serpihan lembaran uang yang tersobek sobek, "biar ini kita jadikan bukti, bedebah bedebah itu harus ganti rugi akan hal ini " (name) jadi kembali tersulut emosi kala mengingat kejadian buruk dihidupnya saat membantu Rin, hal itu membuat urat uratnya kembali terlihat dan juga membuat Rin bungkam
KAMU SEDANG MEMBACA
What Will You Choose? (Itoshi Rin & Michael Kaiser)
Fanfiction{ Itoshi Rin × readers × Michael Kaiser } Siapa sangka bahwa kisah percintaan SMA bisa jadi serumit ini? (name) tidak pernah berpikir bisa berada ditengah tengah pilihan yang membuatnya sulit, antara anak yang menarik perhatiannya dan sang bintang ...