【 New member 】

538 37 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana (name) yang merupakan siswi pindahan mulai bersekolah disekolah barunya, saat ini dia sudah ada disebuah ruang guru yang merupakan wali kelasnya dan tengah menunggu sang ketua kelas untuk datang menjemput. Setelah sedikit lama menunggu, seorang siswa lelaki bersurai ungu memasuki ruangan tersebut

"pagi pak, apa ada sesuatu yang salah?," tanya siswa tersebut, siswa itu sedikit melirik kearah (name) kala memasuki ruangan tersebut. "Oh tidak, Reo. Saya hanya mau meminta tolong padamu untuk mengantarnya kekelas dan perkenalkan dia kepada yang lainnya, bapak masih memiliki banyak pekerjaan disini dan agak agaknya tidak mungkin bapak tinggalkan. Bisa kau melakukannya, Reo?,"

"Tentu, dengan senang hati pak," jawab Reo dengan sedikit membungkuk menyetujui permintaan sang wali kelas

Seusai pembicaraan Reo dan sang guru selesai, Reo membawa (name) berjalan menuju kelas sembari memberitahu beberapa ruangan yang mereka lewati. "Kita belum berkenalan dengan benar, namaku (name) Kazegawa," ucap (name) seusai Reo mengatakan dimana arah menuju toilet wanita, "ohh... Namaku Reo mikage, dimana kau pindah (name)? Maksudku, kau kesini tinggal dimana?,"

"disalah satu gedung apartemen tak jauh dari sini, dan kau sendiri Reo?," percakapan keduanya cukup mengasikkan sampai sampai keduanya tidak sadar kalau sudah hampir memasuki kelas, sesaat sebelum Reo sadar. Hampir seluruh pandangan siswa kelasnya mengarah padanya

"oh, maaf aku lupa hahaha. Selamat pagi teman teman, maaf mengganggu waktu kosong kalian. Izinkan aku untuk memperkenalkan siswi baru dikelas kita...,"

"selamat pagi semuanya, namaku adalah (full name) kalian bisa memanggilku (name), aku merupakan siswi pindahan dari SMA Vaildish di Amerika. Salam kenal...," perkenalan (name) disambut dengan hangat disana, ditengah sorak Soraya siswa yang hendak berkenalan. Matanya tertuju pada seorang siswa yang tampak tidak sedikitpun menganggap (name) ada

"Reo, dia siapa?," tanya (name) dan sedikit menunjuk kepada anak yang dimaksudnya, "ohh dia Itoshi Rin, dia memang selalu seperti itu. Kalau dirasa tidak penting di tidak akan menggubris sekitarnya," (name) mengangguk angguk kala mendengar penjelasan yang Reo berikan, 'anak yang dingin ya? Menarik... '

"bolehkah aku duduk bersamanya, Reo? " Reo tampak berpikir untuk itu, tidak masalah menurutnya hanya saja dia takut bahwa keesokan harinya itu akan menjadi sebuah masalah. "Tidak masalah (name), cuma... Sepertinya kau hanya bisa duduk disampingnya hari ini saja,"

"kenapa begitu?," tanya (name) sedikit berbisik

"Sebab, ada anak yang duduk disampingnya dan saat ini tidak berangkat sekolah " (name) ber-oh ria mendengarnya lalu dirinya tersenyum lebar kearah Reo, "jadi itu artinya aku boleh duduk disana kan?,"

Mendapat senyuman yang meminta persetujuan itu membuat Reo tersenyum miring sembari mengangguk kecil, (name) dengan perasaan senang berjalan menuju bangku kosong disamping Rin yang sedang sibuk membaca buku novel

"Hallo, maaf ya bangku kosong mu aku pinjam hari ini. Apa itu tidak masalah?," pertanyaan (name) tidak diindahkan oleh Rin sendiri dan membuat (name) mendengus kecewa akan hal tersebut, "dingin sekali...," ujarnya lalu duduk disamping Rin

Tidak lama kemudian siswa siswi dikelas mulai mengerumuninya guna menyapa dan berbincang bincang, "tidak disangka ya, kelas kita kedatangan dua murid pindahan dari luar negeri," ucap salah seorang siswi membuat (name) tertarik

"benarkah? Ada siswa pindahan selain aku disini?," siswi yang diberikan pertanyaan oleh (name) mengangguk lalu menggeser kan sedikit tubuhnya agar (name) bisa melihat kearah mana dia menunjuk

"dia itu anak pindahan dari Jerman, namanya Kaiser De Michael, salah satu keluarga konglomerat!," mata (name) cukup lama memperhatikan gerak gerik wajah kaiser sampai pada akhirnya kaiser menyadari bahwa dirinya tengah dipandang lekat oleh (name), saat dirinya ketahuan pun (name) tak langsung memalingkan wajahnya dan malah tersenyum serta melambai membuat kaiser juga tersenyum dan melambai

'hmm, wajahnya familiar. Apa aku pernah bertemu dengannya disuatu tempat? '

➺✧ ┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

Kini adalah waktu kepulangan siswa siswi diseluruh penjuru Jepang, bahkan saat jam pulang pun masih banyak siswa serta siswi yang mengerumuninya hanya untuk mengajaknya pulang bersama. Dan seharian penuh ini Rin merasakan tekanan yang sangat tidak mengenakan, mulai dari kerumunan disekitarnya, (name) yang bersikeras berbincang dengannya, bahkan sampai beberapa guru tiba tiba jadi mencarinya untuk meminta bantuan

Energi sosial Rin jadi lebih cepat terkuras hari ini, 'ukh... Aku mau cepat cepat pulang ' batinnya lelah, namun saat dirinya belum jauh keluar dari kelas. (Name) kembali menghampirinya, "Rin ayo pulang bersama!," kedatangan tiba tiba (name) membuat Rin mengernyitkan dahinya sedikit kesal, "tidak terimakasih, aku hanya mau pulang sendirian dan tanpa gangguan hari ini," ucapnya dan mempercepat langkah kakinya

"ayolah Rin... Aku janji tidak akan berisik disekitarmu!," (Name) masih berusaha keras untuk mengakrabkan diri dengan Rin yang entah mengapa terus menerus menghindarinya, itu adalah hal yang jarang dia temui seumur hidupnya. Karena dimana pun dia berada, (name) tidak pernah harus berusaha sekeras ini untuk dekat dengan seseorang

"yaa Rin...!," ucapan ucapan berantai (name) langsung terhenti kala melihat wajah masam Rin yang menatapnya tajam, "aku sungguh tidak mengerti kenapa kau harus bersusah payah mendekatiku seperti ini, tapi tidak bisakah kau melakukan hal ini pada orang lain? Aku bahkan tidak merasakan kecocokan baik jasmani maupun rohani, jadi berhentilah menggangguku (name)," ucapan Rin membuat (name) terdiam akibat terkejut, Rin yang telah berjalan cukup jauh meninggalkan (name) jadi sedikit merasa tidak enak karena mengatakan perkataan yang buruk pada wanita, namun saat dirinya menyesal (name) kembali menghampirinya

"kau unik Rin, kau orang pertama dijepang yang terus saja menolakku. Kenapa kau terus menolakku, Rin? Apa karena aku tidak menarik buatmu?," dan saat ini Rin tengah menyesali perasaannya barusan, kenapa dia harus merasa bersalah? Sebaiknya dia mengatakan perkataan yang lebih pedas pada (name)

"karena kau berisik, aku benci kebisingan begitu pula keramaian. Mereka membuat ku lelah lebih cepat," ujar Rin ketus lalu berjalan cepat agar keluar dari gerbang sekolah lebih cepat, namun diluar ekspektasinya. (Name) terus saja mengikutinya bahkan sampai saat dirinya berhenti disebuah halte dimana biasanya dia pulang

"argh... Ayolah, berhenti mengikutiku (name)! Pulanglah sendiri!," pekikan Rin lagi lagi membuat (name) tersentak dan diam memandangi Rin, dan lagi lagi perasaan bersalah mendatanginya. "Eemm... Kau kan bisa pergi menuju halte lainnya, jangan mengikutiku...," lanjut Rin dengan nada yang lebih rendah dan lembut membuat (name) kembali tersenyum

"aku tidak mengikutimu kok, aku memang pulang dirute bus ini. Kau juga Rin?," pertanyaan (name) tidak Rin hiraukan lantaran dirinya sedikit malu karena salah mengira jika (name) mengikutinya, dan akhirnya dia membiarkan (name) untuk benar benar menjadi ekornya saat ini

Bahkan selama sepuluh menit perjalanan, Rin masih enggan untuk merespon semua ucapan (name) yang terkesan berbicara sendiri itu. Sampai akhirnya bus berhenti ditempat pemberhentian (name), "bye Rin... Sampai bertemu besok, kita berangkat bersama ya!!," ucapan perpisahan (name) hampir saja tidak ingin Rin gubris lagi, namun saat seluruh mata tertuju pada Rin dengan tatapan kesal, akhirnya Rin mengangguk angguk sembari melambaikan tangannya dengan lemah

'ukhh... Sungguh deh, aku jadi mau pindah ' batinnya tertekan, padahal Rin baru saja tiga hari lepas dari masalah yang membebaninya. Dan malah saat ini beban lain baru saja memasuki kehidupannya, 'aku berharap ini tidak lama '

What Will You Choose? (Itoshi Rin & Michael Kaiser)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang