【 Percobaan kedua 】

177 20 0
                                    

Sepulangnya (name) dari sekolah, (name) masih saja terus enggan untuk berjauhan dari Rin. Bahkan sampai keduanya tiba di bus sekalipun, "tidak bisakah kau menjauh dariku? " tanya Rin kala dirinya mulai merasa tidak nyaman dengan (name) yang terus melihatnya dengan terang terangan

"tidak " jawab (name) blak blak-an dengan menaikkan sebelah alisnya dengan raut wajah yang serius, Rin menghela nafasnya karena merasa cukup tertekan akibat situasi keduanya, 'kenapa auranya jadi berbeda begitu? ' batin rin lelah

"dan lagi kenapa kau tidak melawannya? Padahal kalau kau memanfaatkan tubuhmu dengan benar, menendang keempatnya dengan satu kaki pun kau bisa. Apa alasan mu membiarkan dirimu diganggu mereka tadi? " tanya (name) tiba tiba sesaat setelah (name) menjawab tidak pada pertanyaan rin
Rin yang merasa situasi keduanya jadi semakin tidak penting membalikkan tubuhnya lebih mengarah ke jendela disamping kirinya enggan untuk melihat wajah (name), "itu bukan urusanmu " jawab Rin ketus

Saat (name) ingin menanyakan lebih lanjut, bus sudah berhenti dimana seharusnya (name) turun. Hal tersebut membuat (name) menghela nafasnya kasar, "yaudah lah, jaga dirimu baik baik ya Rin... " pamit (name) lalu berjalan keluar dari bus, sesaat sebelum keluar dari bus Rin melihat (name) yang tersenyum ramah pada sang supir membuat perasaan aneh muncul dibenaknya, 'padahal tadi mukanya sangat serius dan mengerikan, kenapa saat tersenyum auranya jadi begitu berbeda? ' batinnya bertanya tanya

Rin masih tidak mau berpindah dari posisi sebelumnya, namun sebuah benda diatas tasnya membuat dirinya terpaksa sedikit menegakkan tubuh untuk melihat pemiliknya dari jendela sebrang. Disana (name) tengah melambaikan tangan dengan tersenyum kearah Rin yang menunjukkan ekspresi wajah kesal

'lucunya... ' batin (name) kala melihat Rin yang masih melihatnya bahkan saat bus sudah berjalan cukup jauh

Dengan perasaan yang senang (name) berbalik untuk berjalan menuju gedung apartemen yang ditempatinya, namun saat dirinya baru berjalan beberapa langkah. Sebuah mobil hitam berhenti disampingnya membuat (name) langsung memasang wajah datarnya, "masuk (name) " ujar seorang wanita dari kursi pengemudi yang membuat wajah sangar (name) langsung berubah menjadi wajah bocah linglung

"ehh? Ibu... Kau sudah pulang rupanya... " ucap (name) sembari memasuki mobil milik sang ibu, "aku pun jadi pulang cepat gara gara kau tahu? " jawab Youri dengan nada yang kesal

"wah sungguh kah? So sweet sekali ibuku ini... " jawab (name) dengan nada meledeknya yang membuat kepalanya menerima sebuah pukulan panas dari Youri, "apanya yang so sweet?! Aku jadi penasaran apa yang anakku lakukan sampai aku mendapat sebuah pesan ini? " Youri mengatakannya sembari menunjukkan sebuah pesan dari nomor yang tidak diketahui dengan wajah menahan kesalnya

Wajah (name) masih tersenyum, namun matanya berubah jadi sayu tajam sembari membaca pesan yang ditunjukkan dari ibunya. "Aahh... Ibu pasti penasaran dan tertarik kan? Aku akan menceritakannya dirumah ya! Biar ibu bisa sekalian bersantai loh~ " ucap (name) sembari menurunkan ponsel ibunya agar sang ibu dapat berfokus untuk mengemudi

➺✧ ┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

"yang benar saja (name)?!! " pekik Youri terkejut setelah mendengar apa yang diceritakan anaknya mengenai masalah hari ini, "sungguhan deh... Lumayan kan? Aku sudah lama tidak meregangkan sendir sendiku " jawab (name) sembari berjalan menjauh dari Youri

"apanya yang lumayan?!! Jangan sampai karena kasus ini kau dipindahkan lagi (name)! Ayolah, tahan emosimu. Kau bisa membunuh mereka nanti! " ocehan kecemasan Youri sama sekali tidak digubris oleh (name), gadis itu malah masuk kekamarnya dengan senyum yang meledek ibunya

"biarkan saja... " ujarnya sesaat sebelum menutup pintu kamar dan menghindari dari sendal yang Youri lemparkan padanya, "aish anak ini... " gumam Youri geram

What Will You Choose? (Itoshi Rin & Michael Kaiser)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang