TAKEN_04

44 12 0
                                    

Jake membawa Heeseung ke salah satu rumah yang begitu megah dan mewah.

Ketika sampai di depan pagar, Heeseung hanya bisa mematung tidak percaya. Pagarnya lebar menjulang tinggi, pintu dan kaca rumahnya juga panjang dan tinggi, beberapa patung singa dari kayu dan beberapa lampu gantung berlapis emas.

"Ini rumahmu Jake?"Heeseung memastikan, rasanya ia sungguh tidak percaya jika Jake selama ini tinggal di rumah yang begitu mewah, padahal anak itu rela bekerja serabutan.

Jake mengangguk, tak lama setelah itu muncul pria botak bertubuh kekar di balik pagar rumahnya, Heeseung sempat kaget namun pria itu semakin mendekati pagar dan ternyata hendak membuka pagar tersebut agar motor Jake bisa dibawa masuk.

Setelah memastikan kanan kirinya sepenuhnya aman, Jake merangkul sahabatnya,

"Paman, bawa masuk motorku."

Zeeuuss!!

Kurang dari dua detik Heeseung sudah berdiri di dalam pagar, Jake membawanya melompat dari atas.

Lima detik Heeseung menjadi orang gagap, ia jelas syok.. sontak memeriksa apakah tubuhnya masih utuh atau tidak, pasalnya ketika dia menoleh, ujung pagar menjulang rumah Jake berbentuk ujung tombak.

"Jake?"ia sampai melotot terkejut.

"Tenang saja kau aman, menghemat waktu, ikuti aku"

Jake melesat cepat dan kurang dari dua detik ia sudah berdiri tegak di depan pintu rumahnya.

"Jake!"

"Lari saja!!"teriak Jake.

Heeseung benar-benar berlari menyusul Jake, hingga tubuhnya yang terlewat tinggi itu berhenti tepat disamping Jake.

"Sebenarnya larimu sudah cepat, tapi kau belum sadar,"ujar Jake seraya menepuk bahu Heeseung sekilas.

"Aku sudah tau."

***

"Perkenalkan, dia pamanku, paman James,"

"Selamat bergabung, Jake telah cerita banyak tentangmu padaku"

Pria paruh baya itu tersenyum pada Heeseung, senyumannya membuat pemuda itu sedikit merasa merinding.

"Terima kasih Pa--paman,"ucap Heeseung sedikit membungkuk.

"Duduklah, tidak pantas kita berbicara saat saya duduk dan kalian berdiri seperti ini,"perintah James masih tersenyum.

Jake menepuk lengan Heeseung, memberi kode temannya itu untuk segera duduk, selepas keduanya terduduk, James tampak berdeham.

"Jake itu, saya sudah mengasuhnya sejak empat tahun yang lalu, ketika dia masih berumur empat belas tahun, orangtuanya musnah setelah sebuah tragedi, saya menganggapnya seperti anak sendiri karena hubungan saya dengan orangtuanya juga sangat baik, selain itu Jake adalah satu-satunya teman dekat putra saya."tutur James.

Heeseung menggangguk mengerti, kakinya merinding hebat. Netranya kini menatap Jake penuh tanya, seolah dia bertanya benarkah Jake sudah menjadi vampire sejak berusia empat belas tahun?

"Biar Jake yang memberimu materi, dia tau banyak, sejak dia kecil dia sudah diajari orangtuanya untuk mengendalikan semuanya,"ujar James.

Heeseung terkejut, kini dia benar benar menatap tidak percaya kearah Jake.

"Aku berbohong padamu Hee, aku tidak pernah jadi manusia biasa, sejak lahir.. aku sudah ditakdirkan seperti ini,"bisik Jake pelan.

Degg!!

Pernyataan Jake yang barusan benar-benar menamparnya telak, tampak Heeseung tersungut kesal, namun pemuda itu berusaha sebisa mungkin untuk menahan kekecewaannya.

"Maaf Hee,"bisik Jake sedikit membujuk Heeseung dengan meraih tangannya namun ditepis oleh Heeseung.

Bermenit-menit lamanya Heeseung menunda kekesalannya, maka setelah pembicaraan dengan James selesai, pemuda itu mulai melangkah keluar.

Langkahnya terhenti ketika Jake tiba-tiba muncul di hadapannya menjadi penghalang, tepat ketika dirinya tiba di halaman.

"Kau mau kemana?"tanya Jake.

"Bukan urusanmu."ketus Heeseung

"Kau marah padaku?"Jake memastikan.

"KAU BERBOHONG JAKE! KAU MENIPUKU!!"sentak Heeseung.

"Iya aku tau aku bohong padamu, tapi kupikir kau akan mengerti posisiku"

"TAPI APA BISA AKU KELAK MENIKAH DENGAN MANUSIA??!!"teriak Heeseung kembali, tepat di depan wajah Jake yang menyebalkan.

"BISA!!"balas Jake balik berteriak.

"ANAKKU NANTI TIDAK JADI MANUSIA SEUTUHNYA KAN?!!"

Jake bungkam, antara terkejut dan tidak menyangka. Pertanyaan itu bahkan membuatnya terpaku di tempat.

"Buktinya kau terlahir jadi vampire sejak lahir, itu artinya, keturunan vampire akan tetap jadi vampire,"kata Heeseung dengan pandangannya yang tak henti-hentinya menatap Jake, netranya menggambarkan kekecewaan yang teramat besar.

"Karena kedua orangtuaku vampire, lucu jika anaknya terlahir jadi manusia."kekeh Jake miris.

"Kalau di masa depan kau ingin menikah dengan manusia, kau harus siap menjaganya sepenuh hati, bukan tidak mungkin kau membahayakan istrimu, sebelum anakmu lahir, kau pasti berubah pikiran, kau akan memperlakukannya sama seperti kelakuanmu dulu pada ibumu,"ucap Jake dengan kekehan diakhir kalimatnya.

"Apa maksudmu?!"tekan Heeseung dengan gigi yang menggertak dan juga tangannya yang mengepal.

"Kau akan tetap tinggal disini kan? Diluar tidak aman, akan kutunjukkan kamarmu nanti"ujar Jake seraya menepuk bahu Heeseung untuk sekilas sebelum melesat hilang masuk ke dalam rumah.

Sementara di halaman, Heeseung masih menggertakkan giginya kesal, setelah itu alisnya tertekuk, menyadari ada keganjalan.

Kemarin, kalau tidak salah sewaktu ia hendak membawa mendiang ibunya ke rumah sakit, sadar tak sadar Heeseung sempat mendengar bisikan Jake diawal kalimatnya.

Kalau kau masih keras kepala, aku bisa membuatmu sama seperti ibumu..

Tangan Heeseung mulai mengepal keras, giginya menggertak, rahang nya mulai mengeras.

Ucapan Jake kemarin adalah...

Ancaman untuknya.







Aloo aku balik, padahal ini cuma cerpen tapi aku hampir lupa^^hehee..

Votment★ terima kasiih..

TAKEN || Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang