2.5 Terbunuhnya Titan Eksperimen

436 64 2
                                    

"Ohayou !" Sapa Veara kepada para rekan yang ada disana.

"Ohayou gozaimasu Xylveara-chan" sapa Oluo dengan nada yang tidak biasa.

"Ada apa dengan gaya bicaramu itu Oluo- san? tiba-tiba kau memanggil nama ku dengan sok keren begitu" bingung Veara.

Petra muncul dari belakang Oluo, segera memukul pria itu, Oluo yang di pukul meringis kesakitan, tak menyangka gadis dengan tubuh mungil seperti Petra bisa memukul sesakit ini.

"Tidak usah di hiraukan, Veara- chan. Dia memang tidak normal" ujar Petra kepada  Veara.

Veara mendengarnya hanya tertawa sembari berucap "Oluo-san kan memang tidak pernah normal".

Sontak ucapannya membuat Oluo terpancing emosi, setiap kata-kata yang keluar dari mulut Veara memang selalu membuatnya emosi, menurutnya.

"Kusogakki, kau minta ku hajar hah!?"

"Maa.. ma.. pagi ini sangat cerah, aku tidak mau menghabiskan waktu bertengkar dengan orang gila" sahut nya santai sambil berjalan menuju ruangan tempat mereka rapat dadakan semalam.

"Teme"

"Sudahlah Oluo, kau itu kekanakan sekali terkadang, pantas saja Veara bisa dengan mudah menjahili mu" potong Petra segera mendorong Oluo, gadis dengan surai sebahu itu tak mau kapten mereka marah di pagi-pagi begini hanya karna Oluo dan Veara membuat keributan.

"Jangan lupa di kandangi ya, Petra- san. Jika tidak nanti dia akan mulai menyerang orang-orang! HAHAHAHA"

"Kusogakki! Dasar gadis tengik, akan ku adukan kau kepada Komandan Erwin!" Sebal Oluo yang ancang-ancang akan melepas sepatunya untuk di lempar kepada Veara yang kabur.

Petra hanya tertawa pelan melihat interaksi mereka berdua, benar-benar tidak bisa di letakan dalam satu ruangan.

Petra mulai menarik kerah belakang Oluo, menyeret pria itu untuk pergi dari tempat itu, "sudah, ayo kita pergi".

Kembali ke Veara, gadis itu kini berada di depan pintu ruangan tempat para anggota berkumpul semalam, dirinya tau bahwasanya Eren dan Hange pasti masih ada di dalam.

"OHAYOU GOZAIMASU!!" Sapa gadis itu dengan keras setelah membuka pintu.

Eren dan Hange mengalihkan perhatian mereka ke arah Veara.

"Ohayou.."

"OHAYOU VEARA!"

Veara melihat wajah Eren, benar-benar kelelahan..

"Hange-san, apa yang kau lakukan kepada Eren?" Tanya Veara dengan raut wajah terkejut.

Dia tak menyangka bahwa aslinya wajah Eren benar-benar kacau seperti ini, seperti tak ada semangat untuk hidup.

"Jahat sekali kau Hange-san, tidak membiarkan anak itu istirahat.." raut wajah Veara dibuat seperti kecewa.

"T—tidak begitu, Eren sendiri yang ingin mendengar nya, dia yang ingin tau lebih jauh, benar kan Eren?" Tanya Hange panik saat menyadari raut kelelahan di wajah Eren.

Eren hanya mengangguk lemas tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kapten Kompi Hange! Tubuh Titan untuk eksperimen.. dua-dua nya telah mati terbunuh" Lapor seorang prajurit yang panik kepada Hange.

Hange yang mendengar itu terkejut dan langsung segera beranjak dari tempat duduknya, wanita itu buru buru lari keluar.

"Eren, ayo!" Ajak Veara.

"Eh? Ah hai' "

Mereka menggunakan kuda untuk pergi ke markas tempat Hange menyimpan dua Titan yang digunakan untuk eksperimen tersebut.

Hange berteriak histeris saat dirinya benar-benar hanya menemukan sisa tulang-belulang milik kedua titan yang ditangkapnya itu, tulang itu masih mengeluarkan asap, nampaknya belum lama terbunuh.

Para prajurit Pasukan pun berkumpul disana karna mendengar kabar tentang terbunuhnya bahan eksperimen.

"Sony, Bean!" Teriak Hange frustasi memegang kepalanya.

"Bohong. Katakan padaku kalau ini bohong!" Hange berlutut, tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.

Veara dan Eren melihat hal itu dari kejauhan sembari menggunakan tudung jubah mereka.

Hange masih berteriak histeris dihadapan tulang-belulang milik kedua Titan tangkapannya itu, seperti nya wanita itu amat-sangat frustasi.

"Lihat, Kapten Kompi Hange sudah gila" ucap Oluo kelewat santai.

Petra yang mendengar hal itu tak tinggal diam dan langsung menyikut perut Oluo yang berada di sampingnya.

"Ini sebenarnya.."

"Ikuzo, selanjutnya adalah tugas Resimen Polisi Militer" ujar Levi.

"H—hai' / hai' " sahut Eren dan Veara.

Namun mereka berdua tak segera beranjak, mereka masih memperhatikan Hange yang dirundung frustasi di depan sana.

"Apa yang bisa kau lihat?" Erwin datang dengan tiba-tiba dan mendekat ke arah mereka, atau lebih tepatnya ke arah Eren.

Erwin menyentuh pundak Eren sembari terus berujar.

"Menurutmu siapa musuh itu?" Pertanyaan Erwin membuat Eren agak terkejut mendengarnya.

"Maaf, menanyakan hal aneh padamu" ujar Erwin, pria itu segera melepaskan pegangannya pada pundak Eren, mengusap kepala Veara sebelum akhirnya beranjak pergi dari sana.

Eren yang masih kebingungan menoleh ke belakang, ke arah Erwin pergi, dirinya terdiam. Mencerna semua kata-kata Erwin.

"Kakakmu.."

"Ya. Kau tau artinya, aku sangat yakin bahwa kau benar-benar paham artinya" sahut Veara kepada Eren.

Gadis itu merangkul pundak Eren yang masih terkejut akan pertanyaan tiba-tiba dari Erwin.

"Ikuzo!"

Hidden Fact

— Tidak semua pemilik Titan Shifter dapat berkomunikasi dengan menggunakan telepati, Moon Titan hanya bisa berkomunikasi lewat telepati dengan Founding Titan dan Attack Titan saja.

— Veara pernah tak bisa mengendalikan Titannya saat masih berada di pulau nya dan hampir menyebabkan banyak kerusakan.

— Jika Titan Shifter lainnya bisa di wariskan dengan cara memakan pemilik Titan sebelumnya, itu tidak berlaku untuk Moon Titan, Moon Titan tidak bisa diwariskan kepada siapapun kecuali keinginan pemilik Titan tersebut yang ingin mewariskannya, diwariskan bukan dengan cara memakannya tapi dengan energi sihir bawaan yang dimiliki Moon Titan.

— Veara bertemu sekali dengan Ymir Fritz, namun gadis itu menganggap itu hanya halusinasinya semata.

Attack On Titan [ AOT X OC ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang